2 Terduga Teroris Ditangkap di Lampung

4 Juni 2018 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)
ADVERTISEMENT
Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap dua terduga teroris di di Pekon atau Desa Waringinsari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Minggu (4/6). Kedua terduga teroris ini ditangkap di rumah mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Antara, Senin (4/6), Dua orang yang ditangkap, yakni US (43), warga Dusun 6 Pekon Waringinsari Barat, pekerjaan sehari-hari menjual obat tradisional dan Im (42), warga Dusun 3 Pekon Waringin Barat, sehari-hari sebagai penjual makanan tradisional kelanting.
Namun, hingga saat ini belum diketahui kedua terduga teroris yang ditangkap terkait kasus apa.
Kepala Pekon Waringinsari Barat Woto Siswoyo mengatakan, dirinya baru dihubungi dan diberi tahu ada penangkapan saat Densus 88 tengah menggeledah rumah itu.
"Saya tidak tau persis, tapi sekitar pukul 9.15 wib. Saya dihubungi Babinkamtibmas untuk menyaksikan jalannya penggeledahan oleh petugas di kediaman terduga US (43)," kata Woto Siswoyo.
Ia mengaku, melihat sekitar enam orang petugas menggunakan masker menggeledah dan membawa bungkusan plastik besar dari dalam rumah US yang langsung dibawa ke mobil.
ADVERTISEMENT
Mengenai kedua warganya yang diduga teroris, Woto mengatakan, kedua warganya yang ditangkap itu memang sudah lima tahun terakhir mengalami perubahan sikap. Selain tertutup, juga tidak pernah terlihat pada acara-acara pengajian umum dan jarang berinteraksi dengan warga lainnya. Bahkan tidak pernah mengindahkan imbauan atau instruksi dari pemerintah seperti mengikuti pemilu serta agenda lainnya.
"Mereka dan keluarganya sudah beberapa tahun di setiap ajang 17 Agustus serta kegiatan kenegaraan lainnya tidak pernah mau pasang bendera Merah Putih," ungkapnya.
Pihak aparat pun pernah memanggil terduga Im ke balai pekon untuk meminta keterangan terkait tidak memasang bendera Merah Putih.
"Akhirnya mereka membuat pernyataan di atas materai yang isinya setia kepada NKRI di hadapan Uspika Sukoharjo dan tokoh masyarakat," kata Woto.
ADVERTISEMENT