news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Normalkah Jika Bayi Mudah Marah?

14 Februari 2019 8:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi marah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi marah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayi identik dengan tubuh mungil, kulit halus nan lembut, ekspresi yang begitu manis, lucu dan menggemaskan. Eh, tunggu dulu! Bayi tidak selalu begitu, Moms.
ADVERTISEMENT
Tubuh mungil dan kulit halus, bisa jadi benar. Tapi mengenai ekspresi manis, lucu dan menggemaskan? Belum tentu! Ada juga bayi yang kerap tampak jutek dan galak. Bahkan ada bayi yang tampak suka marah atau mengamuk!
Anda mungkin bertanya-tanya, masak masih bayi sudah marah-marah? Normal enggak sih, kalau bayi seperti ini?
Tak hanya balita, bayi juga bisa mengalami tantrum dan marah-marah Foto: Shutterstock
Jawabannya: normal, Moms. Bahkan bayi yang baru pun lahir dapat menangis karena marah jika dia bangun lapar dan tidak segera diberi makan. Tidak hanya soal makan atau lapar, bayi juga bisa marah kalau ia merasa tidak nyaman saat dipegang, digantikan baju, atau karena mereka merasa lelah, ngantuk, bingung, kepanasan, kedinginan atau kesakitan.
Selain itu, beberapa bayi bisas aja cenderung bereaksi terhadap dunia secara lebih negatif dan intens. Hasilnya: bayi yang rewel dan mudah marah.
Ilustrasi bayi menangis saat makan Foto: Shutterstock
Mirip dengan tantrum yang umum dialami balita, ada bayi yang menangis untuk melepaskan ketegangan atau membakar energi berlebih yang dimilikinya. Ada pula bayi yang hanya perlu menangis sebagai 'ritual'nya untuk bisa tidur.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, biasanya anak baru mengalami tantrum yang sesungguhnya setelah berusia 12 hingga 18 bulan, Moms. Jadi tangisan kemarahan bayi yang mungkin Anda hadapi saat ini, masih bisa dibilang versi kecil dari tantrum yang nanti terjadi saat ia balita.
Bayi bisa saja marah karena merasa frustrasi Foto: Shutterstock
Anda pun perlu tahu, bayi yang sejatinya tidak mudah marah juga bisa saja jadi marah karena merasa frustrasi. Misalnya saat ia mulai bisa dan ingin banyak bergerak menjelajahi lingkungan rumah tetapi menghadapi satu kendala. Misalnya saat keinginannya melampaui kemampuannya.
Contohnya saat bayi ingin merangkak bebas tapi terhalang pagar area bermainnya. Atau saat ingin berdiri sendiri tapi jatuh terus karena kakinya belum cukup kuat.
Ibu dan bayi. Foto: Shutterstock
Jika si kecil mengamuk marah tapi Anda tak berhasil menghiburnya, atau Anda curiga bahwa ia mungkin sakit atau merasa ada bagian tubuhnya yang sakit, coba bawa bayi ke dokter.
ADVERTISEMENT
Tapi kalau bayi kelihatan sehat, mudah dihibur dan tenang kembali saat marah dan tampaknya baik-baik saja, maka Anda cukup bersabar dan berhati-hati merespons ledakannya.
Ya Moms, menghadapi bayi yang temperamental atau mudah marah memang tidak mudah. Karena itu, Anda harus bisa bersikap tenang dan bersabar. Tidak hanya pada si kecil lho, tapi juga pada diri sendiri.
Bila merasa lelah atau kewalahan menghadapi bayi yang tengah marah, jangan ragu untuk meminta bantuan dari suami atau pihak lain yang Anda percaya.