Rentang Usia dan Jeda Kehamilan yang Ideal Bagi Perempuan

8 Desember 2017 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bumil harus rajin mengecek kondisi tubuhnya (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bumil harus rajin mengecek kondisi tubuhnya (Foto: Thinstock)
ADVERTISEMENT
Kehamilan merupakan dambaan setiap pasangan suami istri. Tapi tunggu dulu, jangan terlalu semangat untuk terus mewujudkannya. Ada batasan jeda kehamilan bagi setiap perempuan.
ADVERTISEMENT
Perempuan sebisa mungkin mempertimbangkan rentang usia ketika memutuskan untuk hamil. Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Ardiansjah Dara Sjafruddin, Sp.OG, rentang usia penting untuk memastikan bahwa kehamilan dapat ditopang oleh fisik dan psikis yang prima.
"Jika kita berbicara mengenai usia reproduktif yang ideal untuk hamil, sebaiknya pada usia 20-35 tahun. Itu adalah rentang usia kehamilan yang optimal. Walaupun sering kali banyak perempuan yang bisa hamil dengan usia yang lebih muda daripada itu, seperti 18 tahun misalnya. Di saat seperti itu, organ reproduksinya sebenarnya sudah bagus, namun secara mental sebenarnya perempuan itu belum cukup siap," ungkap dokter Dara dalam peluncuran aplikasi Teman Bumil di Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, beberapa waktu yang lalu. .
ADVERTISEMENT
Menurutnya, fenomena yang kebanyakan terjadi di masyarakat saat perempuan hamil di usia yang baru menginjak 20 tahun. Padahal, seorang perempuan dalam usia tersebut masih berada di bangku kuliah. .
Oleh karena itu, dr. Dara beranggapan bahwa setiap perempuan patut mempertimbangkan jeda kehamilan. Angka yang ditetapkan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mengenai jeda kehamilan yang ideal adalah 2-3 tahun. Namun angka tersebut akan berubah ketika menginjak 35 tahun.
“Namun, apabila usia seorang ibu telah menginjak 35 tahun, tentu mereka tidak bisa menunggu hingga 2-3 tahun kemudian untuk bisa memiliki keturunan selanjutnya. Jadi, dalam menghadapi hal ini jeda kehamilan boleh dipercepat menjadi kurang dari 2 tahun," ungkapnya saat ditemui oleh kumparan (kumparan.com) beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Ia juga menegaskan, apabila saat hamil, perempuan berada di atas usia produktif yang normal, seperti di atas usia 35 tahun, maka baik ibu dan bayi akan mengalami sejumlah risiko yang perlu diperhatikan.
"Risiko hamil di atas usia 35 tahun, tentunya akan mengakibatkan terjadinya sejumlah perubahan-perubahan metabolik. Misalnya, seperti seorang perempuan yang sebelumnya tidak memiliki penyakit hipertensi, kencing manis dan sebagainya, maka calon ibu ini bisa saja terkena penyakit tersebut di kemudian hari sebagai dampak kehamilan di usia yang sudah tidak reproduktif," jelasnya.
Ibu hamil (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil (Foto: pixabay)
Selain itu, ia meyakini ada dampak lain yang perlu dicegah dan dicermati, di luar penyakit yang akan timbul pada calon anaknya. Salah satunya adalah risiko cacat atau kelainan kromosom pada janin justru akan lebih besar.
ADVERTISEMENT
Beberapa kasus yang terjadi belakangan, seperti adanya Syndrome Patau atau yang lebih dikenal dengan sebutan Trisomi 13, Syndrome Edwards pada bayi atau biasa disebut Trisomi 18 dan beberapa risiko lainnya yang menyebabkan bayi meninggal juga bisa terjadi karena adanya kehamilan pada wanita di atas usia 35 tahun. Namun, meskipun begitu, ia menyarankan agar ibu hamil atau bumil bisa mengecek kondisi rahim dan janinnya secara rutin.
"Biasanya sejak usia kandungan kurang lebih 3 bulan, bumil bisa mengecek apakah ada yang salah pada tubuhnya, rahimnya atau kondisi bayi di dalam kandungannya. Jika saya bertemu pasien yang usianya mendekati 35 tahun atau bahkan di atas 35 tahun, maka akan saya sarankan untuk melakukan suatu tes. Sekarang sudah ada pengecekan yang lebih canggih, salah satunya dengan mengambil darah bumil untuk melihat apakah ada kelainan atau tidak," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengakhiri perbincangan, dr Dara mengatakan apabila seorang ibu yang memiliki kelainan pada diri dan janinnya, lalu akhirnya melahirkan seorang anak. Maka anak tersebut akan sulit untuk memiliki kelangsungan hidup yang baik, atau bahkan bisa menderita kekurangan pada tubuhnya, seperti tidak mempunyai tulang kepala.
Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan informasi yang akurat mengenai usia ideal bagi seorang perempuan untuk hamil. Tak lupa juga arahan dan anjuran yang baik dan benar dari mulai sebelum, saat dan sesudah melahirkan.