200 Pasien RSUP Sanglah Bali Dirawat di Tenda Darurat Akibat Gempa

6 Agustus 2018 10:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien di RSUP Sanglah masih dievakuasi di tenda darurat BNPB, Senin (6/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasien di RSUP Sanglah masih dievakuasi di tenda darurat BNPB, Senin (6/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dampak gempa bermagnitudo 7.0 yang terjadi di Lombok Utara, NTB, juga mencapai Bali. Akibatnya, sebanyak 200 orang pasien RSUP Sanglah di Denpasar, Bali, dirawat di dua tenda darurat yang berada di selasar RSUP Sanglah.
ADVERTISEMENT
Direktur Medis dan Keperawatan RSUP Sanglah dr. I Ketut Sudartana mengatakan, perawatan 200 pasien di tenda darurat tersebut dilakukan karena Dinas PU Provinsi Bali sedang melakukan pengecekan terhadap kondisi gedung di RSUP Sanglah.
"Saat ini masih di tenda Dinas PU masih mengecek semua gedung terkait kelayakan. Karena ada segi trauma. Kurang lebih 200 di tenda dan selasar. Tapi yang di selasar sudah mulai dipindahkan ke ruangan lantai satu," ujar Sudartana di RSUP Sanglah Denpasar, Bali, Senin (6/8).
Sudartanya menambahkan, jika kondisi gedung belum memungkinkan untuk digunakan, maka para pasien akan tetap berada di tenda darurat. Pihak RSUP Sanglah juga akan meminta tambahan bantuan tenda ke BPBD.
Pasien di RSUP Sanglah masih dievakuasi di tenda darurat BNPB, Senin (6/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasien di RSUP Sanglah masih dievakuasi di tenda darurat BNPB, Senin (6/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Selain itu, Sudartana mengatakan terdapat total 10 orang korban luka-luka akibat gempa di Lombok Utara yang dilarikan ke RSUP Sanglah, Denpasar. Dari 10 korban yang ada, sebanyak 8 orang di antaranya mengalami luka ringan dan sudah dipulangkan.
ADVERTISEMENT
"Dari 10 pasien, dua dirawat inap di IGD. Kondisi pasien masih stabil, tinggal kita lakukan pengobatan patah tulang," kata Sudartana.
Di sisi lain, pihak RSUP Sanglah akan memberangkatkan tim medis sebanyak 20 orang ke Lombok. Tim tersebut terdiri dari spesialis, dan perawat, termasuk manajemen untuk membantu evakuasi korban di Lombok.
"Bantuan ke NTB ada 20 orang, spesialis bedah trauma, anastesi, perawat emergency. Kami berangkat jam 14.00 WITA lewat darat. Bawa obat-obatan, alat-alat untuk perawatan luka. Mereka akan koordinasi dengan Dinkes di Lombok," katanya.
Pasien di RSUP Sanglah masih dievakuasi di tenda darurat BNPB, Senin (6/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasien di RSUP Sanglah masih dievakuasi di tenda darurat BNPB, Senin (6/8). (Foto: Cisilia Agustina Siahaan/kumparan)
Diketahui berdasarkan data sementara, ada 2 korban meninggal di Bali akibat gempa tersebut. Satu orang bernama Ni Made Yuli yang meninggal akibat tertimpa tembok pagar yang runtuh saat akan menyelamatkan diri di kawasan Pemogan Denpasar Selatan. Sementara satu orang lagi yakni Slamet Witjaksono asal Bandung yang meninggal karena serangan jantung saat gempa terjadi.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, Ni Nyoman Ermy, menyampaikan bahwa korban Slamet meninggal karena punya riwayat penyakit jantung.
"Meninggal karena serangan jantung. Panik akibat gempa. Dibawa ke RSUP Sanglah," tutup Ermy.