Tips agar Anak Tidak Terjebak dalam Lingkaran Bullying

9 November 2018 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dibully. (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dibully. (Foto: Thinstock)
ADVERTISEMENT
Bullying merupakan masalah yang umum terjadi di seluruh dunia. Meski begitu, tindakan mengintimidasi seperti ini tidak bisa dibenarkan dan dapat mengganggu kesehatan mental anak. Hal itu dapat terjadi pada siapa saja, baik bullying secara langsung maupun lewat media sosial.
ADVERTISEMENT
Menurut Leanne Hall seorang psikolog klinis, sekolah memang akan melakukan tindakan tegas pada praktik bullying. Meskipun begitu, peran orang tua dan keluarga juga tak kalah penting menghindarkan anak masuk ke dalam lingkaran bullying --baik sebagai pembully atau yang dibully.
Ada beberapa hal yang bisa Anda dan suami lakukan untuk mencegah tindakan tidak baik ini.
Dan itu sudah bisa dilakukan bahkan sejak anak belum masuk sekolah. Apa saja?
Latih rasa empati anak sejak dini
Ilustrasi ibu dan anak berpelukan. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak berpelukan. (Foto: Shutterstock)
Rasa empati anak bisa Anda kembangkan sejak tahun-tahun pertama kehidupannya. Dari usia 0 hingga 2 tahun, Anda dapat memulainya dengan mengenalkan emosi orang lain yang Anda tirukan.
Kemudian, ketika anak-anak mulai sadar tentang perasaannya, di usia 3 sampai 4 tahun mulai perkenalkan kosa kata baru dan cara mengekspresikan emosi. Tunjukkan gambar-gambar yang bisa menyentuh empati mereka, setelah itu ajukan bagaimana perasaan mereka ketika melihatnya. Anda bisa mengatakan, 'wajah orang di buku ini sedang sedih, kalau sedang sedih maka perlu dihibur agar tidak sedih lagi. Apa yang sebenarnya bisa buat dia sedih? Oh ternyata karena mainannya direbut oleh temannya,'
ADVERTISEMENT
Interaksi seperti ini bisa membuat anak berpikir, tindakan yang akan ia lakukan ke orang lain bisa berdampak menyenangkan maupun tidak. Jangan lupa juga berikan contoh langsung cara menunjukkan empati ke orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Biarkan Mereka Mengekspresikan Emosinya
Ayah dan anak (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ayah dan anak (Foto: Unsplash)
Berikan anak waktu dan ruang untuk mengekspresikan emosinya. Anda dan suami bisa mengajaknya mengobrol santai ketika sedang family time. Tidak perlu menunggu anak besar, bangunlah kebiasaan sehat dan mendukung sejak dini.
Hal itu dapat mendorong si kecil agar terbuka dan mau menceritakan segala hal yang mungkin mengganggunya kepada orang tuanya. Pancing cerita darinya mengenai kesehariannya bersama teman-teman. Kenali juga karakter dan kebiasaannya ketika sedang ada masalah, menutupi masalah hingga sedang bahagia.
ADVERTISEMENT
Beri Mereka Pemahaman Bahwa Mereka Berharga
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: Thinkstock)
Hal ini amat penting ditanamkan ke anak-anak Anda. Itu untuk mencegah dirinya rela untuk ditindas oleh teman-temannya karena suatu hal. Hal ini juga merupakan salah satu kunci untuk mencegah bullying. Beritahu kelebihan-kelebihan anak Anda agar ia tak merasa kecil hati ketika diejek, dan katakan juga kekurangan yang mereka miliki bukanlah suatu masalah yang dapat menghambat dirinya untuk berkembang.
Beri mereka pemahaman juga jika semua orang sama berharganya. Moms, coba katakan bahwa semua orang punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Ajak mereka mengamalkan toleransi atas perbedaan-perbedaan itu.
Biarkan Mereka Bersosialisasi
Ilustrasi Anak Bermain Bersama (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Bermain Bersama (Foto: istimewa)
Banyak hal yang bisa anak Anda pelajari ketika bermain, Moms. Yaitu ketika mereka berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya, mereka akan mengembangkan keterampilan sosialnya dengan orang lain. Kemampuan kognitif, sosial, dan emosional mereka juga akan berkembang.
ADVERTISEMENT
Ketika bermain, mereka berkemungkinan besar menghadapi masalah, seperti rebutan mainan dengan teman sebaya. Nah, peran orang tua dalam mengembangkan karakter anak penting di sini. Contohkan perilaku yang baik dan bantu mereka dalam menghadapi situasi yang terjadi. Itu berguna bagi masa depannya agar ia dapat menangani masalah pribadinya dengan lebih baik di masa depan.
Ajari Anak tentang Keragaman
Anak bermain (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bermain (Foto: Thinkstock)
Setiap orang terlahir dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Latar belakang, agama, suku, bentuk tubuh, serta hal lain yang berbeda-beda. Ajarkan anak tentang keragaman itu dan tanamkan ke mereka tidak ada yang salah dari perbedaan itu.
Anda bisa mengajari mereka keragaman lewat buku-buku bacaan, bincang-bincang santai ketika sedang bermain di luar, ataupun melihat langsung keragamanan ketika sedang traveling bersama. Anda juga harus mencontohkan sikap toleransi terhadap perbedaan-perbedaan itu. Hal itu akan mendorong anak untuk tidak pilah-pilih teman ke depannya.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah tindakkan bullying, kuncinya perlu dimulai dilakukan sejak kecil. Anda, ayah si anak, dan keluarga punya peranan penting untuk mengembangkan sikap-sikap anak agar tidak terjebak di lingkaran bullying ke depannya.
Penulis: Nanda Saputri