Kunci Sukses Mengasuh Anak

29 Juni 2018 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dan orang tua.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan orang tua. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Hari ini, bangsa Indonesia memperingati Hari Keluarga Nasional yang biasa disingkat menjadi Harganas. Harganas diperingati setiap tahun sejak tahun 1993 oleh BKKBN dengan berbagai Kementerian dan Lembaga terkait, melibatkan mitra kerja seperti Tim Pengerak PKK. Tahun 2018 ini, Harganas ke-XXV mengusung tema “Cinta Keluarga, Cinta Terencana”.
ADVERTISEMENT
Kalau sudah bicara soal keluarga, umumnya yang kita ingat pertama pasti anak-anak. Karena itu, tema Harganas tahun ini tepat sekali, Moms. Menurut Paul Gillian, seorang psikolog klinis anak dan remaja dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, untuk anak-anak cinta adalah esensi dari kesejahteraan emosional.
Dalam bukunya Raising Emotionally Healthy Children, Gillian yang kini menjabat sebagai CEO di St Patrick's Mental Health Services, Irlandia, Gillian mengatakan, "Anak-anak yang mencintai diri sendiri dan dicintai, terutama oleh orang tua mereka, memiliki perasaan sehat emosional yang lebih sehat dan ketahanan psikologis yang lebih kuat."
Buku ini juga mencakup banyak kiat praktis untuk orang tua agar dapat sukses mengasuh anak dan menciptakan keluarga yang sehat dan kuat. Berikut, kumparanMOM merangkum beberapa di antaranya yang dapat menjadi kunci sukses pengasuhan Anda.
Ilustrasi anak dan orang tua.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan orang tua. (Foto: Thinkstock)
1. Ungkapkan Cinta pada Anak
ADVERTISEMENT
Untuk membangun harga diri dan kepercayaan diri anak, sesering mungkin mengatakan dan menunjukkan pada anak betapa kita mencintainya akan memberi dampak besar. Bahkan di saat-saat sulit atau saat Anda habis berselisih pendapat dengan si kecil, misalnya.
"Mengungkapkan cinta pada anak di saat ia justru sedang merasa tidak dicintai atau tidak mencintai orangtuanya justru bisa membuat hubungan kembali baik bahkan lebih dekat dari sebelumnya," ujar Gillian.
"Seorang anak, tidak peduli berapapun usianya, akan merasa lebih baik jika mereka percaya bahwa mereka dicintai, terutama oleh orang tua mereka, dan cara termudah untuk memperkuat ini adalah dengan menceritakan dan menunjukkan kepada mereka," tambahnya.
Jadi jangan ragu ungkapkan cinta Anda pada anak, Moms. Sesuaikan saja dengan karakter anak. Ada anak yang senang bila mendengar langsung orang tuanya mengatakan sayang atau memeluk misalnya, tapi ada juga yang dengan seiring bertambahnya usia, lebih mengharapkan 'sekadar' senyum penuh kasih dari Anda.
ADVERTISEMENT
Yang penting, pastikan Anda menunjukkan dan anak mengetahuinya.
Sarapan bersama (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sarapan bersama (Foto: Thinkstock)
2. Menghabiskan waktu bersama anak
Bukan sembarang menghabiskan waktu, Gillian merekomendasikan orang tua untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama anak sesuai kebutuhan dan keinginan mereka. Eits, jangan patah semangat dulu, Moms. Tentu saja Anda sibuk dan punya begitu banyak hal untuk dikerjakan sehingga tidak mungkin rasanya mengalokasikan waktu sebanyak itu.
Kata Gillian, "Banyak orang tua yang salah menafsirkan istilah 'waktu berkualitas' dengan anak-anak mereka."
Maksudnya, orang tua seringkali langsung terjebak dalam rasa bersalah karena merasa tidak menghabiskan cukup waktu dengan anak-anak mereka. Padahal yang diperlukan adalah memanfaatkan waktu yang kita habiskan bersama mereka sehari-hari dengan sebaik-baiknya.
"Termasuk ketika Anda sarapan bersama, meminta anak untuk membantu pekerjaan rumah tangga, mengirim pesan singkat lewat ponsel pada anak ketika Anda bekerja, bahkan saat Anda minta bantuan anak untuk mencuci mobil bersama Anda."
ADVERTISEMENT
Bila anak-anak masih kecil, bukan berarti Anda juga harus melulu menghabiskan waktu di akhir pekan untuk menemani mereka ke taman bermain atau tempat wisata, Moms. Bisa saja sekadar mengajak anak ke supermarket.
"Manfaatkan waktu seperti ini mengobrol dengan anak sambil berkeliling dari satu lorong ke lorong lainnya. Minta mereka untuk membantu memilih apa yang akan dimasukkan ke troli atau tanyakan pendapat mereka.
Tanpa disadari, anak-anak akan belajar membuat keputusan untuk diri mereka sendiri dan menunjukkan bahwa Anda mempercayai pengetahuan maupun keputusan mereka. Ini sangat bagus untuk membangun kepercayaan diri mereka,” tutur Gillian.
Intinya, cobalah berikan usaha dan perhatian terbaik Anda saat bersama anak dan hadirlah menjadi orang tua yang benar-benar mereka butuhkan. Sadari dan perhatikan selalu interaksi Anda dan anak setiap hari. Kesempatan ini tidak akan datang dua kali karena anak-anak akan tumbuh besar dengan sangat cepat, hidup akan berubah dan tanpa Anda sadari mereka segera tidak membutuhkan orang tuanya lagi.
Ilustrasi ibu dan anak.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
3. Menjadi Pendengar yang Baik dan Ajak Anak Bicara
ADVERTISEMENT
Salah satu cara terbaik dan paling efektif dalam mengajari anak-anak untuk dapat berbahagia serta selalu menghargai diri mereka sendiri adalah dengan menjadi pendengar yang baik untuk anak.
Kebiasaan Anda mendegarkan apa yang disampaikan anak saat kecil akan terbawa terus hingga ia dewasa. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang terbuka dan tidak segan menceritakan apa-apa yang tengah ia rasakan, jalani dan hadapi pada Anda.
Selain itu, pastikan Anda selalu berkomunikasi dengan anak dengan tulus, jujur, dan konstruktif. Ajaklah anak bicara dengan memberikan perhatian penuh pada apa yang mereka katakan, dorong anak untuk berbagi pikiran dan perasaan mereka dan cobalah untuk memahami sepenuhnya apa yang mereka coba ekspresikan.
Anak-anak umumnya memberi respon yang lebih baik bila dipuji dan diberikan penguatan atau dukungan positif daripada kalau mereka dikritik. Tentu saja, bila ada kesulitan, masalah atau hal-hal yang ingin diubah, Anda dapat membahasnya dengan anak. Namun bagaimana cara anak membahas semua itu dengan anak menjadi sangat menentukan.
ADVERTISEMENT
Kalau Anda bilang pada anak, "Kamu ini nakal sekali!" itu artinya Anda memberi anak label. Lebih baik katakan, "Ibu kecewa karena kamu memukul adikmu dan membuatnya menangis,".
Dengan kalimat ini, anak tahu bahwa yang membuat Anda kecewa adalah perilaku atau sikapnya kepada adik. Anak juga akan paham bahwa ini adalah sesuatu yang dapat diubahnya dan tidak ada hubungannya dengan rasa sayang Anda kepadanya. Tidak mau kan Moms, anak merasa dirinya memang nakal dan Anda tidak menyayanginya?
Ilustrasi Ibu dan Balita (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu dan Balita (Foto: Thinstock)
4. Ajarkan Disiplin Positif
Beberapa orang tua mengasosiasikan disiplin dengan hukuman. Banyak orang tua yang juga yakin kalau mengancam anak atau memberi hukuman dapat membuat anak menurut atau mengubah perilakunya. Padahal, disiplin berbasis ancaman atau hukuman justru tidak akan ampuh. Alih-alih, ini akan menciptakan kesulitan dalam hubungan orang tua dan anak.
ADVERTISEMENT
Yang harus menjadi fokus orang tua adalah bagaimana anak bisa menyukai dirinya sendiri, percaya diri dan merasa bahagia. Untuk itu anak-anak perlu belajar bagaimana mematuhi peraturan dan mengendalikan perilakunya. Ini artinya termasuk bagaimana anak mendapat pelajaran bagaimana ia perlu menghormati orang lain, memberi dan menerima, dan membuat keputusan yang tepat ketika dihadapkan dengan keputusan moral dan etika.
Gillian berpesan, “Mengajarkan disiplin pada anak terutama disiplin diri, adalah kunci dalam membantu anak dapat merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Anak yang disiplin akan merasa lebih aman dan lebih percaya diri. Ajarkanlah anak tentang benar dan salah agar kelak mereka dapat berkontribusi kepada masyarakat dengan cara yang konstruktif dan membantu mereka menjadi orang yang bahagia.”
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, mengajarkan kepercayaan diri pada anak juga penting untuk membantu mereka mengembangkan kesehatan emosional dan ketahanan psikologis. Membantu mereka untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan bagaimana merasa baik tentang diri mereka sendiri juga mendorong anak untuk melihat kebaikan dalam diri orang lain.
Ingat, Moms, merasa baik tentang diri sendiri tidak berarti bahwa anak percaya bahwa mereka sempurna atau lebih baik daripada anak yang lain. Melainkan, mengajari anak kemampuan untuk mengenali dan menghargai kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dan ciri khas kepribadian, keterampilan dan kemampuan mereka yang berbeda.
Inilah kunci pengasuhan yang sesungguhnya dan yang dapat membuat anak tumbuh sehat, cerdas dan juga bahagia. Selamat Hari Keluarga Nasional, ya!
ADVERTISEMENT