Kenali Penyebab Kejang Demam pada Anak

13 Mei 2018 21:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak demam  (Foto:  Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak demam (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Anak Anda tiba-tiba mengalami kenaikan suhu tubuh hingga mencapai 38 derajat celsius atau lebih. Anda pun semakin panik karena ternyata ia demam dan diikuti oleh kejang. Ya Moms, anak Anda tampaknya sedang mengalami kejang demam.
ADVERTISEMENT
Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh yang disebabkan proses di luar otak. Biasanya, kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun.
Ciri khas kejang demam adalah demamnya mendahului kejang. Pada saat kejang anak masih demam dan setelah kejang anak langsung sadar kembali.
Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kejang demam biasanya ditandai dengan mata mendelik, kaku-kelojotan, hingga lidah yang tergigit dengan kondisi tidak sadar, serta tidak merespons jika dipanggil atau diberi perintah.
Kejang demam seringkali terjadi secara mendadak. Durasinya sekitar 5 menit dan tidak berulang lebih dari sekali dalam 24 jam.
Ilustrasi anak demam. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak demam. (Foto: Thinkstock)
Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan kejang demam pada anak?
ADVERTISEMENT
Kejang demam bisa terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, contohnya seperti infeksi saluran napas atas.
Hingga kini belum diketahui secara pasti mengapa kejang demam bisa terjadi pada satu anak dan tidak terjadi pada anak lainnya. Namun kemungkinan besar, kejang demam bisa terjadi akibat faktor genetik.
Setiap anak yang mengalami kejang demam pun memiliki suhu ambang kejang yang berbeda. Ada yang 38 derajat celsius dan ada pula yang bahkan mencapai 40 derajat celsius.
Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir Moms. Mitos jika kejang demam bisa mengakibatkan anak bodoh atau menderita epilepsi di kemudian hari adalah tidak benar.
bKejang demam tidak berpengaruh pada perkembangan atau kecerdasan anak. Kejang demam bisa hilang dengan sendirinya setelah anak berusia 6 tahun. Si kecil pun dapat tumbuh secara normal seperti anak pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Angka terjadinya epilepsi pada anak yang pernah mengalami kejang demam juga hanya berkisar 5 persen. Maka dari itu, anak kejang demam tidak memerlukan pemeriksaan seperti rekam otak atau elektroensefalogi (EEG) atau CT scan.