news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kunci Mendidik Anak Percaya Diri

11 Januari 2018 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
orang tua harus membangun rasa percaya diri anak (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
orang tua harus membangun rasa percaya diri anak (Foto: thinkstock)
ADVERTISEMENT
Anak yang terampil mengungkapkan pendapatnya, percaya akan kemampuan dan potensi dirinya serta pandai bergaul dengan teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Wah, kebanyakan orang tua pasti menginginkan hal ini dimiliki anaknya.
Fokus pada kelebihan dan kekuatan anak (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Fokus pada kelebihan dan kekuatan anak (Foto: Thinstock)
Lalu, bagaimana cara agar anak Anda benar-benar bisa memiliki ini semua? Atau bila menurut Anda sudah mulai muncul, bagaimana cara meningkatkan kepercayaan dirinya?
Mehdi Toozhy, Peneliti sekaligus Penulis Keys to Success at School and Beyond dalam Secrets to Raising Independent Children yang dilaporkan Huffungtinpost menyebutkan, kunci terpenting untuk menjadikan anak percaya diri adalah dengan memberikan kepercayaan.
Toozhy yang sejak 13 tahun itu, mampu menjelajahi sendiri Iran sampai Denmark untuk keperluan pendidikan menjelaskan beberapa hal kunci yang dapat membantu anak dapat tumbuh sebagai pribadi yang percaya diri, sebagai berikut:
Ciptakan lingkungan Mandiri
Ciptakan lingkungan menyenangkan untuk anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ciptakan lingkungan menyenangkan untuk anak (Foto: Thinkstock)
Orangtua perlu memberikan kesempatan anak untuk “membantu” dirinya sendiri. Artinya, anak-anak tak masalah mengenal beragam masalah dan mencoba mengatasinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Latihlah dengan membiarkan mereka menyelesaikan tugas mereka hingga kemampuan terbaik yang bisa anak Anda lakukan.
Memang terkadang sulit dan ada saja situasi-situasi yang membuat kita sebagai orang tua tidak tega untuk tidak segera membantunya, tapi ini penting untuk melatih kemandirian dan daya juang anak.
Momjunction mengemukakan agar anak tidak biasa tergantung, orang tua cukup terlebih dahulu memberikan saran atas masalah yang dihadapi anak —bukan langsung ikut campur atau mengambil alih alias membantu berlebihan.
Berikan Apresiasi
Membimbing perilaku, pola pikir, kebiasaan anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Membimbing perilaku, pola pikir, kebiasaan anak. (Foto: Thinkstock)
Jangan sungkan untuk memuji anak jika ia melakukan hal-hal kebaikan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri. Namun ingat, orang tua tidak perlu berlebihan.
Berikan apresiasi atas apa-apa yang memang pantas anak dapatkan dan fokuskan pujian pada usaha atau kerja keras yang telah dilakukan anak, bukan hasilnya.
ADVERTISEMENT
Dorong Raih Tujuan
Ikatan yang kuat dengan anak  (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ikatan yang kuat dengan anak (Foto: Unsplash)
Setiap anak memiliki keistimewaannya masing-masing. Tak terkecuali dengan tujuan atau mimpi-mimpi yang ingin mereka raih.
Alih-alih mengekang mereka dengan beragam ketakutan dan kekhawatiran, orang tua perlu memberi dorongan mereka agar berani mewujudkan mimpinya.
Tentu saja sesuai batas kemampuan tiap anak dan juga tetap dalam pengawasan orang tua. Asalkan positif, biarkan anak berjuang untuk meraih tujuan dan mimpinya.
Kesempatan Belajar
Ilustrasi Anak Belajar  (Foto: THINKSTOCK)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Belajar (Foto: THINKSTOCK)
Seringkali, orangtua cepat kecewa atas kesalahan yang diperbuat anak lantas memberikan respon yang kurang tepat.
Langsung marah atau meminta anak menghentikan kegiatan yang sedang dilakukannya itu, misalnya.
Padahal, akan lebih baik bila orang tua berusaha memahami dulu kondisi anak atau bagaimana kesalahan tersebut dapat terjadi.
ADVERTISEMENT
Apa yang dapat diperbaiki? Bimbing anak agar paham bahwa melakukan kesalahan tidak perlu membuatnya menyerah atau frustrasi agar mereka terpacu untuk berbuat atau mencoba lebih baik lagi.
Ajarkan Tanggungjawab
Berikan aturan main dan konsekuensi pada anak (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Berikan aturan main dan konsekuensi pada anak (Foto: Thinstock)
Percaya diri dan berani bukan berarti lepas dari tanggungjawab.
Dilansir Psychology Today, inti dari membesarkan anak secara percaya diri dan mandiri jutsru mengajarkan mereka arti tanggungjawab.
Sebagai orang tua, contoh tanggungjawab kepada anak juga perlu ditunjukkan. Seperti memenuhi hak-hak anak dan kewajiban orang tua terhadap anaknya. Baik itu berupa tanggungjawab atas dukungan material hingga moral.