news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Balita Suka Memukul?

24 Februari 2019 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Balita Foto: PIxabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Balita Foto: PIxabay
ADVERTISEMENT
Baik saat sedang marah, mencari perhatian, atau bahkan saat sedang bermain dengan teman-temannya, Anda mungkin pernah melihat anak balita Anda melakukan hal-hal yang menyakiti orang lain seperti memukul atau melempar benda hingga akhirnya mengenai orang lain. Meskipun perilaku tersebut termasuk perilaku menyakiti, Anda tidak perlu menganggap kalau balita yang memukul orang lain adalah seorang anak nakal.
ADVERTISEMENT
Memukul adalah bagian dari proses anak untuk nelajar, termasuk belajar mengendalikan emosinya, sehingga Anda tidak perlu khawatir pada perilaku tersebut. Yang Anda perlu lakukan adalah menjelaskan padanya kalau memukul dan menggigit dapat menyakiti ornag lain sehingga ia tidak boleh melakukan hal tersebut. Sebagai orang tua, Anda harus memahami alasan kenapa balita suka memukul:
1. Keterbatasan kemampuan
Ilustrasi Anak Foto: Thinkstock
Meskipun anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan atau bahkan berbicara, kemampuan untuk mengendalikan emosi pada anak di usia balita masih sangat terbatas. Karena itu pada saat mereka merasa marah, lelah, ataupun saat sedang lapar, mereka akan mulai memukul atau melempar barang untuk mencari perhatian.
2. Rasa penasaran
Ilustrasi anak usia 4 - 6 tahun Foto: Pexels
Balita tentu masih memiliki rasa penasaran yang tinggi. Mereka ingin tahu apa yang terjadi saat mereka memukul orang lain atau bagaimana rasanya saat memukul. Rasa penasaran mereka mungkin belum terpuaskan hanya dengan memukul orang sekali sehingga mereka akan melakukannya berkali-kali sampai akhirnya anak memahami apa yang akan terjadi bila ia memukul orang lain.
ADVERTISEMENT
3. Dianggap menyenangkan
Ilustrasi anak balita Foto: Shutterstock
Sebagian balita bisa memukul atau bahkan melempar barang karena dianggap sebagai sesusatu yang menyenangkan. Bahkan, mereka merasa dengan cara inilah mereka bisa mendapatkan perhatian orang di sekitarnya.
Apa yang bisa orang tua lakukan bila anak Anda memiliki kebiasaan memukul atau melakukan perilaku destruktif lainnya? Mengutip laman Kidspot, mulailah dengan memahami perasaan anak. Seperti yang diungkapkan di atas, anak belum bisa mengendalikan perasaannya dengan baik, dan memukul dijadikan alat untuk mengungkapkan perasaan marah, kecewa, atau ketakutannya.
Jelaskan pada anak Anda dengan penuh kasih sayang dan kesabaran bahwa memukul adalah perilaku tercela atau katakanlah ‘tangan bukan untuk memukul, tapi untuk membantu orang lain’. Ajarkan juga anak untuk mengungkapkan perasaannya, misalnya bila ia ingin sesuatu, maka katakanlah dan bukan demgan memukul orang lain.
ADVERTISEMENT
Yang terakhir, jangan merespons perilaku memukul anak dengan kemarahan, apalagi sampai memukul balik, Moms. Bila Anda kembali menggunakan kekerasan pada anak, ia tidak akan pernah belajar kalau memukul adalah perbuatan yang tidak terpuji.