Selain Prestasi di Sekolah, Yuk Kenali Tanda Lain Kecerdasan Anak

30 Agustus 2019 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi anak cerdas. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi anak cerdas. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya bisa berprestasi di sekolah. Ya, prestasi di sekolah tampaknya jadi salah satu indikator utama dan terpenting dalam mengukur kecerdasan anak.
ADVERTISEMENT
Padahal, menurut psikolog keluarga Roslina Verauli, M.Psi. Psi, kecerdasan di bidang akademik hanyalah satu dari delapan kecerdasan yang dimiliki setiap anak.
“Kecerdasan tidak hanya dilihat dari nilai atau prestasi anak, orangtua harus tahu bahwa anak memiliki potensi delapan kecerdasan,” katanya di acara Moms Mingle kumparanMOM (kumparan.com) bersama Enfagrow di Bogor, Sabtu, (18/9).
Adapun 8 kecerdasan yang dimaksud di antaranya fokus, komunikasi, empati, memory, problem solving, pengendalian diri, sosial, dan inisiatif.
Fokus
Anak yang memiliki fokus ditandai ketika ia melihat lawan bicaranya. Roslina Verauli mengatakan, sejak lahir, orang tua sudah bisa mendeteksi fokus anak. "Tanda anak fokus adalah akan menatap wajah ibunya atau orang lain yang mengajaknya bicara," katanya.
ADVERTISEMENT
Anda juga bisa mengasah fokus anak sejak dini. Sebab anak dengan fokus yang baik akan mampu meningkatkan konsentrasinya sehingga mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Ada beragam cara untuk meningkatkan fokusnya, misalnya, mengajaknya bermain balok atau bermain puzzle.
Komunikasi
Anak yang memiliki komunikasi yang baik, dapat lebih mengekspresikan diri dan akan lebih percaya diri menghadapi orang-orang di sekitarnya.
Ada beragam cara untuk meningkat komunikasi anak. Anda bisa mengajaknya mengobrol, membacakan cerita kepada anak, atau bermain perbendaharaan kata lewat permainan kartu.
Empati
Memiliki perhatian dan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar atau empati adalah salah satu potensi anak cerdas. Sama seperti fokus, sikap empati pada anak sebetulnya sudah dimiliki sejak ia lahir.
ADVERTISEMENT
Namun jika tidak terus diasah, rasa empati itu lama-lama akan tergerus dengan kondisi lingkungannya. Untuk itu, Anda perlu mengembangkan rasa empatinya dengan berbagai cara. Misalnya merawat hewan peliharaan, mendonasikan mainan yang sudah tidak dimainkan, atau belajar mencintai alam. Cara ini dapat mengajarkan anak untuk bertanggung jawab, peduli dengan orang dan lingkungan di sekitarnya.
Memory
com-Ilustrasi anak sedang bermain. Foto: Shutterstock
Memiliki ingatan yang kuat dapat membantu anak belajar lebih baik. Anda bisa melakukan berbagai hal untuk dapat melatih memori anak. Misalnya, bermain tebak kata melalui kartu bergambar atau mengajari anak Anda menyimpan mainan mereka.
Atau sebagai alternatif, Anda bisa menciptakan hal rutin. Misalnya membuat jadwal kegiatan sehari-hari seperti tidur siang, playtime, atau bermain piano. Lakukan kegiatan itu sesuai jadwal. Dengan begitu, saat Anda tidak melakukannya, si kecil akan ‘menagih’ Anda untuk melakukannya.
ADVERTISEMENT
Problem Solving
Anak yang dapat memecahkan masalah kompleks sejak muda, cenderung memiliki perkembangan kecerdasan yang baik. Untuk menggali potensi kecerdasan ini, Anda bisa melakukan berbagai upaya seperti bermain balok bangunan atau mengajak anak membuat mainannya sendiri.
Dengan melakukan dua kegiatan tersebut, anak akan mencari cara untuk dapat menyelesaikannya. Dari situlah, anak akan belajar untuk dapat memecahkan masalah. Jika terus diasah, kelak anak akan mudah untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
Pengendalian Diri
Anak yang mampu mengendalikan dirinya akan memiliki kesabaran dan pengendalian emosi. Keterampilan pengendalian diri yang baik juga akan membantu anak menghindari stres di masa depan.
Untuk mengajarkan anak cara mengendalikan diri, Anda bisa melatihnya untuk menabung sejak kecil, memberikan anak tugas-tugas kecil seperti menyiram tanaman, atau memberi makan hewan peliharaan. Selain itu mengajari si kecil untuk menunggu giliran juga bagian dari pelatihan pengendalian diri pada anak.
ADVERTISEMENT
Sosial
com-Ilustrasi anak bermain dengan temannya. Foto: Shutterstock
Memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dan mampu berinteraksi serta beradaptasi dengan berbagai tipe orang di sekitar juga bagian dari kecerdasan anak.
Untuk meningkatkan jiwa sosialnya, Anda bisa mengajarkan si kecil untuk bersikap sopan dengan yang lebih tua atau mengajari anak untuk selalu mengucapkan "terima kasih, maaf, tolong". Meski terlihat sepele, dua hal sederhana di atas dapat membantu anak untuk bersosialisasi dengan teman baru.
Inisiatif
Memiliki kreativitas dan rasa ingin tahu yang tinggi, serta berani mencoba hal-hal baru adalah tanda anak memiliki inisiatif. Itu juga merupakan salah satu potensi kecerdasannya, lho, Moms.
Anak dengan inisiatif yang tinggi dapat mengelola banyak informasi dan menonjol dari yang lain. Untuk menumbuhkan inisiatif pada anak, Anda bisa memulainya dengan memberi contoh dalam kesehariannya. Misalnya mengikat tali sepatu atau menyiram tanaman di rumah. Sehingga saat Anda lupa melakukan keduanya, anak akan berinisiatif untuk melakukannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, setiap anak memiliki jenis kecerdasannya masing-masing, Moms. Untuk itu, jangan pernah menyerah untuk mengasah potensi kecerdasan yang dimilikinya dengan memberikan asupan yang bernutrisi seperti yang ada pada kandungan Enfragrow A+.
Setiap sajiannya, Enfagrow A+ mengandung nutrisi yang dibutuhkan anak seperti omega 3 dan omega 6 tertinggi, DHA, Beta Glucan, dan PDX/GOS yang baik untuk pertumbuhan otak, meningkatkan daya tubuh, serta mendukung proses belajar si kecil.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Enfagrow.