Zhafira Loebis, Mompreneur di Balik Bisnis Sewa Barang Bayi Babyloania

4 April 2019 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Founder Babyloania, Zhafira Loebis, Senin (1/4). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto Founder Babyloania, Zhafira Loebis, Senin (1/4). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga perlengkapan bayi yang mahal dan pemakaiannya yang sebentar, ternyata menciptakan peluang bisnis bagi Zhafira Loebis. Ya, berawal dari masalah itu, ibu dari 2 orang anak ini berusaha menemukan solusinya dengan membuka bisnis sewa perlengkapan bayi yang diberi nama Babyloania.
ADVERTISEMENT
"Saat hamil di tahun 2014, aku membuat list barang-barang bayi bersama suami. Kami kaget, kok barang-barangnya mahal dan banyak sekali yang harus dibeli. Selain itu, barang bayi kebanyakan ukurannya besar sehingga perlu tempat yang besar di rumah untuk menyimpannya, padahal dipakainya hanya sebentar. Menurut kami, hal ini sangat tidak efisien. Kami mencoba memikirkan solusinya dan kemudian muncul ide untuk menyewakan barang bayi," jelas Zhafira saat ditemui kumparanMOM, Senin (1/4).
Zhafira memulai bisnis penyewaan perlengkapan bayi tahun 2014. Kala itu, ia hanya menyewakan 8 barang bayi milik anak pertamanya. Demi menekuni bisnis ini, ia memutuskan banting setir dari corporate lawyer menjadi enterpreneur. Dengan hadirnya Babyloania, Zhafira berharap bisa membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan bayinya dengan harga yang lebih ekonomis.
ADVERTISEMENT
"Kalau kendala (di awal-awal) itu finansial, harus mengalokasikan dana. Jadi kita harus tentukan dulu dana tabungan yang mau kita pakai untuk bisnis ini dan harus disiplin. Makanya dari awal kita mendirikan PT, untuk memisahkan keuangan bisnis dan pribadi," paparnya.
Foto Founder Babyloania, Zhafira Loebis, Senin (1/4). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Tantangan demi tantangan dilalui Zhafira dalam menjalankan Babyloania. Kini, setelah 5 tahun berjalan, bisnisnya kian berkembang. Dari awalnya hanya menyewakan 8 barang saja, Babyloania saat ini punya 3000 barang bayi yang disewakan. Selain itu, Zhafira mendapatkan banyak pelajaran baru dari pengalamannya menjalankan Babyloania.
"Karena aku (latar belakangnya) bukan dari bisnis jadi aku harus belajar cepat dari online courses. Dari yang enggak bisa photoshop sampai bisa, dari aspek networking juga banyak banget yang harus aku pelajari dalam waktu singkat, belajar coding sendiri bahkan untuk membuat web," jelasnya.
Suasana gudang penyimpanan Babyloania, Senin (1/4). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Barang-barang yang disewakan di Babyloania sangat beragam, mulai dari stroller, car seat, bumpermat, sterilizer, dan masih banyak lagi. Tak hanya untuk bayi, Babyloania juga menyewakan beberapa perlengkapan untuk ibu, seperti korset melahirkan dan alat pompa ASI.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, Anda bisa melihat barang-barang yang disewakan Babyloania di web resminya babyloania(dot)com. Pada laman tersebut, Anda bisa dengan mudah mencari barang yang Anda butuhkan, karena sudah terbagi rapi dalam beberapa kategori sesuai jenis barangnya.
"Kita punya 3000 barang bayi yang bisa disewa dan itu semua titipan ya, jadi Babyloania sudah tidak supply barang sendiri untuk disewa. Nah, kurir kita itu sehari bisa antar sekitar 100 barang. Dari mulai berdua kerjanya sama suami, antar barang sendiri, cuci barang sendiri, sekarang sudah ada 20 karyawan," katanya.
Tak hanya menyewakan perlengkapan bayi, Babyloania juga menyediakan layanana titip sewa.
"Jadi permasalahannya ternyata bukan cuma masalah barang bayi saja yang mahal. Tapi banyak juga nih orang tua yang punya barang bayi sudah enggak kepakai di rumah dan bingung mau diapakan. Akhirnya kita juga menyediakan layanan titip sewa, pakai sistem bagi hasil," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang ibu, Zhafira tahu bahwa semua perlengkapan yang digunakan bayi haruslah bersih. Ia memastikan barang-barang yang disewakan oleh Babyloania semuanya dalam kondisi bersih dan aman digunakan.
"Kalau ditanya barang apa saja yang bisa disewa, kami itu menyewakan barang-barang yang kalau dibeli mahal tapi dipakainya sebentar. Nah, nanti kalau mau titip sewa, kami kurasi dulu barangnya, kalau ok, nanti barangnya dijemput sama kurir kami. Setelah itu pasti kami bersihkan lagi, kami cuci, baru setelah itu kami sewakan," jelas Zhafira.
Meski disibukkan dengan berbagai aktivitas dalam mengembangkan Babyloania, bagi Zhafira, anak-anak dan keluarga tetaplah menjadi prioritas utama. Di tengah padatnya menjalankan bisnis, Zhafira bahkan tetap bisa mengurus kedua anaknya, tanpa bantuan pengasuh.
ADVERTISEMENT
"Aku membangun bisnis ini berdua sama suami. Jadi bukan hanya aku saja yang resign dari pekerjaan awal, tapi suami juga. Nah aku sama suamiku menerapkan work life integration. Jadi kita bikin jadwal rutin setiap harinya. Jadi ketika sama anak, karena kita enggak pakai pengasuh, ya harus full sama anak. Jadi kita itu mengatur keseharian kita itu mengelilingi jadwal anak. Kami mulai kerja saat anak sekolah jam 07.30 sampai pulang sekolah 14.00. Pulang sekolah sampai tidur lagi, itu sama kita. Setelah itu baru bisa kerja lagi," ungkap Zhafira.
Karena menjalankan bisnis bersama suami, ia merasa pembagian tugas yang jelas adalah hal yang sangat penting. Ya, tak hanya pembagian tugas dalam menjalankan Babyloania saja, melainkan juga tugas dalam mengurus anak dan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
"Aku kompak banget sama suamiku. Jadi dari awal pembagian tugas itu harus jelas. Itu penting ya untuk menghindari konflik. Misalnya saja di rumah dalam mengurus bayi, suami aku itu tugasnya mandiin sama ganti popok. Aku fokus nyusuin dan buat makanan anak-anak. (Tugas) itu sudah berlaku untuk dua anak. Antar sekolah anak juga jadwalnya sudah jelas. Misalnya hari Senin Rabu Jumat itu aku, Selasa Kamis itu suamiku," kata Zhafira.
"Sementara dalam urusan di Babyloania ini, yang di depan layar misalnya costumer relation, branding marketing itu aku, kalau yang suporting, seperti ngurus teknologi dan operasional itu suamiku. Jadi ya, team work lah,"
Zhafira yakin, setiap ibu bisa menjadi apapun yang ia inginkan, termasuk menjadi enterpreneur. Jika Anda juga tertarik berbisnis, Zhafira membagikan beberapa tips yang bisa menjadi panduan. Menurutnya, menjalankan bisnis akan sangat mempengaruhi keseharian dalam berkeluarga, sehingga Anda harus benar-benar menentukan kapan waktu untuk berbisnis kapan waktu untuk keluarga.
ADVERTISEMENT
"Pertama temukan dulu masalah. Karena aku memulai bisnis ini karena punya masalah dan mencari solusi untuk menyelesaikannya. Jadi temukan masalah, cari solusinya dan jadikan usaha. Menurutku kadang, dari ide-ide simple itu bahkan bisa jadi usaha yang sustainable. Setelah itu, mulai dari sekarang dan mulai dari yang kita punya dulu," tutup Zhafira.
Bagaimana menurut Anda, Moms? Tertarik berbisnis seperti Zhafira Loebis atau pernah mengalami hal yang kurang lebih sama dengannya? Yuk, beri komentar dan baca kisah inspiratif lainnya dari sesama ibu dengan mengikuti topik Ibu Pasti Bisa. Anda juga bisa mengusulkan teman, keluarga atau sosok ibu yang Anda kagumi dari berbagai profesi dan latar belakang untuk kami wawancarai dengan mengirimkan email ke [email protected] dengan subjek: Ibu Pasti Bisa.
ADVERTISEMENT