Mengajarkan Solidaritas Kemanusiaan pada Anak Sejak Dini
ADVERTISEMENT
Anak-anak tidak perlu terlalu cepat diajarkan soal politik. Namun soal solidaritas kemanusiaan, harus ditanamkan sejak dini.
ADVERTISEMENT
Seorang kolumnis di majalah Hyphenmagazine menulis tentang pengalamannya mengajarkan solidaritas sejak dini pada dua anaknya. Kala itu, dia memberikan pemahaman tentang apa yang terjadi di Gaza terhadap rakyat Palestina dan kejadian di Ferguson, Amerika Serikat, terkait isu rasisme terhadap warga Afrika-Amerika.
“Kami tidak menyampaikan langsung soal apa yang terjadi di Ferguson kepada putri kami, tapi kami bicara tentang ketidakadilan dan pentingnya untuk berbicara secara lantang apabila melihat orang lain disakiti secara kejam,” tulis kolumnis tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, memberi pemahaman terhadap anak tentang rasa kemanusiaan, solidaritas terhadap yang tertindas, adalah kewajiban. Sebab hal itu, bisa saja terjadi pada siapa pun, di mana pun.
Semakin cepat anak belajar soal empati, maka ketika dewasa, tidak akan sulit bagi mereka untuk melaksanakannya. Selain itu, mereka juga akan tumbuh jadi anak berani bersuara terhadap ketidakadilan.
Situs mamabee.com pernah membuat daftar anak-anak yang bersuara terhadap ketidakadilan . Anak-anak itu tidak ragu untuk menyampaikan rasa solidaritasnya terhadap orang lain yang tertindas.
Misalnya ada seorang anak yang rutin berbagi buku pada anak-anak lain yang sedang dirawat di rumah sakit. Lalu ada anak yang menjual boneka-boneka hewannya untuk kemudian uangnya disumbangkan untuk organisasi penolong binatang.
Di tengah gempuran isu rasisme yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, seorang anak muncul dengan tulisan protes ‘Gods hates no one’, lalu ada anak-anak yang sengaja mencukur rambutnya hingga pelontos sebagai solidaritas untuk anak-anak yang menderita kanker.
ADVERTISEMENT