Mitos dan Fakta Seputar Penyimpanan Darah Tali Pusat Bayi

16 Januari 2018 7:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tali pusat pada bayi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tali pusat pada bayi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sebagian orang tua memilih untuk membuang darah tali pusat usai melahirkan. Namun, beberapa tahun terakhir sebagian orang tua percaya bahwa darah tali pusat memiliki banyak manfaat di masa depan. Sehingga mereka memutuskan untuk menyimpan darah tali psat di sebuah bank khusus.
ADVERTISEMENT
Salah satu manfaat yang didapatkan dari darah tali pusat adalah dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit yang diderita oleh seseorang. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan mengobati tersebut disebabkan akibat sel punya yang berkembang dalam darah ali pusat. Jika Anda memutuskan untuk menyimpan darah tali pusat di bank, sebaiknya Anda perlu mengetahui mitos dan faktanya seperti kumparanMom (kumparan.com) rangkum di bawah ini.
Mitos: Jika anak sakit, dia tidak bia menggunakkan darah tali pusat sendiri.
Fakta: Darah tali pusat dapat dgunakan untuk mengobati penyakit diri sendiri. Namun, hal itu bergantung pada penyakit yang dideritanaya. Jika penyakit yang diderita bersifat genetik, sebaiknya tidak mengunakan darah tali pusat sendiri melainkan menggunakan darah tali pusat saudara kandung lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, jika anak Anda mengalami sebah penyakit yang disebakan oleh faktor lingkungan, maka sangat disarankan dia tali pusatnya sendiri untuk mengobatinya. Misalnya untuk penyakit kanker. Dilansir dari The National Center for Biotechnology Information, 5 sampai 10 persen kanker disebabkan oleh faktor genetik. Sedangkan penyebab terbesar kanker 90 hinggga 95 persen disebabkan oleh faktor lingkungan.
Ilustrasi berat bayi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berat bayi. (Foto: Thinkstock)
Mitos: Darah tali pusat hanya bisa mengobati penyakit kelainan darah
Fakta: Berdasarkan hasil penelitian bahwa darah tali pusat mampu mengobati lebih dari 8 jenis penyakit termasuk leukimia, limfoma dan neuroblastoma. Tak hanya itu, berdasarkan hasil uji klinis darah tali pusat juga dapat mengobati pasien yang mengalami diabetes, autisme, dan cerebral palsy.
Mitos: Jika seseorang selalu dapat menemukan donor sumsum tulang belakang di masa depan.
ADVERTISEMENT
Fakta: Ada banyak keuntunganan menggunakan sel induk dari tali pusat dibandingkan dengan dari sumsum tulang. Ekstraksi sel punca sumsum tulang menggunakan proses invansif sedangkan pengumpulan darah tali pusat tidak melalui proses invansif dan tidak menimbulkan rasa sakit serta minim resiko terhadap ibu dan anak.
Selain itu, darah tali pusat meminimalisir resiko Gravt Vs Host Disease (GvHD) bagi Anda penederita transplantasi Autologus dibandingkan Anda transplastasi sumsum tulamg belakang. GvHD dalah komplikasi yang paling sering muncul dimana sel imun dari donor menyerang jaringan penerima sendiri. Keadaan ini biasanya muncul apabila donor transplant dan penerima transplant adalah orang yang berbeda.
Mitos: Pengambilan darah tali pusat dapat membahayakan ibu dan anak saat proses persalinan.
ADVERTISEMENT
Fakta: Pengambilan darah tali pusat relatif mudah dan dikerjakan oleh dokter spesialis kandungan Anda. Proses pengambilan ini tidak berefek bagi proses kelahiran itu sendiri dan dapat dilakukan pada persalinan normal ataupun caesar. Proses mendapatkan tali pusat ini juga tidak membahayakan dan menyakitkan bagi ibu dan anak.
Ilustrasi Melahirkan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Melahirkan (Foto: Thinkstock)
Mitos: Semua bank darah tali pusat sama.
Fakta: Tak semua bank dari tali pusat sama. Setiap bank bervariasi untuk menyimpan darah tali pusat seseorang. Jika Anda memutuskan untuk menyimpan ddarah tali pusat di bank, sebaiknya Anda cari tahu betul kualitas bank tersebut, mulai dari bagaimana pengalaman bank tersebut selama ini menyimpan darah tali pusat hingga jenis teknologi apa yang digunakannya.