Yang Perlu Dilakukan Orang Tua Kalau Anak Takut ke Dokter Gigi

16 Februari 2019 18:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak takut ke dokter gigi Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak takut ke dokter gigi Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Banyak anak takut ke dokter gigi. Untuk mereka, dokter gigi bisa saja diasosiasikan dengan kondisi tidak menyenangkan, kursi yang aneh dan alat-alat yang menakutkan. Akhirnya, orang tua sulit sekali mengajak atau membujuk anak ke dokter gigi.
ADVERTISEMENT
Padahal, orang tua perlu mengajak si kecil melakukan pemeriksaan gigi ke dokter secara berkala. Ya Moms, pemeriksaan gigi tak selalu harus menunggu rasa sakit itu timbul.
"Kadangkala pada kunjungan pertama ke dokter gigi, ada beberapa anak merasa takut. Jika anak mendapatkan pengenalan dan pengalaman yang menyenangkan pada kunjungan pertama ke dokter gigi, umumnya pada rasa takut ataupun cemas akan semakin berkurang bahkan hilang pada kunjungan- kunjungan berikutnya," terang drg. Tri Julianti, SpKGA, dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak dari RSPI Pondok Indah Jakarta, kepada kumparan MOM, Kamis (14/2).
Ilustrasi dokter gigi memeriksa gigi anak Foto: Shutter Stock
Menurut drg. Tri Julianti, pendekatan kepada anak-anak saat melakukan perawatan gigi berbeda dibanding pada orang dewasa. Ini bertujuan untuk membentuk perilaku positif anak terhadap perawatan gigi, karena perawatan gigi diperlukan sejak dini sampai dewasa. Bahkan bisa dibilang, hampir tak ada orang yang tak membutuhkan dokter gigi
ADVERTISEMENT
Perihal membuat anak berani ke dokter gigi, memang ada trik khususnya, Moms. Berikut beberapa saran buat orang tua oleh drg. Tri Julianti agar anak berani ke dokter gigi:
1.Beri Tahu dengan Jujur
Sejak jauh-jauh hari, beri tahu anak bahwa Anda akan mengajaknya mengunjungi dokter gigi. Jangan berbohong atau menjebak anak, Moms. Misalnya bilang pada anak mau mengajaknya ke rumah saudara padahal ternyata Anda membawa anak ke poli gigi. Ini akan memberi anak gambaran negatif seolah-olah tempat praktik dokter gigi adalah tempat yang buruk sehingga Anda sampai menutupinya.
Memberi tahu anak dengan jujur bisa melancarkan niat kunjungan ke dokter gigi. Foto: Thinkstock
2.Siapkan Anak
Bersikap jujurlah dan beri anak gambaran positif tentang bagaimana dan apa yang akan dilakukan. Beri anak penjelasan tentang rencana mengunjungi dokter ini.
ADVERTISEMENT
Katakan, "Kita akan ke rumah sakit untuk menemui dokter gigi. Itu lho, rumah sakit yang kamu pernah datangi sama Ibu terus main perosotan di sana. Ingat, Nak?"
Jelaskan juga, "Dokter gigi punya kursi spesial. Sandarannya bisa turun sampai posisi tiduran supaya kamu nyaman. Ibu juga akan terus menemanimu."
Mengetahui atau setidaknya membayangkan apa yang terjadi, akan membuat anak merasa siap dan lebih tenang, Moms.
Anda juga bisa membuat anak merasa tidak asing dengan dokter yang akan ditemuinya dengan menggunakan kata sapaan akrab bagi anak. Misalnya bilang, "Nanti Om atau Tante Dokter akan melihat dan menghitung gigimu."
Bila perlu, ajak anak membaca buku cerita atau menonton video di internet tentang pergi ke dokter gigi. Intinya, siapkan anak, dengan cara yang menyenangkan.
Ilustrasi pemeriksaan gigi anak Foto: Shutterstock
3.Pilih dokter yang tepat
ADVERTISEMENT
Jika belum memiliki dokter gigi keluarga yang Anda percaya atau bila ini adalah kali pertama si kecil periksa gigi ke dokter, sebaiknya Anda membawa si kecil ke dokter gigi spesialis gigi anak yang memiliki gelar Sp.KGA. Tapi memang, tidak semua poli gigi memilikinya.
Tidak usah berkecil hati, bila tak ada dokter gigi spesialis anak di wilayah tempat tinggal Anda. Yang penting, pilihlah dokter gigi yang sudah biasa menangani anak. Untuk menemukan dokter gigi ini, sebaiknya Anda melakukan survei kecil-kecilan sebelumnya. Coba tanya kepada teman yang sudah pernah membawa anaknya ke dokter gigi.
Anda juga bisa memilih klinik atau ruang praktek dokter gigi yang suasananya nyaman serta child friendly. Misalnya yang memiliki dinding berwarna cerah atau bergambar lucu, boneka, atau pun hal lain, yang membuat suasana lingkungan praktik dokter gigi menarik buat anak.
ADVERTISEMENT
4.Anda juga Tidak Boleh Takut
Bila Anda memiliki pengalaman buruk dengan dokter gigi atau sebenarnya Anda sendiri takut ke dokter gigi, jangan pernah perlihatkan itu kepada anak.
Cobalah bersikap berani, rileks dan tetap tenang. Ketenangan Anda akan menular dan memberi anak rasa percaya diri.
Tak perlu juga berpesan pada anak, "Jangan takut ya, kamu enggak usah takut, harus berani, enggak takut kan?" Kalau seperti ini, Anda justru menanamkan rasa takut pada anak dan si kecil akan jadi tegang, Moms!
Ilustrasi anak bergigi sehat Foto: Shutter Stock
Tapi kalau saat sudah tiba di klinik gigi, anak masih terlihat takut dan menolak diperiksa?
"Dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak umumnya sudah mendapat pendidikan tentang manajemen perilaku anak dalam menghadapi sikap anak yang kurang atau tidak kooperatif dalam perawatan gigi. Agar proses pemeriksaan bisa berjalan lancar, perlu kerja sama antara dokter dengan orang tua. Dokter akan meminta orang tua untuk tetap tenang dan rileks, agar anak juga bisa rileks. Selain itu dokter akan membangun hubungan yang hangat dulu dengan pasien anak agar ia bersedia membuka mulutnya, misalnya dengan diajak mengobrol," tutup dr.Tri Julianti.
ADVERTISEMENT
Di sinilah Anda dapat menilai juga dokter yang menangani s kecil, Moms. Pastikan anak merasa nyaman dengannya, bila tidak jangan dipaksa. Memaksa anak hanya akan membuatnya semakin takut ke dokter gigi atau bahkan menjadi trauma hingga ia dewasa.