Tips Menghadapi Nilai Rapor Anak yang Jelek

24 Desember 2017 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nilai buruk  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nilai buruk (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua berharap anaknya tumbuh pintar dan berprestasi, umumnya secara akademik. Maka nilai rapor menjadi salah satu tolak ukur dalam melihat prestasi anak di sekolah. Demi memenuhi ekspektasinya, tak jarang orang tua meminta anaknya ikut berbagai bimbingan belajar untuk mengasah kemampuan anak.
ADVERTISEMENT
Pembagian rapor kemudian menjadi momen yang menegangkan, bukan saja bagi si anak tapi juga orang tua. Apakah si anak berhasil memenuhi ekspektasi orang tua atau tidak mampu mencapai apa yang diharapkan?
Orang tua sebaiknya lebih siap dalam menghadapi kedua kondisi tersebut, khususnya ketika anak mendapat nilai yang tidak sebagus apa yang diharapkan. Omelan, apalagi bernada mencela, karena nilai jelek bisa membuat anak rendah diri.
Dilansir verywell.com, merasa kecewa adalah hal yang wajar bagi orang tua. Akan tetapi anda tidak boleh marah apalagi menghukum anak anda. Karena hal itu akan menambah rasa trauma dan berdampak negatif pada psikologis anak anda.
Pertama, sebaiknya anda memahami sistem penilaian yang berlaku. Apakah memang nilai yang diperoleh anak anda sangat buruk atau tidak. Perhatikan catatan yang diberikan oleh guru. Setelah itu, pahami juga bagaimana bobot penilaian diberikan.
ADVERTISEMENT
Jika anda sudah memahami itu semua, fokus terlebih dulu pada hal-hal positif yang diraih anak anda. Apakah dia aktif dalam kegiatan lain di luar kelas, atau dia memiliki nilai yang baik di beberapa bidang.
Baru kemudian anda membicara kekecewaaan yang anda alami. Caranya, dengan menanyakan kendala yang dialami oleh si anak. Apa yang membuat ia kesulitan atau tidak memahami pelajaran tersebut. Dengan begitu, anda bisa lebih memahami potensi si anak dan anak anda pun bisa lebih terbuka.
Ketika anda langsung marah-marah, si anak biasanya akan merasa terbebani. Omelan anda cenderung akan membuat si anak malu dan terhina, bukannya termotivasi. Oleh karena itu, dengarkan terlebih dulu apa yang dihadapi anak anda.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, berikanlah solusi dan dukungan. Mendampingi anak anda belajar adalah salah satunya. Bantulah jika si anak merasa kesulitan dan berdiskusilah untuk mencari cara belajar yang efektif.
Manfaatkan juga undangan konseling untuk memperoleh masukan dari guru di sekolah. Hal tersebut dilakukan agar si anak bisa memperbaiki nilainya, terkontrol perkembangannya, dan tumbuh konsep diri yang positif pada dirinya.
Selain itu, berikan dukungan pada minat dan bakat anak anda. Tidak semua anak memiliki jenis kecerdasan yang sama. Anda bisa fokus dalam mengembangkan potensi lain yang dimiliki anak anda.
Orang tua dan anak yang introvert (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Orang tua dan anak yang introvert (Foto: Thinkstock)