news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

12 Mahasiswi di Bali Mengadu ke Kampus Usai Diminta Hibur Aparat Desa

30 Juni 2019 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beredar kabar sebanyak 12 mahasiswi asal Universitas Pendidikan Ganesha (Uniksa), Bali, yang sedang kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Sampalan Tengah, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, diminta menghibur sejumlah aparat desa dengan bernyanyi.
ADVERTISEMENT
Dalam kabar yang beredar, sebanyak 9 mahasiswa yang ikut dalam rombongan juga diajak minum minuman keras oleh sejumlah aparat desa.
Menanggapi kabar tersebut, Kepala Pusat KKN Undiksa, I Putu Panca Adi, mengatakan pihaknya memang mendapatkan aduan dari para anak didiknya itu. Adi menyebut, mereka melapor diminta untuk bernyanyi. Adapun soal ajakan minum alhokol tak disinggung oleh anak didiknya.
"Melaporkannya ya minta maaf ada masalah. Sekilas mereka (para mahasiswa) posisi diundang sama perbekel (pemimpin desa). Katanya mereka diundang dalam kapasitasnya sebagai mahasiswa atau apa, yang pasti dia ada di desa ya sebagai mahasiswa KKN ya," ujar Adi saat dihubungi, Minggu (30/6).
"Kalau minum alkohol enggak ada yang singgung. Kalau disuruh nyanyi ada, kayaknya dia enggak mau," lanjutnya.
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Adi tak ingin mengungkit masalah tersebut saat ditanyai lebih lanjut. Sebab KKN para mahasiswa tersebut telah dipindahkan ke Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.
ADVERTISEMENT
"Kami dalam posisi memotivasi mereka barangkali masih ada yang sedikit trauma dengan kondisi itu. Kita motivasi bersama dan aparat desa dan Bapak Camat. Jadi masyarakat siap di sana, tenang adik-adik di sini semua aman dan nyaman dan kerjakan tugas kalian. Saya mohon tak dilanjutkan lagi karena ini sudah selesai dan agar mahasiswa kami tenang," kata Adi.
Sementara itu, Perbekel Desa Sampalan Tengah, I Wayan Mudirta, membantah ada aparat desa yang meminta para mahasiswa KKN menghibur aparat desa dengan miras. Menurut dia, para peserta KKN hanya diajak berkumpul agar menyatu dengan warga Desa Sampalan.
"Itu enggak ada unsur dipaksa, enggak ada. Jadi, tujuannya kami untuk menyatukan mereka untuk bagaimana mereka berbaur dengan masyarakat. Tujuan KKN kan gitu. Itu sebenarnya, mereka mungkin enggak terima dan melapor," kata Mudirta.
ADVERTISEMENT
Mudirta menyatakan, kejadian itu bermula pada Jumat (28/6) lalu usai para peserta KKN melakukan kerja bakti di tempat pembuangan sampah setempat (TPST) di Desa Sampalan.
Sekitar pukul 11.30 WITA, seorang rekan Mudirta mengajak para mahasiswa yang baru tiga hari menjalankan KKN berkumpul ke Balai Desa. Kebetulan saat itu sejumlah warga dan aparat desa berkumpul untuk mempersiapkan acara senam lansia.
"Kami ngumpul di banjar (balai desa) dengan kepala dusun dengan kepala masyarakat itu memang minum, (cuma) enggak minum miras, itu bukan. Kami merasa enggak enak terlalu lama mereka di sana berkecimpung masalah sampah, kami tarik ke banjar, kebetulan sorenya ada kegiatan senam lansia. Untuk persiapan lansia itu lah, " kata Mudirta.
ADVERTISEMENT
Saat di Balai Desa, kata Mudirta, sejumlah mahasiswi memang diajak bernyanyi oleh seorang kepala dusun (kadus). Rupanya menurut Mudirta, para mahasiswi itu salah paham seolah-olah diminta menghibur para aparat desa. Hingga kemudian mereka melapor ke kampus dan meminta untuk dipindahkan dari Desa Sampalan.
"Ada teman kami kadus mereka memang nyanyi. Dan disamperinlah perempuan -perempuan itu (para mahasiswi) diajak nyanyi, kalau ada yang tidak keberatan silakan (nyanyi), biar ramai," ucapnya.
"Masalah ini sudah dimediasi oleh bapak camat dan kami selaku pimpinan desa minta maaf kalau itu memang jadi ketersinggungan bagi mereka. Mereka sudah digeser ke desa lain, itu kesalahpahaman saja dan masalahnya sudah clear. Kami biasa kok menerima mahasiswa KKN di sini," tutupnya.
ADVERTISEMENT