Tanda Balita Siap Masuk PAUD

10 Januari 2018 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jiemi cuitan PAUD. (Foto: Twitter @jiemiardian)
zoom-in-whitePerbesar
Jiemi cuitan PAUD. (Foto: Twitter @jiemiardian)
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (5/1) akun Twitter bernama @jiemiardian yang diketahui seorang dokter bernama dr. Jiemi Ardian mengunggah statusnya yang menunjukkan “ketidaksetujuannya” terhadap PAUD.
ADVERTISEMENT
Jiemi tidak setuju dengan PAUD karena dianggapnya, anak-anak usia di bawah 4 tahun belum bisa berpikir seperti formal dan belum saatnya mendapat tugas-tugas. Ia juga menyoroti posisi orangtua sebagai “taman bermain terbaik” bagi anak. Lalu, Jiemi juga menyayangkan jika PAUD tak ubahnya sebagai “pendidikan yang menjadi bisnis”.
Pembelajaran PAUD. (Foto: Prameshwari Sugiri)
zoom-in-whitePerbesar
Pembelajaran PAUD. (Foto: Prameshwari Sugiri)
Psikolog anak dari Klinik Kancil--sentra tumbuh kembang anak, Alzena Masykouri pun angkat bicara terkait perlu tidaknya PAUD bagi anak-anak. Alzena menyebut, PAUD diperlukan sesuai dengan kondisi yang ada, utamanya kondisi dari masing-masing orang tua dan anak. Anda bisa membaca penjelasan Alzena tentang perlu tidaknya seorang anak masuk PAUD di sini.
Nah, bila sudah mempertimbangkan perlu atau tidaknya, menurut Alzena masih ada satu tahap lagi sebelum memutuskan mendaftarkan balita Anda ke PAUD atau tidak.
ADVERTISEMENT
“Perhatikan betul kesiapan anak. Misalnya, bagaimana dengan kemandiriannya? Apakah anak sudah bisa berpisah dengan orang tua? Bila anak belum bisa berpisah dengan orang tuanya, ia tentu akan merasa tidak aman dan nyaman ditinggal di sekolah,” pesannya.
Pembelajaran PAUD. (Foto: Prameshwari Sugiri)
zoom-in-whitePerbesar
Pembelajaran PAUD. (Foto: Prameshwari Sugiri)
Penulis buku “Pendidikan dalam Sepotong Kerupuk” ini juga membagi tipsnya dalam memilih PAUD yang tepat bagi anak.
“Apa sih, yang dibutuhkan anak? Karena kebutuhan setiap anak jelas berbeda. Kemudian dari memahami kebutuhan tersebut, kita bisa pertimbangkan lagi hendak memilih PAUD yang seperti apa? Karena PAUD juga ada macam-macam jenis maupun metodenya. Yang paling baik untuk dipilih tentu yang metodenya paling sesuai dengan family values Anda,” ucapnya.
Ia mencontohkan, keluarga bisa memilih PAUD yang lebih mengedepankan pengembangan keterampilan sosial bagi anaknya, atau yang lebih mengajarkan keteraturan, atau justru kuat dalam penanaman nilai-nilai agama misalnya.
ADVERTISEMENT
“Itu sebabnya, perlu disesuaikan dengan nilai dari keluarga masing-masing,” imbuhnya.
Selain itu menurut Alzena, meski idealnya hak pemilihan sekolah anak ada pada orang tua sampai ia beranjak ke tingkat SMP, namun kenyamanan anak ketika memasuki PAUD tetap perlu orang tua perhatikan. PAUD yang cocok atau mampu memenuhi kebutuhan anak orang lain, belum tentu cocok untuk anak kita.
PAUD yang membuat anak sulung Anda nyaman, belum tentu nyaman untuk adiknya. Begitu juga sebaliknya. Jadi sekali lagi, memang tidak bisa dipukul rata.