Moms, Jangan Beri ASI Perah dengan 3 Kondisi Ini

15 Oktober 2018 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ada kondisi tertentu untuk tidak memberi ASI perah pada anak. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ada kondisi tertentu untuk tidak memberi ASI perah pada anak. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
ASI perah memang bisa jadi solusi pemenuhan nutrisi bayi, terutama saat ibu tidak bisa menyusui bayi secara langsung. Tapi, Anda perlu cermat Moms. Tidak selamanya memberikan ASI perah kepada si kecil tepat untuk Anda jadikan pilihan. Misalnya, dalam kondisi-kondisi berikut ini:
ADVERTISEMENT
Ibu menyusui berada bersama bayi
Ilustrasi Ibu Menyusui (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Menyusui (Foto: Shutterstock)
Ya Moms, saat Anda berada di dekat bayi, sebaiknya susuilah bayi secara langsung. Pasalnya kualitas ASI segar yang diminum bayi secara langsung dari payudara ibu langsung lebih baik daripada ASI perah (ASIP). Apalagi bila ASIP sudah didinginkan atau dibekukan.
Selain itu, bagi dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, menyusui bayi secara langsung memberikan banyak manfaat dan justru akan ada kekurangan yang muncul, bila bayi hanya diberi ASI perah saja.
"Bagi ibu, hisapan mulut bayi merangsang hormon-hormon yang berguna untuk produksi ASI dan pengalirannya, juga membuat perasaan ibu lebih bahagia, ikatan batin dengan bayi terjalin lebih erat," kata dr. Wiyarni.
Memberikannya menggunakan dot
Ilustrasi Botol Dot (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Botol Dot (Foto: Pixabay)
Praktis dan anak tidak rewel, mungkin itu pikir Anda untuk tetap memberi ASI perah menggunakan dot. Padahal, penggunaan dot justru banyak ruginya lho, Moms.
ADVERTISEMENT
“Bayi yang terbiasa minum dari botol dot memiliki risiko bingung puting. Hal ini yang menyebabkan bayi menolak menyusu melalui payudara karena terbiasa menyusu menggunakan dot. Dan risiko lain yang mengintai bisa mengurangi produksi ASI,” jelas dr. Wiyarni.
Risiko lain yang mengintai yaitu si kecil berisiko terkena infeksi, misalnya saat ia mengedot sambil berbaring, lalu juga bisa merusak pembentukan struktur rahan dan gigi anak.
Jadi, tunda dulu memberikan ASI perah dan susui bayi secara langsung sampai Anda bisa memberi ASI perah dengan gelas sloki, pipet, spoon feeder, atau softcup feeder.
Kualitas ASI perah sudah menurun
ASI perah Sedikit Karena Teror Ukuran di Botol (Foto: Dok: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
ASI perah Sedikit Karena Teror Ukuran di Botol (Foto: Dok: Istimewa)
ASI perah memang bisa disimpan dalam jangka waktu cukup lama, Moms, kira-kira sampai 6 bulan. Namun, dokter anak dan konselor laktasi menyarankan agar Anda tidak perlu menyimpannya terlalu lama.
ADVERTISEMENT
Itu karena kualitas ASI perah memang bisa menurun. Sebaliknya, ASI segar langsung dari payudara ibu langsung ke mulut bayi, tidak akan bisa basi. Lalu bagaimana dengan ibu yang bisa banyak memproduksi ASI perah?
Menurut dr. Wiyarni, jumlah ASI yang dihasilkan ibu bergantung pada frekuensi menyusui dan pengosongan payudara. Artinya, Moms, Anda tidak perlu terlalu terpacu dengan kuantitas atau jumlah stok ASI perah Anda.
Saat Anda menyimpan ASI perah, maka perlu ketelatenan saat menyimpannya. Itu karena ASI perah juga bisa terkontaminasi bakteri hingga menjadi basi.
Ilustrasi ASI Perah  (Foto: Shutter Stock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI Perah (Foto: Shutter Stock )
“Tanda ASI perah telah rusak adalah apabila dikocok pelan botolnya, ASI tetap tidak tampak homogen. Krim di bagian atas tidak bisa tercampur rata. Bau dan rasanya tidak seperti bau ASI perah yang seharusnya,” kata dr. Galih Linggar Astu, dokter spesialis anak di Brawijaya Hospital, Depok.
ADVERTISEMENT
Apa saja penyebabnya? Suhu dan tempat penyimpanan ASI perah yang tidak tepat, wadah penyimpanan yang belum kering sehingga berisiko terkontaminasi jamur serta bakteri, dan perubahan suhu drastis.