Mytha Lestari Alami Baby Blues Syndrome Usai Bersalin, Apa Sebabnya?

11 Agustus 2018 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga Mytha Lestari. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga Mytha Lestari. (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Penyanyi Mytha Lestari kini sedang menikmati peran sebagai seorang ibu. Baru-baru ini, ia dikaruniai seorang bayi laki-laki yang diberi nama Mahatma Kala Maheswara. Tapi siapa sangka, dibalik kebahagiaannya menjalani peran sebagai ibu baru, ia justru harus mengalami baby blues syndrome yang sangat serius.
ADVERTISEMENT
"Gue sedang menghadapi “Baby blues” situation yang cukup serius," ujar Mytha dalam Instagramnya.
Bersyukurnya masa-masa sulit itu berhasil dilalui Mytha Lestari. Berkat sang suami Barry Maheswara yang selalu setia mendampingi, mendukung penuh serta memberikan motivasi kepada dirinya untuk bisa menerima kondisi dan menjalani peran barunya sebagai ibu.
"Dan suami gue selalu bisa menyadarkan gue kembali ke tracknya. Sebagai ayah pun dia sangat dewasa, siaga dan selalu siap ketika dibutuhkan", kata Mytha.
Pelantun lagu "Aku Cuma Punya Hati" itu juga mengatakan bahwa suaminya sangat antusias dan selalu belajar untuk menjadi ayah yang baik bagi putra kecilnya tersebut.
"Ia selalu belajar semua hal tentang pemberian ASI, cara menggendong anak, memberikan motivasi kepada Ibu baru, dan memberikan support moral yang luar biasa. I don’t know how my life would be without my husband. Alhamdulillah ya Allah", katanya.
ADVERTISEMENT
Apa yang dialami Mytha Lestari kerap terjadi juga pada ibu yang baru melahirkan. Meski begitu, sindrom ini tak bisa dianggap sepele Moms. Penyebabnya bisa karena perubahan hormon pasca bersalin maupun akibat ketidaksiapan ibu secara mental dan pengetahuan dalam menghadapi bayinya. Seperti, bayi menangis terus, ibu baru tidak tahu mesti membuat apa lagi supaya bayi bisa berhenti menangis, sehingga Anda merasa bukanlah ibu yang baik.
Menurut dr Wiryani Pambudi, SpA, IBCLC, kepada kumparanMOM, baby blues syndrome ada yang bersifat ringan dan berat. Baby blues yang ringan seperti ibu merasa lelah mengurus bayi, merasa tidak punya waktu untuk diri sendiri, dan sering mengeluh. Maklum, masa-masa awal kehadiran bayi memang bisa membuat jam tidur ibu berantakan. Sedangkan baby blues berat bisa mengarah ke depresi alias postpatrum depression, kondisi di mana seorang wanita merasa begitu depresi, sulit tidur, dan nafsu makan berkurang dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Sindrom baby blues, kata dr Wiryani, termasuk sebagai penyakit mental. Maka dari itu, cara mengobatinya harus dimulai dari pemahaman dan pengetahuan pasien, akan perannya yang sudah berubah. Serta pentingnya dukungan dari suami, dan keluarganya. Normalnya, baby blues berlangsung hanya selama 2 minggu. Bila lewat dari masa itu, Anda disarankan untuk segeral berkonsultasi ke dokter Moms.