Menguak 4 Mitos Tentang Susu Formula

10 September 2018 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi susu formula. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi susu formula. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Susu formula boleh diberikan pada bayi karena beberapa kondisi darurat. Kondisi di mana ibu tidak bisa memberikan ASI atau atas dasar indikasi medis bayi memang membutuhkan susu formula untuk tumbuh kembangnya. Seperti ibu yang pengidap HIV atau bayi yang mengalami kontra indikasi ASI.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, jangan sampai Anda memilih susu formula ketimbang ASI hanya karena percaya mitos tentang susu formula yang belum tentu terbukti kebenarannya.
Sebab, WHO pun merekomendasikan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan. Begitu pula UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 pasal 128. Dalam peraturan tersebut, pemerintah menekankan hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif, kecuali karena adanya indikasi medis.
Bersama dr Galih Linggar Astu SpA, dokter spesialis anak RS Brawijaya Bojongsari, Depok, kumparanMOM mencoba menguak 4 mitos tentang susu formula. Yuk cek kebenarannya:
1. Susu Formula Lebih Baik daripada ASI
Ilustrasi Susu Formula (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Susu Formula (Foto: Shutterstock)
Banyak orang berasumsi bahwa susu formula lebih baik daripada ASI hanya karena harganya mahal. Padahal sebenarnya ASI jauh lebih 'mahal' daripada susu formula.
ADVERTISEMENT
Coba pikir baik-baik, Moms. Agar bisa menghasilkan ASI, ibu harus mengandung sembilan bulan lamanya dan melewati berbagai rintangan. Setelah itu, menyusui juga butuh perjuangan panjang. Jadi jelas ASI lebih 'mahal' dan tentunya lebih kaya nutrisi dibandingkan susu formula.
2. Susu Formula Bikin Bayi Cepat Gemuk
Sebagian ibu mungkin tergoda ketika melihat bayi kerabat atau tetangganya cepat gemuk setelah minum susu formula. Menurut dr Galih, sudah ada penelitian terkait yang membenarkan hal ini. Namun tanyalah pada diri sendiri Moms, apakah berat badan berlebih itu baik bagi si bayi?
“ASI mengandung hormon tertentu yang bisa mencegah obesitas. Sementara jika minum susu formula, biasanya bayi itu minum susu lebih banyak. Jadi ya cepat gemuk,” papar dr Galih.
ADVERTISEMENT
Yang terpenting adalah terus memantau berat badannya di grafik pertumbuhan. Jika bayi tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan, maka Anda tak perlu khawatir, Moms.
3. Susu Formula Membuat Bayi Tidur Lebih Nyenyak
Ilustrasi Susu Formula (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Susu Formula (Foto: Shutterstock)
Pernyataan ini adalah fakta. Susu formula cenderung mengendap pada lambung sehingga membuat bayi kenyang lebih lama dibandingkan setelah minum ASI. Alhasil bayi tidak rewel dan tidur lebih lama.
Namun Moms, kenyang yang dihasilkan dari susu formula adalah ‘kenyang palsu’. Sebab endapan di lambung juga berarti nutrisi pada susu formula tidak terserap sempurna.
“Banyak kandungan susu formula yang tak terserap dan jadi residu. Dia kenyang palsu sehingga anak bisa tidur 3-4 jam. Sementara kalau ASI, sebagian besar terserap sempurna. Karena gampang diserap, lambungnya cepat kosong, dua jam bayi sudah minta lagi,” jelas dr Galih.
ADVERTISEMENT
4. Susu Formula Menyebabkan Masalah Pencernaan
Pernyataan ini juga benar. Hal ini juga berkaitan dengan endapan susu formula di lambung. Karena tak terserap sempurna, bayi yang minum susu formula cenderung lebih jarang buang air besar daripada bayi yang minum ASI.
“Bayi yang minum ASI bisa buang air besar seminggu atau dua minggu sekali. Tapi kalau bayi susu formula, seminggu minimal 3 kali BAB, sehari maksimal 3 kali BAB. Jadi kita benar-benar harus memantau bayi dengan susu formula,” jelas dr Galih.
Endapan pada susu formula ini juga bisa ibu buktikan sendiri. Cobalah mencampurkan susu formula bubuk dengan air lalu diamkan selama dua jam. Pasti ada endapan yang muncul di dasar gelas. Endapan ini juga terjadi pada lambung bayi. Itulah yang membuat bayi merasa kenyang 'palsu' karena tak semua nutrisi susu formula terserap oleh tubuh.
ADVERTISEMENT