Minimnya Pengetahuan Anak akan Bahaya Virus Difteri

11 Desember 2017 19:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin masal di SMAN 33 (Foto: Tamara Wijaya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin masal di SMAN 33 (Foto: Tamara Wijaya/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyakit difteri sedang mewabah di Indonesia. Hingga saat ini tercatat ada 622 kasus dan 32 korban meninggal akibat difteri.
ADVERTISEMENT
Wabah ini membuat pemerintah kembali menggencarkan vaksin ulang kepada anak-anak di Indonesia. Namun sayangnya pengetahuan masyarakat tentang virus serta penanganan difteri masih rendah.
Misalnya saja saat vaksin massal yang dilaksanakan serentak pada Senin (11/12), para peserta vaksin mengaku berpartisipasi tanpa tahu alasan mengapa tubuh mereka divaksin.
Salah satu lokasi pelaksanaan vaksin massal adalah SMAN 33 Cengkareng, Jakarta Barat. Peserta yang terdiri dari siswa-siswi SMAN 33 pun tampak begitu antusias. Namun, meski sangat antusias, banyak siswa-siswi yang sebenarnya belum mengetahui apa itu virus difteri dan dampak apa yang disebabkan oleh difteri itu sendiri.
“Enggak tahu kak, baru pertama kali dengar juga sih ini. Kalau enggak dikasih tahu sama sekolah ada vaksin, aku sih enggak tahu ya“ujar Azuma (15) selaku siswi kelas 10 SMAN 33 kepada kumparan (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Azuma, Reinard (15) siswa SMAN 33 juga tidak mengetahui apa itu virus difteri, dan apa dampak yang diberikan oleh virus itu sendiri.
“Aduh apa ya? Ya pokoknya virus dari bakteri deh, aku nggak tahu. Ini karena dari sekolah aja , jadi ya sudah mau enggak mau kan ikut, “ tutur Reinard yang terlihat bingung saat ditanyai oleh kumparan.
Dokter Tiurma Lisapine Pangaribuan, SpA (Foto: Tamara Wijaya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Tiurma Lisapine Pangaribuan, SpA (Foto: Tamara Wijaya/kumparan)
Masih rendahnya pengetahuan tentang penyakit difteri tentu akan menghambat laju pertumbuhan wabah tersebut. Dokter Tiurma Lisapine Pangaribuan SpA yang ikut terlibat dalam kegiatan vaksin massal menyebutkan penyakit difteri disebabkan oleh bakteri.
“Difteri itu penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Gejalanya kadang ringan, seperti batuk pilek, sakit tenggorokan. Nah kalau kita periksa ke lab, baru ketemu tuh bakterinya, “ ujar dokter Tiurma.
ADVERTISEMENT
Di wilayah DKI Jakarta sendiri, terdapat 25 kasus difteri. Kasus ini meningkat drastis dibanding 4 tahun terakhir, yaitu 4 kasus (2014), 9 kasus (2015), 17 kasus (2016). Ditambah, penyakit ini juga tidak kenal umur dan dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bekerja sama menggelar vaksin massal di tempat-tempat yang bisa dijangkau masyarakat. Dokter Rina dari Puskesmas Cengkareng mengatakan program di SMA Negeri 33 Jakarta Barat ini digelar sebagai bagian dari upaya pemerintah melakukan jemput bola ke masyarakat.
“SMA ini kan wilayah kita. Prioritas kita memang SMA dan SMP, karena yang SD itu sebulan lalu sudah ada vaksin tapi bukan difteri. Jadi dikasih waktu selang sebulan dulu. SD nanti bulan depan lagi. Nah SMAN 33 ini juga paling dekat dan lokasinya strategis, “ ujar Dokter Mira.
ADVERTISEMENT
Peran orang tua penting untuk memberikan informasi seputar penyakit difteri kepada anaknya. Bukan hanya anak tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.
Mengetahui Penyakit Difteri (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mengetahui Penyakit Difteri (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)