3.000 Remaja Meninggal Setiap Hari, Ini 3 "Pembunuh" Utamanya

29 November 2017 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mayat. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mayat. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Badan kesehatan dunia WHO mengakui mereka luput dalam menganalisa perilaku para remaja. Padahal ini adalah fase yang sangat rentan secara fisik dan mental dalam kehidupan manusia. Ribuan remaja meninggal dunia setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Kate Strong, ahli epidemiologi WHO, selama ini mereka hanya fokus kepada kesehatan bayi dan anak-anak. Namun belakangan ini, WHO mulai memperhatikan pola kesehatan remaja, karena angka kematian juga sangat tinggi.
"Remaja adalah masa terjadinya banyak perubahan fisik dan mental, dan perubahan-perubahan ini membuat para remaja rentan," kata Strong dalam wawancara dengan NPR pada Mei lalu.
Menurut data WHO tahun ini, sekitar 3.000 remaja meninggal dunia setiap harinya atau total 1,2 juta orang per tahun. Kebanyakan kematian para remaja ini sebenarnya dapat dicegah dengan pelayanan kesehatan mental yang baik, edukasi dan dukungan sosial.
Berikut adalah tiga "pembunuh" remaja berdasarkan data WHO:
1. Kecelakaan Lalu Lintas
WHO mencatat, pada 2015 kecelakaan jalanan adalah penyebab utama kematian remaja usia 10-19 tahun. Total data WHO menunjukkan ada 115 ribu remaja tewas di jalan, terbanyak di rentang usia 15-19 tahun.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar remaja yang tewas dalam kecelakaan adalah pejalan kaki, pesepeda, dan pengendara motor. Namun penyebab kematian remaja ini tidak terjadi di semua negara.
Di negara berpendapatan menengah dan rendah di Afrika, penyebab kematian utama remaja bukan kecelakaan lalu lintas, tapi penyakit mematikan seperti HIV/AIDS, infeksi pernafasan bawah, meningitis, dan diare.
2. Infeksi Saluran Pernafasan
Ini adalah penyebab kematian kedua terbesar bagi remaja, kebanyakan menimpa perempuan. Penyakit seperti pneumonia banyak menewaskan remaja wanita usia antara 10-14 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh polusi udara dalam ruangan dari memasak dengan bahan bakar kotor.
Sementara itu, untuk rentang usia antara 15-19 tahun, kematian remaja wanita disebabkan kebanyakan oleh komplikasi kehamilan seperti pendarahan, sepsis, dan praktik aborsi.
ADVERTISEMENT
3. Bunuh Diri
Strong mengatakan usia remaja adalah fase yang paling rentan depresi dan mengalami gangguan kecemasan (anxiety disorder). Bunuh diri akibat depresi terhadap remaja adalah penyebab ketiga kematian terbesar usia belasan.
Data WHO menunjukkan, pada 2015 ada 67 ribu remaja yang meninggal akibat bunuh diri. Kebanyakan remaja yang mengakhiri hidup sendiri ada di usia akhir masa remaja. Angka tertinggi remaja bunuh diri terdapat di Eropa dan Asia Tenggara.
----------------
Jika Anda membutuhkan informasi terkait depresi atau ingin berbicara tentang isu kesehatan mental lainnya, silakan hubungi hotline bunuh diri yang dikelola Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di nomor telepon 500-454. Anda juga dapat menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri (email: [email protected], telepon: 021 9696 9293)
ADVERTISEMENT