Penyebab dan Cara Mengatasi Muntah pada Anak

4 April 2018 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Suatu hari, anak Anda tiba-tiba terlihat pucat, berkeringat dan mengeluhkan mual hingga kemudian ia muntah. Anda semakin cemas, karena ia seharian belum mengonsumsi makanan apapun.
ADVERTISEMENT
Muntah pada anak memang bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi orang tua. Muntah adalah kondisi di mana anak mengeluarkan isi lambungnya melalui mulut. Muntah biasanya diawali dengan mual atau nausea. Saat muntah, perut dan dada anak terasa penuh hingga sesak dan sering kali menyakitkan.
Lalu, apa sebenarnya penyebab anak muntah?
Anak yang menderita diare (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak yang menderita diare (Foto: Thinkstock)
Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDA), Dr. Badriul Hegar PhD SpA (k) dalam laman IDAI menyebut, penyebab muntah pada anak bisa saja akibat infeksi. Misalnya, influenza yang disertai gejala lainnya seperti sakit perut, demam, atau diare. Normalnya, muntah jenis itu bisa berhenti dalam 6-24 jam.
Selain itu, bisa juga karena adanya kelainan pada lambung atau gastritis yang membuat anak muntah sesaat setelah menelan makanan.
ADVERTISEMENT
Anak juga bisa muntah akibat keracunan makanan. Kondisi tersebut diawali dengan gejala mual yang timbul setelah 1-8 jam mengonsumsi makanan.
Tapi jangan keburu panik, Moms. Hal yang terpenting yang harus Anda lakukan adalah memastikan agar anak jangan sampai kekurangan cairan tubuh dan membuatnya dehidrasi.
Ilustrasi Anak Tidur (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Tidur (Foto: Thinkstock)
Setelah itu istirahatkan anak ke tempat tidur hingga ia merasa lebih baik.
Hindari pula memberikan makanan padat pada 6 jam pertama setelah muntah. Cukup berikan ia makanan berkalori yang mudah dicerna atau jus buah yang tidak asam untuk sementara waktu. Berikan secara perlahan ya, Moms.
Setelah jeda 6 jam, anak yang berangsur pulih bisa Anda berikan makanan yang lebih padat, seperti, nasi, kentang, roti, krakers, potongan buah segar atau sereal. Jangan lupa juga untuk tetap memberinya air minum yang cukup.
Ilustrasi anak minum air putih.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak minum air putih. (Foto: Thinkstock)
Meski begitu, waspadai muntah pada anak jika menunjukkan gejala-gejala berikut::
ADVERTISEMENT
- Muntah terus menerus dalam kurun 24 jam
- Muntah disertai diare
- Ada gangguan neurologis dan pernafasan
- Dehidrasi yang menjadikan tubuh sangat lemas
- Sakit perut hingga muntah sampai berwarna kehijauan
Jika mendapati anak dengan kondisi di atas, segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.