Penuh Makna, 3 Lagu Ini Membuka Pernas Jaringan Pendidikan Alternatif

26 Oktober 2018 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
"Belajar sama-sama,
bekerja sama-sama
semua orang itu guru,
alam raya sekolahku
ADVERTISEMENT
sejahteralah bangsaku!"
Demikian lirik lagu "Belajar Sama-Sama" yang membuka rangkaian acara Pertemuan Nasional (Pernas) II Jaringan Pendidikan Alternatif di Wisma Perdamaian Semarang, Jumat (26/10). Lagu tersebut dinyanyikan oleh empat orang siswa diiringi petikan gitar Yayak Yatmaka, budayawan, aktivis pendidikan alternatif.
Acara Pertemuan Nasional II Jaringan Pendidikan Alternatif dimulai dengan Seminar Nasional Pendidikan Kebangsaan dengan tema “Pendidikan Alternatif sebagai Bagian dari Gerakan Budaya Membangun Komunitas Bangsa”. Nah, di awal seminar, selain lagu "Indonesia Raya" yang dinyanyikan tiga stanza bersama-sama oleh seluruh peserta, ada tiga lagu lainnya.
Pertemuan Nasional II Jaringan Pendidikan Nasional (Foto: Imesh)
Tentu saja bukan tanpa alasan ketiga lagu ini dinyanyikan. Liriknya yang menggetarkan seolah menggambarkan semangat dan tujuan Jaringan Pendidikan Alternatif. Istilah pendidikan alternatif sendiri merupakan istilah generik dari berbagai program pendidikan yang dilakukan dengan cara berbeda dari cara tradisional.
ADVERTISEMENT
Merupakan yang kedua, pertemuan ini sebelumnya digelar pada Oktober 2016 di Yogyakarta. Inisiatif kegiatan tersebut berawal dari keprihatinan atas kondisi pendidikan nasional yang belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan kualitas pendidikan di berbagai daerah.
Kewajiban konstitusional pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan sejauh ini dinilai masih berputar di sekitar kebijakan penyediaan akses pendidikan formal bagi anak-anak. Sayangnya, pendidikan alternatif, yang sebenarnya turut serta dalam mendidik anak bangsa seringkali diabaikan keberadaannya, bahkan tidak jarang didiskriminasi.
Hasil Pertemuan Nasional I Jaringan Pendidikan Alternatif menyatakan bahwa pendidikan alternatif pada dasarnya merupakan laboratorium pengembangan alternatif untuk aneka metode untuk ‘memerdekan anak’.
Seminar Pendidikan Kebangsaan Jaringan Pendidikan Nasional (Foto: Imesh)
Lantas sebenarnya pendidikan atau sekolah seperti apa sih, yang bisa disebut pendidikan alternatif?
ADVERTISEMENT
Susilo Adinegoro, Koordinator Pertemuan Nasional II Pendidikan Alternatif, menekankan, "Bukan bentuknya yang penting. Pendidikan alternatif apapun bentuknya baik formal maupun tidak, pada dasarnya adalah pendidikan yang menghamba pada anak, bukan pada administrasi. Penyelenggara pendidikan alternatif senantiasa punya kerelaan untuk belajar pada anak."
Tidak hanya seminar, Pertemuan Nasional II Pendidikan Alternatif ini memiliki 3 kegiatan inti, yaitu; Seminar Nasional Pendidikan Kebangsaan, Kongres Pegiat Pendidikan Alternatif, dan Kongres Anak Merdeka.
Seminar Nasional Pendidikan Kebangsaan menghadirkan pembicara Harris Iskandar - Direktur Pendidikan Anak Usia Dini & Pendidikan Masyarakat (PAUD Penmas), Faisal Hasan Bakrie - ekonom, Toto Rahardjo pendiri Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta, dan Romo A Setyo Wibowo, dari STF Driyarkara.
ADVERTISEMENT
Sementara Kongres Pegiat Pendidikan Alternatif akan digelar di Desa Wisata Genting, selama tiga hari, diikuti oleh ratusan pegiat pendidikan alternatif dari 70 lembaga dari 70 kota di seluruh Indonesia.
"Tahun ini hanya minus Palu, Makassar, NTT & NTB," ujar Karina Adistiana, salah satu panitia Pernas pada kumparanMOM (26/10).
Kongres Anak Merdeka akan digelar di Genting pula dan akan akan diikuti oleh puluhan anak yang menjalani pendidikan mandiri maupun pendidikan komunitas. Seperti apa jalannya dan apa hasil dari Pertemuan Nasional ini? Ikuti saja terus liputan kumparanMOM khusus untuk Anda.
Sambil mengikuti jalannya acara, Anda bisa menyimak lirik kedua lagu lainnya yang juga penuh makna dan bisa jadi bahan refleksi apakah anak-anak kita sudah mendapatkan pendidikan yang memerdekakan mereka.
ADVERTISEMENT
"Ayo, perbanyak bertanya,
alam raya banyak ilmunya.
Belajar bersama.
Bekerja bersama.
Ayooo… perbanyak bertanya."
---
"Kamilah ini anak merdeka.
tak berpunya tapi merasa kaya.
Semua di dunia milik bersama,
tuk dibagi sama adil dan merata.
Kubawa-bawa matahariku,
kubagi-bagi layaknya roti
Semua mendapatkannya.
Semua suka bersama-sama."