Ustaz Abdul Somad Tentang Vaksin MR: Makan Babi atau Mati, Pilih Babi!

14 September 2018 19:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vaksin MR (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin MR (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Nama Abdul Somad tentu tidak asing lagi di telinga Anda. Maklum, ustaz yang terkenal memiliki 4,2 juta lebih follower di Instagram kerap memberi ceramah dan pendapat terkait dengan hal-hal yang tengah menjadi perbincangan di masyarakat. Apalagi namanya juga sempat menyeruak di bursa calon presiden-wakil presiden.
ADVERTISEMENT
Nah, kali ini melalui video yang beredar di Youtube, Abdul Somad juga memberi ceramah mengenai pemberian vaksin MR, Moms.
Pemberian vaksin MR (Measless Rubella) untuk anak hingga kini memang masih menjadi perdebatan. Pasalnya, vaksin MR produk dari SII (Serum Institute of India) belum memiliki status halal karena dalam proses produksinya menggunakan bahan dari enzim tripsin babi.
Meski begitu, Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) membolehkan penggunaan vaksin MR bagi umat muslim mengingat, sampai saat ini belum ada vaksin MR yang halal. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengakui bahwa vaksin adalah satu-satunya metode imunisasi. Adapun metode lain yang diklaim bisa menggantikan vaksin, ternyata oleh MUI tidak dianggap bisa menggantikan vaksin.
ADVERTISEMENT
Jadi, apa pendapat Ustaz Abdul Somad mengenai hal ini?
Ustaz Abdul Somad (Foto: Instagram/@ustadzabdulsomad)
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Abdul Somad (Foto: Instagram/@ustadzabdulsomad)
Ternyata senada dengan MUI, Ustaz Abdul Somad memperbolehkan penggunaan vaksin MR karena alasan darurat.
"Sampai sekarang MUI tidak mengeluarkan sertifikat halal. Oleh sebab itu kalau ada yang memakai itu alasannya darurat, karena kata dia kalau anaknya tidak disuntik ini sakit cacar, (bisa) mati. Kita kalau disuruh pilih dua mati atau makan babi, pilih makan babi. Tak boleh pilih mati," tegas Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad juga menekankan kepada orang tua untuk mencari tahu lebih dalam terkait penggunaan vaksin MR. Jika menurut penjelasan dokter, anak perlu mendapat vaksin MR, maka demi kebaikan anak, orang tua harus melakukannya.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau takut, khawatir, ada dokter ibu dokter bapak, tanya 'anakku kalau tak suntik rubella gimana?' (Kata dokter) 'Oh jangan, nanti dia bisa begini begini' Maka suntiklah. Hukumnya bukan karena label halal dari MUI tapi karena darurat takut mati," sekali lagi Ustaz Abdul Somad menekankan.
Penjelasan Ustaz Abdul Somad ini rupanya merujuk pada dampak penyakit campak yang bisa menyebabkan komplikasi yang serius mulai dari diare akut, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan kematian. Sementara rubella bisa menimbulkan kelainan pada anak seperti seperti kelaianan jantung, kelainan mata, tuli, kerusakan jaringan otak, dan mengalami keterlambatan perkembangan.
Ilustrasi vaksin untuk anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin untuk anak. (Foto: Thinkstock)
Penggunaan bahan dari babi di vaksin MR yang menuai pro dan kontra ini sebenarnya juga telah dijelaskan oleh Koalisi Dokter Muslim Peduli Imunisasi. Dalam rilisnya, Koalisi Dokter Muslim ini menegaskan bahwa produk akhir vaksin MR tidak mengandung babi. Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan BPOM.
ADVERTISEMENT
Lantas, adakah perbedaan antara penggunaan bahan dari babi dalam proses pembuatan vaksin dengan ada tidaknya kandungan babi dalam vaksin? Jelas ada bedanya, Moms.
Untuk dapat memahaminya, penggunaan enzim tripsin babi dalam pembuatan vaksin hanya sebagai katalisator. Sifat katalisator memang ikut berproses, tetapi di akhir ia tidak bersenyawa. Sehingga pada hasil akhir produk, katalisator tersebut sama sekali tidak ada. Jadi vaksin sebagai produk akhir sama sekali tidak mengandung enzim babi.
Jadi sekarang jelas kan, mengapa vaksin MR dibolehkan bahkan dianjurkan oleh para ahli maupun ulama, termasuk oleh Ustaz Abdul Somad?