Tips Menghadapi Anak yang Suka Melebih-lebihkan Cerita

10 April 2018 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak bersahabat (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bersahabat (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Apakah anak Anda gemar bercerita? Saat ia menceritakan sesuatu, ia begitu bersemangat. Apalagi, jika Anda meresponsnya atau terlihat tertarik dengan ceritanya. Memiliki anak yang komunikatif pasti menyenangkan ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Tapi masalahnya, si kecil ini ternyata suka melebih-lebihkan cerita. Bahkan terkadang, ceritanya lebih didominasi oleh imaginasi-imaginasi yang disambungkan.
Moms, meski imaginasi yang tinggi bagi anak itu bagus, namun Anda juga tetap perlu memberi batasan lho. Agar ia bisa membedakan mana yang benar terjadi dan mana yang hanya ada dalam khayalan. Lantas, bagaimana caranya?
kumparanMOM (kumparan.com) merangkum cara-cara yang bisa Anda lakukan ketika menghadapi tipe anak yang suka melebih-lebihkan cerita, seperti berikut ini:
Bercerita apa adanya
Ilustrasi anak mandiri (Foto: skimpton007/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak mandiri (Foto: skimpton007/Pixabay)
Mulailah menanamkan pada anak untuk bercerita apa adanya. Sesuai dengan apa yang ia lihat dan punya. Misalnya, anak Anda bercerita kepada teman-temannya jika ia memiliki rumah seperti istana. Ada emas-emas yang berkilauan di lantainya, ada kolam renang besar, dan memiliki kendaraan mewah.
ADVERTISEMENT
Pelan-pelan beri pengertian pada anak Anda Moms, jika anak sebaiknya mengungkapkan apa yang ada. Selain itu, anak sebaiknya tidak membayangkan apa yang ditontonnya seolah harus selalu ada dalam kehidupannya. Intinya, ajarkan anak jujur dan bangga terhadap apa yang ia miliki.
Pahami makna tersirat
Anda dan si kecil pergi berlibur ke pantai. Kemudian, anak melebih-lebihkan cerita dengan mengatakan kepada temannya bahwa ia dan Anda berlibur ke pantai lalu mampir ke rumah es krim. Padahal Anda dan si kecil hanya pergi ke pantai dan tidak pergi ke rumah es krim.
Moms, pahamilah. Bisa jadi anak sebetulnya hanya ingin mengatakannya pada Anda bahwa suatu hari nanti ia ingin diajak berlibur ke rumah es krim. Pekalah untuk menangkap makna tersirat yang ada dalam ceritanya.
ADVERTISEMENT
Berpikir realita dan khayalan
Ilustrasi Peluk Anak  (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peluk Anak (Foto: thinkstock)
Ketika ceritanya mulai melayang-layang sebagai khayalan atau imaginasi, ajaklah anak berpikir sejenak. Misalnya, ketika ia bilang saat di rumah teman ia bertemu dengan kucing lucu yang bisa menulis. Coba katakan pada anak, "Nak, mungkin enggak ya tangan kucing bisa memegang pensil dan menulis?
Tidak perlu ikut-ikutan
Libur sekolah usai, anak-anak pun saling bersaing untuk menceritakan liburan yang paling seru dan menarik perhatian. Nah, melebih-lebihkan cerita bisa juga karena hal itu Moms. Maka, ajarkan pada anak agar tidak mudah ikut-ikutan bercerita yang berlebihan.