Panduan Memerah dan Menyimpan ASI dari IDAI

22 September 2018 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutter stock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutter stock )
ADVERTISEMENT
Saat tidak berada bersama bayi atau tidak dapat dapat menyusui langsung, bayi dapat diberi ASI perah yang sudah lebih dulu disimpan oleh ibu. Misalnya saja saat bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga kemampuannya untuk menyusu masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu dirawat di rumah sakit sehingga tidak dapat bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Begitu juga bila ibu harus kembali beraktivitas di luar rumah. Bila dalam kondisi ini ASI tidak diperah, payudaranya ibu akan terasa penuh, tidak nyaman bahkan bisa mengalami nyeri.
Nah, saat memerah dan menyimpan ASI, ada aturannya, Moms. Memerah dan menyimpan ASI tidak boleh sembarangan agar nutrisi ASI tetap terjaga begitu juga dengan kesehatan bayi.
Karena itulah, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberi panduan seputar ASI perah dan penyimpanannya melalui laman resminya. Di sini, kumparanMOM merangkumnya untuk Anda:
1. Pastikan Anda selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun menyimpannya.
2. Perhatikan wadah penyimpanan ASI perah yang hendak Anda gunakan. Wadah harus bersih, memiliki tutup yang rapat dan terbuat dari bahan bebas bisphenol A (BPA). Hindarilah pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu sekali pakai karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi. Jangan lupa, kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga kering sebelum dipakai.
ASI Perah (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
ASI Perah (Foto: Shutterstock)
3. Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Misalnya sesuai dengan kebutuhannya selama tidak bersama dengan Anda. Tidak usah terlalu berambisi memiliki banyak ASI perah bila memang bayi tidak membutuhkannya, Moms. Lebih baik, tetap utamakan menyusui bayi secara langsung.
ADVERTISEMENT
4. Beri nama pada wadah ASI perah bila Anda harus berbagi tempat penyimpanan dengan orang lain. Misalnya kulkas tempat menyimpan ASI perah di kantor Anda atau bila di rumah ada orang lain yang juga sedang menyusui dan menyimpan ASI perahnya.
5. Cantumkan juga tanggal kapan ASI diperah untuk memastikan bahwa ASI perah yang diberikan kepada bayi adalah ASI yang lebih lama. Tapi bila Anda masih memiliki ASI perah segar (yang belum disimpan dalam kulkas), lebih baik dahulukan memberikan ASI perah segar ini pada bayi.
Menyimpan ASI Perah di Freezer (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menyimpan ASI Perah di Freezer (Foto: Shutterstock)
6. Jangan mencampurkan ASI perah yang telah dibekukan dengan ASI perah segar pada satu wadah penyimpanan.
7. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.
ADVERTISEMENT
8. Sebelum diberikan pada bayi, putarlah wadah ASI perah agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur merata. Tapi jangan mengocok ASI perah ya, Moms. Ini dapat merusak komponen penting dalam ASI.