Riset: Suara Wanita Jadi Lebih Berat Setelah Melahirkan

20 November 2018 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Marino melahirkan anak pertama (Foto: Dok Dia Fotografer)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Marino melahirkan anak pertama (Foto: Dok Dia Fotografer)
ADVERTISEMENT
Ada banyak perubahan yang terjadi pada tubuh wanita setelah melahirkan. Mulai dari ukuran payudara, lingkar perut, vagina, hingga ukuran sepatu. Tapi, sadarkah Anda, jika suara juga bisa berubah setelah melahirkan, Moms?
ADVERTISEMENT
Ya Moms, setelah melahirkan, suara wanita akan mengalami ‘maskulinisasi’. Suara mereka akan turun sebanyak dua nada setelah melahirkan bayi pertamanya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan University of Sussex ini, perubahan pada suara ibu yang baru melahirkan ini tidak akan bersifat permanen dan akan kembali normal setelah satu tahun usai melahirkan. Penelitian ini sendiri dilakukan terhadap 20 orang ibu yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk penyanyi, aktris, jurnalis, dan selebriti.
“Hasil penelitian kami menunjukkan, meskipun beberapa penyanyi menyadari bahwa suara mereka semakin rendah saat hamil, penurunan tinggi suara yang signifikan baru terjadi setelah mereka melahirkan,” kata peneliti Dr Kasia Pisanski, peneliti dari University of Sussex School of Psychology kepada The Guardian.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis rekaman wawancara dalam 5 tahun sebelum dan sesudah kehamilan menemukan, rata-rata intonasi suara ibu setelah melahirkan turun lebih dari 5 persen, setara dengan sekitar 1,3 semiton. Nada tertinggi suara perempuan juga turun rata-rata 2,2 semiton atau lebih dari dua nada.
Dugaan para peneliti, perubahan suara ini terjadi karena wanita yang baru melahirkan membutuhkan suara yang lebih berat untuk menegaskan peran barunya sebagai seorang ibu.
Ilustrasi Melahirkan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Melahirkan (Foto: Thinkstock)
“Penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan hormon setelah persalinan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa suara perempuan dapat berubah seiring dengan perubahan tingkat kesuburan. Suara perempuan akan bertambah tinggi saat ovulasi dan menurun setelah menopause,” papar Pisanski.
“Kami tahu bahwa setelah kehamilan, terjadi penurunan tajam dalam kadar hormon seks yang dapat mempengaruhi dinamika pita suara dan kontrol vokal,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Pisanski juga mengatakan, orang dengan suara yang lebih rendah dianggap memiliki kompetensi, lebih dewasa, dan lebih dominan. Karena itu, suara yang lebih rendah akan bermanfaat ketika seorang wanita pertama kali menjadi ibu.