news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penyebab dan Cara Mengatasi Balita yang Suka Memukul Diri Sendiri

19 September 2018 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi balita yang sedang marah (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita yang sedang marah (Foto: Thinkstock )
ADVERTISEMENT
Ada kalanya perilaku balita tampak membingungkan dan membuat khawatir. Misalnya saja saat ia mulai memukul kepalanya sendiri dengan tangan, atau menabrak-nabrakkan dirinya ke tembok.
ADVERTISEMENT
Tentu hal ini membuat Anda sekeluarga panik. Anda mungkin saja mulai berpikir, mungkinada permasalahan psikologis pada balita Anda. Namun sebenarnya, kebiasaan ini cukup umum terjadi, Moms.
Dilansir Todays Parent, sekitar satu dari empat balita akan memukul dirinya sendiri di wajah atau kepala pada saat-saat tertentu. Memukul kepala sendiri sering kali dilakukan balita mulai usia 6 bulan, dan memuncak pada 18-24 bulan. Apa alasan mereka melakukannya?
Balita melakukan hal tersebut saat merasa frustrasi, Moms. Sebagian besar anak yang memukul dirinya sendiri mengalami emosi yang kuat namun tidak tahu bagaimana meluapkannya secara verbal.
Yang bisa orang tua lakukan adalah membantunya mengenali serta melabeli emosi. Misalnya dengan mengatakan ‘’kamu sepertinya sedang bersedih’’ atau “ibu tahu kamu sedang marah”. Setelah itu ajari dia strategi meredakan emosi yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Saat si kecil mulai memukul-mukul kepalanya sendiri karena frustrasi, cobalah melindungi kepalanya dengan tangan Anda. Lalu perlahan baringkan tubuhnya. Tuntun ia mengambil dan membuang napas perlahan agar lebih relaks. Setelah balita tenang, Anda bisa bicara baik-baik bahwa yang ia lakukan bisa menyakiti tubuhnya.
Ilustrasi balita stres. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita stres. (Foto: Thinkstock)
Alasan lainnya, balita Anda hanya mencari perhatian Anda atau teman sebayanya. Saat memukul, ia cenderung merasa puas dan ada kebutuhan sensoriknya yang terpenuhi.
Anda boleh mengabaikannya jika tidak berbahaya bagi balita. Justru jika Anda panik berlebihan, ia merasa berhasil dan melakukannya lagi.
Namun memukul diri sendiri juga bisa berarti ia sedang kesakitan. Itu adalah caranya untuk mengalihkan rasa nyeri utama, seperti sakit saat tumbuh gigi atau infeksi telinga. Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan lebih detail, bisa jadi balita sedang memberi pesan di mana ia merasa sakit.
Ilustrasi Balita Kecewa (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Balita Kecewa (Foto: Shutterstock)
Meski kebanyakan alasannya tidak perlu dikhawatirkan, memukul diri sendiri bagi balita juga bisa berarti serius dalam beberapa kasus. Perilaku itu bisa merupakan pertanda gangguan neurodevelopmental seperti autisme atau attention deficit - hyperactivity disorder (ADHD).
ADVERTISEMENT
Terutama jika kebiasannya itu diikuti keterlambatan kemampuan berbahasa, mengepakkan lengan, dan ia tidak tertarik berkomunikasi dengan orang tua atau teman sebaya. Apabila anak Anda mengalaminya, segera bawa anak ke dokter.