Tahapan Perkembangan Anak yang Perlu Anda Tahu

11 Januari 2018 11:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Balita (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Balita (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Pernah dengar istilah ‘usia emas’ yang dikaitkan pada perkembangan anak?
ADVERTISEMENT
Kata ini lekat hubungannya dengan apa yang terjadi pada setiap tahapan di masa anak usia dini, Moms. Karena di masa inilah, anak belajar dan terbentuk untuk menjadi pribadi seperti apa di masa depan.
Dilansir Parenting Club, secara umum, istilah anak usia dini merujuk pada anak-anak berusia 0-8 tahun.
Lebih lanjut, kajian rumpun keilmuan PAUD menyebut PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun atau dikenal ‘usia emas’.
Ilustrasi PAUD. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PAUD. (Foto: Thinkstock)
Sementara ruang lingkup usia dini meliputi, bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), kelompok bermain (3-6 tahun) dan usia sekolah awal (6-8 tahun). Di usia-usia inilah anak sangat membutuhkan stimulasi sesuai kelompok usia dan kemampuannya.
Karena itu, Anda perlu mengetahui tahapan perkembangan anak usia dini mulai dari fisik, kognitif, bahasa, emosi dan sosial. Apa maksudnya?
ADVERTISEMENT
Fisik
Com-Tempat Anak Bermain (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Com-Tempat Anak Bermain (Foto: Thinkstocks)
Perkembangan fisik anak usia dini berfokus pada pertambahan berat, tinggi, otak serta keterampilan motorik kasar dan halus.
Motorik kasar bisa berupa kemampuan anak untuk bergerak, melompat, berlarian. Ini utamanya terjadi pada anak usia 4-5 tahun yang kian bertambah kekuatannya seiring usia.
Sementara motorik halus berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan fisik yang lebih melibatkan otot kecil dan koordinasi pada mata dan tangan. Misalnya melipat dan merobek kertas, menjumput, mengupas dan sebagainya.
Kognitif
Proses belajar di sekolah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Proses belajar di sekolah. (Foto: Thinkstock)
Jean Piaget, Profesor Psikologi dari Universitas Geneva, Swiss, dalam Teori Perkembangan Kognitif (Cognitive theory) menyatakan, anak-anak sebetulnya memiliki cara berpikir layaknya orang dewasa. Setidaknya ada empat tahap perkembangan kognitif yang dibagi Piaget dalam 4 tahap.
ADVERTISEMENT
Pertama, tahap sensorimotor (usia 0-24 bulan) adalah masa anak masih memiliki gerak refleks yang terbatas. Ia belum bisa mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Tak heran bila Anda sering merasa bingung ketika anak usia ini rewel sedangkan anak pun tidak dapat menjelaskan apa yang mengganggunya.
Kedua, tahap praoperasional (2-7 tahun), anak sudah mulai dapat menerima rangsangan tapi masih terbatas. Meski masih cenderung egois, kemampuan bahasa dan kosakatanya yang kian berkembang membantu anak untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginan dan kebutuhannya. Di sinilah Anda perlu berusaha lebih keras untuk memahaminya sekaligus mengarahkannya pada hal atau kebiasaan yang baik.
Kemudian tahap operasional konkret (7-11 tahun), anak sudah bisa berpikir logis dan sudah mengerti konsep rasional. Selanjutnya, tahap operasional formal (mulai 11 tahun) anak mulai memasuki fase remaja hingga siap untuk menghadapi realita dunia pada masa dewasa.
ADVERTISEMENT
Bahasa
Ajarkan anak bahasa asing (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ajarkan anak bahasa asing (Foto: Thinkstock)
Pada masa prasekolah, perkembangan bahasa anak mulai berkembang pesat. Bahasa bisa ia dapatkan dari pengalaman dirinya ataupun lingkungannya.
Parent Further menyebut, anak usia 3 tahun umumnya telah mampu mengetahui setidaknya 300 kata. Jumlah itu tidak menutup kemungkinan berkembang menjadi 1.500 kata pada usia 4 tahun, dan mencapai 2.500 kata pada usia 5 tahun.
Bantu anak dengan melatih keterampilan bahasanya ini dengan kegiatan membaca bersama, mengajaknya ngobrol dan mengajukan banyak pertanyaan.
Apa yang paling kamu sukai dari kebun binatang? Apakah kamu merasa senang saat kita melihat gajah tadi? Bisakah kamu menyebutkan apa-apa saja yang tadi kita lihat di sana?
Sosio-Emosional
Anak bermain. (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Anak bermain. (Foto: Thinkstock )
Perkembangan pada anak usia dini sebetulnya telah dimulai sejak bayi dilahirkan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, secara emosional bayi mulai menghentakkan kaki ketika merasa senang, melempar barang ketika marah dan sebagainya. Kemudian seiring perkembangan usia dan kedekatan bayi dengan orang dewasa, akan menjadikan mereka semakin siap menghadapi sosialnya.
Anak usia dini umumnya memiliki rasa ingin tahu besar, unik, suka imaginasi dan fantasi, egois, dan konsentrasi yang relatif pendek. Itulah mengapa, seringkali pembelajaran pada anak usia dini lebih efektif disampaikan dengan melibatkan kegiatan atau permainan interaktif.
Nah, itu dia tahap perkembangan pada anak usia dini yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat sebagai bekal mendidik anak Anda ya, Moms!