Memahami Siklus Masa Subur Pria

17 Januari 2019 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kualitas sperma. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kualitas sperma. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat menantikan kehadiran buah hati atau menjalankan program kehamilan (promil), biasanya wanita jadi rajin memperhatikan siklus masa subur. Hal ini juga berlaku sebaliknya, bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan. Jika tidak mau hamil, sebaiknya tidak bercinta pada masa subur.
ADVERTISEMENT
Tapi siklus masa subur seringnya hanya dikaitkan pada mekanisme tubuh wanita di mana ovarium melepaskan sel telur. Sementara siklus masa subur pria, biasanya tidak diperhatikan.
Padahal, kehamilan jelas dipengaruhi kesuburan kedua pihak dan pria pun punya siklus masa subur, lho! Wanita menghasilkan sel telur untuk dibuahi sel sperma yang dihasilkan pria. Sel sperma yang sehat adalah yang dapat berenang dengan cepat, sehingga mampu mencapai rahim.
Ilustrasi memegang penis (Foto: derneuemann via pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memegang penis (Foto: derneuemann via pixabay)
Memang, masa subur pria tidak seperti wanita yang bergantung pada siklus menstruasi. Masa subur pria juga tidak jatuh dalam periode tertentu setiap bulan, melainkan harian.
“Tidak seperti wanita punya siklus bulanan, pria memiliki siklus harian, dimana level testosteron dan hormon kesuburan lainnya meningkat paling tinggi di pagi hari,” papar Dr. Ralph Esposito, dokter Naturophaty dan ahli akupuntur, dikutip dari laman The Romper.
ADVERTISEMENT
Kenapa pagi hari? Karena kualitas sperma sedang optimum setelah semalam tidur dan beristirahat. Pada saat itu pula, level hormon testosteron, hormon perangsang folikel, dan hormon pelutein meningkat tajam.
Ilustrasi pasangan di tempat tidur (Foto: Antonio Guillem/Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan di tempat tidur (Foto: Antonio Guillem/Thinkstock)
Oleh karena itu seks di pagi hari bisa jadi waktu favorit untuk pasangan yang sedang menanti kehamilan. Tak hanya meningkatkan suasana hati untuk beraktivitas seharian, namun juga memperbesar potensi pembuahan.
Meski begitu, banyak faktor eksternal yang perlu suami Anda perhatikan terkait kesuburan pria. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi obat-obatan, obesitas dan berat badan berlebih, dapat mengurangi kualitas sperma.