38 Tahun Berkarier, Bimanesh Sutarjo Dibuat Heran Saat Merawat Setnov

7 Juni 2018 14:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bimanesh Sutarjo di Tipikor (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bimanesh Sutarjo di Tipikor (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dokter Rumah Sakit Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo mengaku ada sejumlah keanehan pada saat ia merawat mantan Ketua DPR Setya Novanto. Selama 38 tahun berkarier sebagai dokter ahli, ia mengaku baru kali ini dibuat heran dengan yang terjadi dalam proses perawatan Setnov, sapaan Setya.
ADVERTISEMENT
Pengakuan itu diungkapkan oleh Bimanesh Sutarjo saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa kasus menghalangi penyidikan KPK.
Keanehan yang dirasakan Bimanesh bermula ketika Setnov dibawa ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau pada tanggal 16 November 2017 silam. Bimanesh mengaku heran melihat kondisi Setnov yang saat itu dibawa dengan kondisi tergesa-gesa.
Tak hanya itu, Setnov yang dibawa dalam kondisi dibalut dengan selimut pun semakin menambah keheranan Bimanesh. Menurutnya selama 38 tahun bekerja sebagai dokter, kejadian itu adalah hal yang pertama untuknya.
"Saya sedikit aneh, Yang Mulia, setelah itu ada kegaduhan saat pasien masuk. Pasien ini masuk, selain dibawa dengan tergesa-gesa, kepalanya juga dibebat, itu keanehan pertama, selama 38 tahun saya bekerja baru lihat ini," ujar Bimanesh saat diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (7/6).
Setya Novanto  (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Setya Novanto (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Selain itu, ia juga heran melihat Setnov diantar menuju ruangan perawatan oleh sopir ambulans, petugas keamanan rumah sakit, dan ajudan pribadinya. Berdasarkan standar operasional yang diketahuinya, seharusnya hal tersebut dilakukan oleh perawat.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau sesuai SOP kan seharusnya semua itu ditangani suster (perawat), justru saat datang itu tidak ada suster yang mendorong," ucap Bimanesh.
Kejanggalan pun berlanjut saat Bimanesh sudah berhadapan empat mata dengan Setnov di ruang perawatannya di kamar 323. Usai Bimanesh memperkenalkan diri sebagai dokter dan menanyakan kondisi Setnov, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu menjawab bahwa dirinya kecelakaan. Bahkan, Setnov secara runut menerangkan kejadian kecelakaan itu kepada Bimanesh.
Hal tersebut berseberangan dengan pernyataan Setnov saat bersaksi di persidangan Bimanesh. Setnov mengaku bahwa ia dalam kondisi pingsan saat ia memasuki ruang perawatan Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
"Ya saya perkenalkan diri saya dokter Bimanesh, saya tanya Bapak kenapa, 'saya kecelakaan' katanya. Setelah itu, ya saya langsung periksa kondisi biasa, kondisi perut kondisi kaki segala macem saya tulis semua, sampai saya tulis beberapa diagnosis seperti ada benturan ringan di kepala," jelas Bimanesh.
ADVERTISEMENT
"Saya tanya, dia jawab semua. Saya tanya riwayat penyakitnya. Hipertensi, pemasangan ring dan diabetes. Katanya, 'pusing Dok, sempoyongan'. Menurut dia, kecelakaan," sambungnya.
Bimanesh akhirnya memutuskan bahwa Setnov haruslah dirawat dengan alasan hipertensi yang dialami Setnov saat itu. Bukan karena kondisi Setnov lantaran mengalami kecelakaan.
"Kalau berdasarkan tensi jelas harus dirawat karena ukuran tensi pasien saat itu tergolong hipertensi berat. Hal itu yang mendasari saya untuk merawat pasien, karena sangat berbahaya nantinya jika dibiarkan, ancaman stroke dan serangan jantung bisa mengancam," kata Bimanesh.
Bimanesh Sutarjo di Tipikor (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bimanesh Sutarjo di Tipikor (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Mengenai pemasangan infus, Bimanesh membenarkan hal itu atas permintaannya. Hal itu dimaksudkan agar nantinya mempermudah dokter dalam memberikan asupan obat melalui jalur infus.
"Saya kasih amlodipin 10 miligram dan obat penghilang rasa nyeri. Untuk infus, saya rasa perlu sehingga saya pikir harus dipasang pasien untuk nantinya mempermudah memberikan obat," katanya.
ADVERTISEMENT
Namun, Bimanesh menampik pernah memerintahkan perawat untuk memasang perban ke sejumlah luka yang terdapat di bagian tubuh tertentu dari Setnov. Menurutnya, permintaan itu datang langsung dari Setnov yang meminta kepada perawat bernama Indri.
"Bukan, Yang Mulia. Memang saya dengar sendiri itu permintaan pasien yang menanyakan kapan saya diperban. Saya bilang terserah pasien saja nyamannya bagaimana," tutupnya.