Yang Dapat Anak Pelajari tentang Nyepi meski Tak Merayakannya

16 Maret 2018 23:38 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hari Raya Nyepi di Bali. (Foto: Antara/Fikri Yusuf)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Raya Nyepi di Bali. (Foto: Antara/Fikri Yusuf)
ADVERTISEMENT
Apa yang anak Anda ketahui tentang Nyepi? Bila tidak merayakannya, bisa saja si kecil (bahkan juga banyak orang dewasa lain termasuk Anda) hanya tahu bahwa Nyepi adalah Hari Raya umat Hindu khususnya yang ada di atau berasal dari Bali.
ADVERTISEMENT
Tentu saja tidak salah. Tapi sebenarnya ada banyak hal menarik yang bisa anak pelajari dari Hari Raya Nyepi. Bukan untuk ikut merayakannya kok, Moms, tapi untuk menambah wawasan sekaligus mengenalkan anak akan keberagaman yang ada di Indonesia sehingga dapat menumbuhkan dan melatih empati mereka.
Chintya Astana, seorang guru sekolah swasta di Jakarta Selatan misalnya, mendapat cukup banyak pertanyaan dari murid-muridnya yang memang tahu bahwa ia merayakan Nyepi. Maklum, kadang-kadang penjelasan di buku pelajaran saja tidak cukup memuaskan rasa ingin tahu anak.
Ilustrasi anak menutup mulut (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menutup mulut (Foto: Thinkstock)
Jadi kira-kira apa saja yang mungkin ditanyakan dan dapat dipelajari anak tentang nyepi? Dari obrolan kumparanMom (kumparan.com) bersama Chintya dan Laksmi Paramitha dari Komunitas Bhinneka pada hari Jumat (16/3) tentang Nyepi berikut beberapa contohnya untuk Anda:
ADVERTISEMENT
Apa itu Nyepi?
Nyepi berasal dari kata sepi, senyap atau sunyi. Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/ kalender Saka. Hari Nyepi tahun yang jatuh pada tanggal 17 Maret 2018, adalah Tahun Baru Saka 1940.
Untuk memasuki tahun yang baru, mereka berusaha memulainya dengan suci dan damai yaitu dengan melakukan Catur Brata Penyepian.
Anak Melakukan Meditasi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Melakukan Meditasi (Foto: Pixabay)
Catur Brata Penyepian adalah 4 langkah pengendalian diri selama 1 hari penuh (24 jam) yang isinya:
1. Amati Geni yang artinya tidak menyalakan lampu atau api.
2. Amati Karya atau tidak bekerja.
3. Amati Lelungan artinya tidak keluar rumah atau berpergian.
4. Amati Lelangunan artinya tidak bersenang-senang atau menghibur diri.
Karena tidak boleh menyalakan api, kompor atau listrik, banyak yang memilih menjalani Catur Brata Penyepian dengan berpuasa. Anjuran untuk "tidak menyalakan api" juga diartikan sebagai tidak boleh 'menyalakan' rasa marah atau kebencian pada orang lain maupun diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya saat melakukan penyepian, umat Hindu akan lebih banyak berdiam, merenung, berdoa, beribadah atau melakukan meditasi. Penyepian biasanya dilakukan mulai dari pukul 6 pagi hingga pukul 6 lagi keesokan harinya. Namun ada juga yang mulai melakukannya pada tengah malam atau tepat begitu memasuki hari Nyepi.
Bolehkah tidur dan berbicara saat Nyepi?
Tidak ada larangan untuk tidur dan berbicara saat Nyepi. Puasa pun bukan merupakan suatu ajaran tertulis yang menjadi keharusan. Yang penting dapat mengendalikan diri.
Ilustrasi anak memeluk ibu  (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak memeluk ibu (Foto: Thinkstock )
Apa gunanya?
Nyepi sebenarnya adalah usaha untuk memberi ruang hening bagi diri dan memulai damai dari diri sendiri. Dalam diri sendiri, pikiran dan tindakan terkadang membuat hati menjadi tidak damai. Prinsipnya dalam agama Hindu, jika ingin mengubah dunia misalnya, maka mulailah dari diri sendiri dulu.
ADVERTISEMENT
Nyepi sebenarnya juga memiliki tujuan untuk pembersihan alam semesta yang selama ini telah memberi begitu banyak pada manusia. Saat Nyepi adalah saat manusia memberikan 'hadiah' berupa waktu istirahat selama 24 jam untuk bumi, udara, air, api, seluruh semesta ini.
Di Bali misalnya, tidak ada kendaraan yang digunakan selama Nyepi. Hasilnya, tidak ada asap knalpot selama 24 jam dan udara menjadi sangat bersih. Belum lagi kalau kita hitung berapa banyak bensin atau daya listrik yang dihemat selama sehari dan masih banyak manfaat untuk alam lainnya.
Karena tidak boleh keluar rumah selama sehari penuh, Nyepi juga melekatkan hubungan antara anggota keluarga dan membuat yang menjaninya merasa lebih rileks dan bahagia.
Ilustrasi Berjabat Tangan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berjabat Tangan (Foto: Pixabay)
Kapan kita seharusnya mengucapkan selamat? Sebelum atau sesudahnya?
ADVERTISEMENT
Bila ingin mengucapkan selamat pada tetangga atau teman yang merayakan Nyepi, Anda bisa menyampaikannya 2 hari atau sehari sebelum tanggal yang ditetapkan sebagai Hari Raya Nyepi. Bila tidak sempat, boleh juga menyampaikan sehari sesudahnya.
Ucapkan "Selamat Hari Nyepi" atau "Selamat Melaksanakan Tahun Brata Penyepian". Bisa juga, sampaikan "Selamat Tahun Baru Saka" pada mereka yang merayakannya.
Apakah kita juga boleh berkunjung ke rumah orang yang merayakan Nyepi?
Boleh! Datang saja sehari sebelum atau sehari setelahnya. Umat Hindu Bali mengenal budaya Ngembak atau saling berkunjung ke rumah kerabat sehari setelah Nyepi. Ngembak artinya 'membuka', jadi budaya Ngembak seperti jadi simbol mereka membuka lembaran hari-hari yang baru.
Tapi jangan berkunjung tepat pada hari Nyepi ya, Moms. Ini tentu akan sangat mengganggu mereka yang tengah menjalankannya. Bila rumah Anda tepat bersebelahan dengan keluarga yang merayakan Nyepi, usahakanlah untuk juga tidak memasang TV atau lagu yang terlalu keras agar tidak menganggu penyepian mereka.
Upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi  (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Apakah Nyepi hanya dilakukan oleh umat Hindu Bali?
ADVERTISEMENT
Umumnya begitu. Umat Hindu keturunan India di Indonesia merayakan Hari Raya Ugadi dengan perhitungan tahun yang berbeda. Begitu juga dengan umat Hindu Nusantara lainnya seperti Hindu di wilayah Sunda, Padang, Dayak dan sebagainya. Semua punya hari raya-nya sendiri. Unik, ya!