3 Kecurangan Pilpres yang Diungkap BPN Prabowo-Sandi

14 Mei 2019 21:21 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam acara "Mengungkapkan Fakta-fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Sahid. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam acara "Mengungkapkan Fakta-fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Sahid. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar acara bertajuk ‘Mengungkap Fakta-fakta Kecurangan Pilpres 2019’ di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (14/5).
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut, sejumlah tokoh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi memaparkan bukti-bukti kecurangan pada saat sebelum dan sesudah pelaksanaan Pilpres 2019, 17 Arpil lalu.
Salah satu tokoh yang memaparkan kecurangan itu adalah Profesor Laode dan tim internal BPN yang ditugaskan secara khusus untuk menangani persoalan DPT dan IT. Berikut jenis kecurangan yang menjadi sorotan BPN Prabowo-Sandi.
1. DPT Tuyul
Rilis data BPN dalam acara pemaparan fakta-fakta kecurangan Pemilu 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Choirul salah satu tim BPN yang fokus menangani persoalan DPT mengungkapkan, masalah DPT tidak pernah dituntaskan oleh KPU. Ia membeberkan ada setidaknya 6,1 juta DPT ganda berdasarkan temuan tim BPN di lapangan.
“Inilah sebenarnya persoalan DPT yang disebut DPT tuyul. Dan 6,1 juta DPT ganda, dan 18 juta DPT invalid yang hanya terdapat di Jawa. Kita cek ke lapangan selau ada DPT tuyul atau DPT siluman," jelas Choirul.
ADVERTISEMENT
"1 TPS itu bisa ada 228 pemilih bertanggal lahir sama, dan itu jumlahnya bukan hanya 1 2, 1 juli bisa ada 9,8 juta orang,” lanjut Choirul.
2. Salah Input Situng KPU Rugikan Prabowo-Sandi
Rilis data BPN dalam acara pemaparan fakta-fakta kecurangan Pemilu 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Kemudian, salah satu ahli IT BPN juga mengungkapkan persoalan kecurangan mengenai input data situng KPU. Menurut dia, kekeliruan input situng KPU selalu merugikan Prabowo-Sandi. Selain itu, lanjut dia, ada beberapa bukti kecurangan mengenai scan C1 yang merupakan hasil editing di photoshop.
“Saya alumni ITB diberi tugas untuk mengihimpun penggunaan data situng. Pertama publikasi situng tidak sesuai data base, artinya data itu diambil dulu dari suatu tempat ke tempat lain. Dan terbukti memang saat disidak Bang Fadli, terbukti suara 02 langsung naik,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Kemudian tidak ada validasi atau karantina setelah kesalahan entry, kesalahan ini sangat naif, c1 tidak lengkap, ini sudah beredar luas. Kemudian publikasi situng diakui KPU tidak berdasarkan data yang terverifikasi. Jadi bersebrangan dengan verifikator,” imbuhnya.
3. Tanpa Kecurangan, BPN Klaim Prabowo-Sandi Menang 54,4 %
Rilis data perolehan suara berbasis C1 dari pihak BPN. Foto: Moh Fajri/kumparan
Sementara itu, Prof Laode mengatakan, data tanpa kecurangan tabulasi C1 dari relawan Prabowo-Sandi menunjukkan keunggulan yang signifikan. Menurut perhitungan BPN hingga saat itu, paslon Prabowo-Sandi unggul 54,4 persen. Sementara Jokowi-Ma'ruf Amin mencapai 44,24 persen.
Perhitungan suara dilakukan di lebih dari 51 persen TPS.
“Data tanpa kecurangan yang kta miliki pada jm 12 hari ini, posisi kita 54,24 persen (48 juta suara). Jokowi 44,24 persen (39 juta suara). Posisi ini diambil dari total TPS 51 persen lebih, bagi ahli statistik angka ini sudah valid dan angka ini hanya bisa berubah kalau betul-betul dirampok. Dan ini yang perlu kita jaga, dan teman-teman IT,” tutup Laode.
ADVERTISEMENT
Usai BPN membeberkan data, Prabowo menyatakan menolak perhitungan yang diwarnai kecurangan. Sementara itu, Ketua BPN Prabowo-Sandi, Djoko Santoso, menegaskan pihaknya menolak perhitungan yang saat ini dilakukan KPU.