Tummy Time: Alasan Bayi Perlu Bermain Sambil Tengkurap

Ilustrasi Bayi Bermain Sambil Tengkurap (Foto: Shutterstock)

Para pakar menyarankan orang tua tidak melulu menggendong bayinya dan membiarkan bayi sering bermain dalam posisi tengkurap atau tummy time. Tentu saja, saran ini diberikan bukan tanpa alasan. Sebab, tummy time tidak hanya menyenangkan untuk bayi tapi juga penting dan perlu dilakukan untuk kepentingan tumbuh kembangnya.

Sebelum bayi bisa merangkak dan berjalan, ada tonggak-tonggak fisik penting lain yang harus dilaluinya. Ya, Moms, bayi harus lebih dulu mampu berguling, duduk, serta mengangkat kepala dan leher mereka.

Bagaimana bayi bisa mencapai kemampuan-kemampuan ini, banyak ditentukan oleh seberapa sering bayi menghabiskan waktunya untuk bermain dengan posisi tengkurap dan bertumpu pada perutnya atau yang dikenal dengan istilah tummy time.

Bayi yang jarang melakukan tummy time, dapat kehilangan kesempatan berlatih mengangkat kepalanya melawan gravitasi dan menahan beban tubuh dengan lengannya sendiri. Padahal aktivitas inilah yang dapat memperkuat otot leher, bahu, lengan, dan perut.

Otot-otot leher, bahu, lengan dan perut yang kuat adalah modal dasar bagi bayi untuk dapat duduk, berguling, mendorong, dan merangkak. Nah, penting sekali kan?

Selain itu, meletakkan bayi dengan posisi tengkurap atau bertumpu pada perut untuk bermain juga aakan memberi bayi kesempatan untuk bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya. Ini dapat membantu mengembangkan keterampilan koordinasi, keseimbangan dan kontrol postural bayi.

Bila sudah mendapatkan keterampilan dan perspektif motor baru ini, bayi akan menjadi lebih percaya diri dan ingin tahu, yang akan mendorongnya untuk bergerak dan menjelajahi dunia di sekelilingnya belum lagi, mempersiapkan diri untuk merangkak.

Karena seperti orang dewasa, bayi perlu berganti posisi sepanjang hari agar tubuhnya tetap sehat dan fungsional. Kalau sepanjang hari hanya berbaring telentang atau digendong, kemungkinan besar bayi akan mengalami masalah perkembangan fisik dan motorik di usia dini.

ilustrasi Bayi (Foto: Pexels)

Lantas sejak kapan Anda bisa mulai mengajak bayi melakukan tummy time? Jawabannya, sedini mungkin! Tummy time sudah bisa dimulai bahkan sejak bayi baru lahir dengan meletakkannya di perut Anda sambil melakukan kontak kulit-ke-kulit (skin-to-skin) yang sangat bermanfaat untuk bayi.

Anda dapat terus melakukan ini dan menjadikannya acara rutin yang juga dapat menambah kelekatan Anda dengan si kecil. Para pakar menganjurkan tummy time dilakukan 2-3 kali sehari, selama 3-5 menit setiap kali.

Coba saja secara bertahap, Moms. Pada awalnya, tummy time mungkin hanya berlangsung beberapa menit sebelum bayi Anda menjadi mengantuk atau mulai rewel. Tidak apa, dan jangan memaksa. Bila bayi tampak mulai tak nyaman dengan posisi tengkurapnya, angkat segera.

Sebaiknya Anda juga tidak membiarkan bayi melakukan tummy time sampai ia terlalu lelah atau tertidur. Pasalnya, tidur dengan posisi tengkurap dapat meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi.

Bayi tengkurap (Foto: Pixabay)

Jadi angkat saja bayi segera bila ia sudah tampak lelah atau bosan. Anda dapat melakukannya lagi lain kali sampai bayi terbiasa.

Perlahan-lahan, tingkatkan waktu dan frekuensi tummy time dilakukan. Pada saat usia bayi 3-4 bulan misalnya, cobalah untuk melakukan tummy time sekitar 20 menit per hari. Jika bayi Anda tampak puas dan senang, biarkan dia melakukannya hingga 40-60 menit total setiap hari.

Perhatikan perkembangannya Moms, pada saat bayi sudah memiliki kekuatan dan koordinasi untuk berguling (pada usia sekitar 4-6 bulan), ia akan mencoba melakukan tummy time sendiri tanpa perlu bantuan Anda lagi!