Pornografi Menghambat Perkembangan Otak Anak

30 Desember 2017 16:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dampak pornografi untuk anak (Foto: pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dampak pornografi untuk anak (Foto: pexels)
ADVERTISEMENT
Internet hadir menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Sayangnya, tidak semua hal yang ada di internet merupakan sesuatu yang positif. Salah satunya konten pornografi.
ADVERTISEMENT
Keberadaan pornografi ikut membayangi kehidupan anak-anak dan remaja di dunia digital. Seorang psikolog anak, Elizabeth T. Santosa pada bukunya yang berjudul Raising Kids in Digital Era mengungkapkan bahwa ada dampak yang cukup telak ketika anak-anak terpapar konten internet.
Psikolog yang akrab disapa Lizzie ini menjelaskan bahwa anak yang terekspos pornografi saat usia mereka di bawah sepuluh tahun akan terganggu perkembangan emosi dan seksualitasnya. Anak tersebut akan sulit melupakan gambaran dan sensasi yang didapatnya dari konten pornografi. Konten tersebut telah tercetak secara permanen di otak mereka.
Dalam jangka panjang, struktur fisiologis otak anak akan semakin berubah seiring dengan semakin kuatnya intensitas ketergantungan anak terhadap pornografi. Ketergantungan yang terjadi paling berdampak untuk otak anak di usia 8-12 tahun, dikarenakan pada rentang usia ini, otak anak masih mengalami perkembangan.
ADVERTISEMENT
Lizzie juga mengutip salah satu pernyataan Dr. Jerry Bergman dalam bukunya yang mengatakan bahwa konten pornografi dan sensasi seksual sejak dini pada dasarnya dapat mengakibatkan rasa bingung pada anak. Tak hanya itu, nantinya akan ada stimulasi berlebihan yang belum siap diterima oleh anak pada perkembangan mentalnya saat itu.
Elizabeth T Santosa. (Foto: dok. Elizabeth T Santosa)
zoom-in-whitePerbesar
Elizabeth T Santosa. (Foto: dok. Elizabeth T Santosa)
Misalnya saja, anak laki-laki berusia 8 tahun yang melihat gambar porno akan dengan mudahnya terangsang. Ketika perilaku ini terjadi berulang kali, maka hal ini cenderung menetap menjadi karakter anak laki-laki tersebut. Sehingga, saat anak beranjak dewasa, untuk mendapatkan sensasi seksual yang sama intensinya, laki-laki tersebut hanya bisa terstimulus secara seksual oleh gambar.
"Ketergantungan dengan pornografi di internet, tidak hanya menghancurkan diri dan masa depan anak di masa depan, namun juga menghancurkan kehidupan sosial budayanya. Selain itu, ketergantungan ini juga dapat merusak karier, kondisi keuangan, dan pernikahan individu nantinya," tulis Lizzie.
Awasi dan ajarkan anak menggunakan internet (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Awasi dan ajarkan anak menggunakan internet (Foto: thinkstock)
Menurut Lizzie, pornografi dianggap dapat berpengaruh dan menghancurkan kehidupan sosial budaya anak, dikarenakan jumlah penderita gangguan adiksi atau ketergantungan terhadap pornografi ini semakin meningkat tajam. Bahkan, telah menjadi epidemik yang merusak mental bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tidak main-main, ketergantungan inilah yang dapat memicu maraknya kejahatan seksual, apabila dilihat dari kacamata psikologi. Peran orang tua yang lemah dalam keterlibatannya terhadap hidup seorang anak juga menjadi salah satu faktor utama anak menjadi kecanduan pornografi. Orang tua sebaiknya mengontrol penggunaan internet dan media pada anak agar dapat dipertanggung jawabkan dengan baik dan benar.