3 Hoaks di WhatsApp yang Berujung Pembunuhan di India

24 Juli 2018 13:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Begal dan Rampok (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Begal dan Rampok (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pesan berantai hoaks di WhatsApp ternyata bisa menyebabkan orang terhasut dan kalap. Pengaruhnya bukan hanya pada beberapa orang saja, tapi ratusan orang untuk berbuat kekerasan yang berujung kematian.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, akhir-akhir ini, itulah yang terjadi di India, negara dengan lebih dari 200 juta pengguna WhatsApp. Orang-orang yang terhasut oleh pesan hoaks tanpa pandang bulu main hakim sendiri. Padahal orang-orang yang mereka curigai tidak berdosa.
Sedikitnya dalam dua bulan terakhir ada 20 orang yang tewas dihakimi massa yang termakan berita palsu. Setidaknya ada tiga hoaks di India yang berujung pada kematian, berikut kumparan rangkum:
Ilustrasi masyarakat India bermain gadget. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi masyarakat India bermain gadget. (Foto: Thinkstock)
1. Hoaks Penjualan Organ Tubuh
Pada Juni lalu beredar hoaks penculikan orang untuk diambil organ tubuhnya.
Dalam pesan berantai yang di-forward dengan membabi buta di berbagai grup WhatsApp disebutkan, ada 500 orang menyamar sebagai pengemis yang datang untuk mengumpulkan organ tubuh manusia.
Hoaks ini memakan korban nyawa dua orang tidak berdosa di negara bagian Madhya Pradesh pada 25 Juni lalu. Keduanya tewas dipukuli oleh sekitar 50-60 orang karena dituduh hendak mencuri organ tubuh warga di sebuah desa.
ADVERTISEMENT
Setelah diselidiki, tuduhan tersebut tidak benar. Pihak kepolisian pun berhasil menangkap tiga orang pelaku yang menyebarkan pesan hoaks tersebut.
Ilustrasi Pembunuhan. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembunuhan. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
2. Hoaks Perdagangan Anak
Pada bulan Ramadhan lalu, di beberapa negara bagian di India menyebar hoaks perdagangan anak.
Rumornya berbunyi demikian: Ada 400 pedagang anak datang ke kota, waspadalah pada orang tua! Jangan sampai kesibukan ibadah dan belanja di bulan Ramadhan bikin lalai sehingga anak diculik dan diperdagangkan.
Pesan itu pun tersebar di negara bagian Karnataka, Rajasthan, dan kota-kota seperti Chennai dan Hyberabad sejak bulan Mei. Di kota Bengaluru, negara bagian Karnataka, hoaks ini memakan korban.
Seorang pria berusia 26 tahun dihakimi puluhan massa yang terdiri dari pria dan wanita karena dituduh sebagai pedagang anak. Dia dicegat warga di jalanan, lalu dipukuli dengan tangan kosong, kayu, hingga tongkat kriket hingga tewas.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi penculikan. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penculikan. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
3. Hoaks Penculikan Anak
Hoaks yang juga ramai beredar di India adalah kabar penculik sudah masuk kota. Disebutkan dalam pesan itu, warga harus waspada pada orang asing, jangan-jangan dia ingin menculik anak-anak.
Bulan ini hoaks tersebut telah menewaskan Mohammed Azam di kota Bidar, Karnataka. Azam dicegat massa yang telah memperhatikan gerak-geriknya yang mencurigakan. Dia dituduh penculik karena memberikan coklat kepada anak-anak di desa.
Azam tewas setelah jadi bulan-bulanan massa. Polisi menahan 25 orang yang terlibat dalam pembunuhan Azam. Menurut polisi, Azam bukan penculik, dia memberikan coklat hanya sebagai bentuk kasih sayang kepada anak-anak.
Korban terbaru akibat hoaks ini adalah seorang wanita di Singrauli, Madhya Pradesh. Wanita yang belum diketahui identitasnya itu dipukuli hingga tewas dan dimutilasi. Potongan tubuhnya ditemukan di dalam hutan.
ADVERTISEMENT
Para pelaku mengaku mencurigai wanita tersebut sebagai penculik anak. Menurut mereka, wanita itu melakukan gerakan yang mencurigakan sehingga dikejar warga.