Risiko Dehidrasi pada Bayi: Kejang Hingga Kematian

13 Januari 2019 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi menangis (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi menangis (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Tak hanya orang dewasa, bayi juga bisa mengalami dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi ketika seseorang tidak mendapat cukup cairan yang dibutuhkan tubuhnya. Dehidrasi rentan menghampiri bayi karena berat badannya masih rendah sehingga membuat ia sensitif jika kehilangan cairan tubuh walaupun hanya sedikit.
ADVERTISEMENT
Maka itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri bayi yang dehidrasi. Agar si kecil bisa cepat mendapatkan penanganan yang tepat dan dehidrasi tidak berlanjut.
Dirangkum dari berbagai sumber, ini ciri-ciri bayi yang mengalami dehidrasi tergolong ringan:
- Bibir bayi kering,
- kulit kering,
- bayi jarang buang air kecil, bisa dilihat dari popoknya yang kering dalam jangka waktu 6 jam,
- warna urinnya lebih kuning dari biasanya,
- tidak mengeluarkan air mata saat menangis,
- bayi selalu mengantuk,
- si kecil tidak tertarik menyusu,
- dan terlihat tidak bersemangat karena energinya menurun.
Ilustrasi bayi demam menangis (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi demam menangis (Foto: Shutterstock)
Kenali juga kondisi dehidrasi bayi yang sudah sangat parah:
- Tangan dan kakinya terasa dingin dan terlihat kotor,
- mata tampak cekung,
ADVERTISEMENT
- menjadi sangat rewel,
- dan ubun-ubunnya cekung.
Waspada bila bayi Anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi tersebut, Moms. Karena bisa membuat bayi berisiko mengalami kejang, menderita infeksi saluran kemih, syok hipovolemik (kondisi ketika jantung tidak mampu memasok darah yang cukup ke seluruh tubuh, bahkan kematian akibat kekurangan cairan yang membuat organ di dalam tubuh tak bisa menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
Biasanya, bayi mengalami dehidrasi bila ia menderita diare. Tapi, ada hal lain yang bisa menjadi penyebabnya dehidrasi, seperti:
Masalah menyusui, di antaranya bayi tidak menyusu dengan benar, bayi menyusu kurang lama, atau ada masalah dengan suplai ASI Anda sehingga membuatnya tidak cukup mendapatkan cairan. Selain itu ia sakit sehingga tidak mau makan, penyakit seperti hidung tersumbat, sakit telinga, atau sakit tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Demam, yakni peningkatan suhu tubuh juga bisa membuat ia kehilangan cairan tubuh yang lebih banyak, akibat ia akan mengeluarkan keringat untuk mengatur suhu tubuhnya.
Ilustrasi Bayi Muntah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Muntah (Foto: Pixabay)
Sering muntah juga bisa membuat ia kehilangan cairan. Faktor cuaca yakni suhu yang sangat panas juga bisa sebabkan ia lebih sering berkeringat, itu membuat kadar air dalam tubuhnya berkurang dari keringat, terlebih bila ia menghabiskan waktu terlalu lama di luar rumah saat matahari terik.
Bila bayi Anda menunjukkan ciri-ciri dehidrasi, lekas hubungi dokter Anda. Dokter akan melakukan perawatan tergantung dengan kondisi dan tingkat keparahan dehidrasi bayi Anda.
Jika gejalanya ringan, Anda bisa saja merawatnya di rumah, caranya menyusui lebih sering, terutama jika bayi tidak menyusui terlalu lama. Pindah ke tempat yang lebih dingin jika bayi Anda kepanasan, dan ikuti instruksi dokter bila bayi Anda perlu minum cairan penambah cairan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Nanda Saputri