Makanan Mentah Belum Tentu Sehat untuk Anak

27 Desember 2017 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Memilih makanan mentah untuk anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Memilih makanan mentah untuk anak. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Menyantap makanan mentah seperti sushi, salad, hingga makanan lokal seperti karedok, telah menjadi gaya hidup di dalam masyarakat. Makanan tersebut memberi sensasi tersendiri dan membuatnya digandrungi masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang tua.
ADVERTISEMENT
Namun, ada yang perlu diperhatikan ketika menyantap makanan mentah, terutama ketika dikonsumsi oleh anak. Konsultan gastrohepatologi anak, dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K) mengatakan bahwa asal-usul bahan baku dan jaminan keamanan amat penting dilakukan sebelum mengonsumsi kuliner makanan mentah.
"Pastikan bahwa makanan mentah yang akan disantap itu diambil dari sumber yang tidak banyak terkontaminasi oleh logam berat. Seperti yang telah disiarkan oleh sejumlah pemberitaan, bahwa laut kita sudah tercemar, sehingga hasil tangkapannya pun bisa jadi ikut tercemar," ungkapnya saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Bunga Rampai, Jakarta Pusat, beberapa waktu yang lalu.
dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K) (Foto: Winda Dwiastuti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K) (Foto: Winda Dwiastuti/kumparan)
Dokter yang akrab disapa Frieda ini melanjutkan bahwa makanan mentah memang memiliki risiko tersendiri. Orang tua sering tidak teliti terhadap sumber suatu makanan mentah, kandungan bakterinya, logam beratnya dan berbagai hal lainnya yang tidak dapat dideteksi dengan mudah. Salah satunya yaitu mengandung mikro bakteri yang masih hidup.
ADVERTISEMENT
Untuk anak yang di bawah 3 tahun, Frieda menyarankan untuk jangan dahulu mengonsumsi makanan mentah. "Bayi dan anak kecil yang masih berusia 1-3 tahun, sebaiknya memakan makanan yang telah diolah dan dipanaskan dengan suhu yang sesuai. Jangan biasakan memberikan daging, sushi atau jenis makanan mentah lainnya untuk dikonsumsi oleh anak Anda," tuturnya di sela perbincangan.
Memilih dan memilah makanan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Memilih dan memilah makanan. (Foto: Thinkstock)
Menurutnya, bayi dan balita sebaiknya tidak mencoba makanan mentah terlebih dahulu. "Perlu diingat, bahwa tidak bisa kita sama ratakan bahwa anak yang usianya sudah di atas 3 tahun, artinya sudah diperbolehkan untuk makan makanan yang mentah," tambahnya. Ia menekankan bahwa penting bagi orang tua untuk memerhatikan gizi yang cukup bagi anak.
Orang tua sebaiknya mengacu kepada Angka Kecukupkan Gizi (AKG) tahun 2013, yang telah disiarkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai bahan pertimbangan apakah sudah bisa memberikan makanan yang mentah kepada anak atau tidak.
ADVERTISEMENT
Selain mematuhi angka kecukupan gizi, orang tua juga perlu melihat apakah makanan mentah yang diberikan adalah makanan yang disukai oleh anak dan cocok dengan seleranya. Dokter Frieda menyarankan bahwa orang tua harus menyesuaikan selera anak.
"Saya ambil contoh seperti brokoli. Brokoli sebenarnya lebih bagus apabila dikonsumsi secara mentah. Namun, apakah anak suka? Maka, jalan tengahnya adalah menyiram brokoli dengan air mendidih. atau merendamnya selama 1-2 menit, sehingga bakterinya hilang, namun seratnya masih utuh," jelasnya.
Makanan yang aman dan bergizi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Makanan yang aman dan bergizi. (Foto: Thinkstock)
Frieda menambahkan, orang tua harus pintar bukan hanya dalam urusan memilih makanan, tetapi juga mengolahnya agar dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh anak.
"Tomat misalnya, kandungan antioksidan di dalamnya sangat bagus untuk mencegah kanker. Kandungannya akan lebih optimal jika dipanaskan di dalam air yang mendidih. Namun, jika ingin mendapatkan manfaat dari vitamin C-nya, maka harus dimakan mentah" tutupnya.
ADVERTISEMENT