4 Aksi Heroik Kopassus Selama 66 Tahun Berdiri

16 April 2018 7:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Komando Pasukan Khusus atau Kopassus pada Senin (16/4) merayakan HUT yang ke-66. Dalam hari jadi ke-66 ini, Kopassus mengangkat tema yaitu 'Mewujudkan Prajurit Kopassus yang Profesional dan Dicintai Rakyat'.
ADVERTISEMENT
Tema itu diharapkan dapat mengingatkan Kopassus sebagai satuan tempur TNI yang berawal dari rakyat sehingga wajib dicintai rakyat.
Peringatan HUT ke-72 TNI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Selama 66 tahun berdiri, sudah banyak aksi penyelamatan yang telah dilakukan oleh Kopassus. Baik itu dari operasi penyelamatan sandera, maupun operasi penyelamatan korban bencana alam.
Berikut kumparan rangkum beberapa aksi heroik yang telah dilakukan oleh anggota Kopassus:
1. Operasi penyelamatan sandera pesawat Garuda DC-9 (Operasi Woyla)
Penyerahan Satuan Kopassus di Cijantung. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Satuan Kopassus sempat menorehkan prestasi bersejarah ketika berhasil membebaskan sandera di pesawat Garuda DC-9 yang dibajak pada tanggal 31 Maret 1981 silam, di Bandara Don Muang, Thailand. Adapun pembajak adalah 5 orang teroris pimpinan Imran bin Muhammad Zein, yang menamakan diri sebagai “Komando Jihad”.
ADVERTISEMENT
Dalam operasi yang dikenal sebagai Operasi Woyla itu, seluruh penumpang yang berjumlah 48 orang dan 5 kru pesawat berhasil diselamatkan. Namun, satu orang anggota Kopassus gugur.
Keberhasilan operasi itu kemudian menjadi cikal bakal lahirnya satuan kusus untuk menanggulangi masalah terorisme, yakni Detasemen Sat-81 Gultor (Penanggulangan Teroris). Satuan ini digagas oleh Letjen TNI Benny Moerdani, dengan komandan pertamanya adalah Luhut Panjaitan yang sekarang menjabat sebagai Menko Kemaritiman, dengan wakilnya Prabowo Subianto.
2. Aksi 78 menit TNI selamatkan sandera dari KKB di Tembagapura, Papua
Jumat 17 November 2017 sebanyak 347 warga dari dua desa di Tembagapura, Papua berhasil dibebaskan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Tim yang dibuat TNI dari berbagai satuan salah satunya Kopassus, berhasil menguasai kedua desa itu hanya dalam waktu 78 menit.
ADVERTISEMENT
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel (Inf) Muhammad Aidi mengatakan, tim gabungan dari 13 personel Parako Kopassus, 30 personel Yonif 715/Raider, dan Taipur Kostrad bersama mengepung dua desa, yakni Kimbely dan Banti. Kedua tim bergerak mulai pukul 04.17 WIT menuju ke posisi yang sudah ditentukan sambil menunggu aba-aba.
Serangan tiba-tiba yang dilakukan pasukan gebungan itu mengejutkan anggota KKB yang berada di lokasi. Akibat serangan itu, anggot KKB berhamburan melarikan diri ke segala arah.
"Kelompok OPM berhamburan melarikan diri tanpa bisa melakukan perlawanan karena mereka sudah bisa memastikan itu adalah pasukan Parako (Para Komando-red) Kopassus," imbuh Aidi.
Tepat pukul 08.18 WIT seluruh area Kimbely berhasil dikuasai. Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit memerintahkan tim untuk bergerak menguasai pos-pos pengamanan separatis TPN/OPM.
ADVERTISEMENT
"Dalam waktu 78 menit seluruh seluruh area berhasil dikuasai dan para separatis melarikan diri ke hutan dan gunung, sambil mengeluarkan tembakan dari jarak jauh. Belum bisa dipastikan apakah kelompok separatis OPM ada yang korban karena cuaca berkabut sanggat tebal," jelas Aidi.
3. Anggota Kopassus berikan bekalnya untuk warga Papua yang disandera KKB
Lettu Inf Sukma Adipratama (Foto: Dok.Istimewa)
Komandan Tim (Dantim) yang merupakan anggota Kopassus Lettu Inf Sukma Adipratama, rela memberikan bekal makannya sehari untuk warga yang terlihat kelaparan. Padahal, perjalanan operasi evakuasi itu tak mudah.
Kepala Penerangan Kodam XVIII/Cendrawasih Kolonel Inf Muh Aidi menceritakan, perjalanan dimulai pada 12 November 2017. Perjalanan operasi evakuasi membutuhkan waktu tempuh 5 hari 5 malam.
Perjalanan panjang itu bukan tanpa sebab. Pada siang hari, para personel ini tak bisa sembarangan dalam bergerak. Mereka mengendap-endap dan mempelajari situasi.
ADVERTISEMENT
4. Aksi anggota Kopassus gunakan tenaga dalam untuk temukan mayat korban longsor
Aksi anggota Kopassus gunakan tenaga dalam. (Foto: Instagram/@infokomando)
Hujan lebat yang mengguyur Bogor pada Senin (5/2) lalu, menyebabkan bencana longsor di sejumlah titik. Longsor tersebut menelan sejumlah korban jiwa.
Berbagai upaya evakuasi dilakukan di sejumlah titik dengan bantuan tim SAR gabungan. Salah satunya dari anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Praka Pujiono.
Untuk menemukan korban yang tertimbun, anggota Batalyon 14 Grup 1 Kopassus itu menggunakan tenaga dalam yang dimilikinya. Ia menggunakan ilmu bela diri Merpati Putih dengan teknik “Getaran”.
Ia berjalan dari satu titik ke tiik yang lain seolah menerka-nerka di mana letak korban terpendam. Setelah terdeteksi maka alat berat dikerahkan untuk menggali tanah yang dipercaya menimbun beberapa korban.
ADVERTISEMENT
Kemampuan deteksinya lewat getaran itu membuahkan hasil. Beberapa jenazah warga berhasil ditemukan.