Menghindarkan Anak dari Perilaku Antisosial

27 Desember 2017 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak anti sosial. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak anti sosial. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sikap menjauh dari kehidupan bermasyarakat atau yang dikenal dengan istilah antisosial sudah muncul sejak masa kanak-kanak. Bentuk watak antisosial pada anak biasanya terwujud dalam sikap-siakp seperti pendiam, enggan bermain dengan teman hingga doyan menyendiri.
ADVERTISEMENT
Lahirnya anak-anak antisosial merupakan potret dari watak-watak yang ada di masyarakat. Pakar parenting Elizabeth T Santosa menyebutkan bahwa anak antisosial adalah cerminan orang tua yang memiliki watak pendiam.
"Anak ada introvert, ada juga ekstrovet. Introvet berati anak ini di depan orang tidak terbuka dengan mudah, bukan berati dia terutup sekali tapi semua selain genetik juga dipengaruhi orang tua. Saya ketemu anak-anak yang antisosial itu ada 2 macam kadang orang tuanya biasanya pemalu atau orang tua selalu mengasih apa yang dia mau," ujar Elizabeth ketika berbincang via telepon kepada kumparan (kumparan.com) beberapa waktu lalu.
Selain keturunan, sikap antisosial terbentuk oleh faktor didikan orang tua. Elizabeth mengatakan jika anak yang sering dimanjakan maka akan membuat anak terlalu nyaman untuk tidak bersoisalisasi. Anda sebagai orang tua perlunya mendidik anak-anak agar mempunyai kemampuan sosial dan sangat penting untuk kesuksesan dan kebahagiaan dewasa nanti.
ADVERTISEMENT
Sikap memanjakan anak akan semakin rumit dengan kehadiran gadget. Teknologi yang seharusnya bisa menjadi peranti edukatif justru membuai anak karena kurangnya kontrol orang tua.
"Karena gadget sampai tidak mau main sama orang lain. Tapi gadget salah satu faktornya bukan gadgetnya yang salah tapi orang tuanya yang salah dikasih kebanyakan gadget. Tapi selain gadget banyak macem-macem kan mungkin karena dia malu, karena tidak pernah diajarin jadi tidak cuma satu jadi multifaktor kalau saya katakan," ujar psikolog anak tersebut.
Elizabeth T Santosa. (Foto: dok. Elizabeth T Santosa)
zoom-in-whitePerbesar
Elizabeth T Santosa. (Foto: dok. Elizabeth T Santosa)
Orang tua juga bisa mempengaruhi anaknya anti sosial karena orang tua merupakan panutaan untuk anaknya. Jika anak antisosial maka Anda harus berjiwa sosial agar anak Anda bisa mengikuti Anda sebagai panutan atau role model.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, orang tua wajib membawa anak untuk bersosialisasi dengan pergaulan yang lebih luas mulai dari sekolah hingga lingkungan di luar sekolah. Penulis buku Raising Children In Digital Era ini menyarankan agar orang tua membentuk komunitas kecil sebagai ruang bergaul anak.
"Orang tua ketika pertama kali masuk sekolah mereka mulai mengenali dunia luar rumah, orang tua harus kenal dengan orang tua lain tidak usah menjadi mama mama yang suka nongkrong abisin duit juga. Maksud saya kenal guru, kenal mama lain, buatlah komunitas playdate. Jadi di playdate ini anak-anak bisa bermain,” ujarnya.
Tapi, anak tidak bisa dilepaskan begitu saja. Orang tua diharapkan mendampingi anak dengan mengajarinya cara bergaul.
“Mengajarkan anak misalnya ‘ayo salaman sama tante’, ‘say hai’. Menstimulasikan gitu lho. Kadang-kadang orang tua suka menyuruh anak dan mendorong anak tapi tidak pernah mengasih cara. Bilang ayo-ayo kenalan tapi orang tuanya sendiri pemalu gitu. Tidak bisa, orang tua harus memberi contoh. Ada pendidikan mengenai antisosial. Yang terpenting adalah masalah sosial yaitu empati untuk mengajarkan kepada anaknya. Empati itu yang penting," ujar Elizabeth.
ADVERTISEMENT