4 Kasus Tumpahnya Minyak di Pulau Pari

9 April 2018 9:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Pari (Foto: dok : Flickr / Ayuboncu)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Pari (Foto: dok : Flickr / Ayuboncu)
ADVERTISEMENT
Tumpahan minyak mentah mencemari sebuah pantai yang terletak di sebelah selatan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Hingga saat ini belum diketahui pasti asal muasal tumpahan minyak tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak hanya mencemari lingkungan, tumpahan minyak hitam legam ini juga mengganggu iklim parawisata di kawasan tersebut, mengingat Pulau Pari adalah salah satu tujuan wisata favorit.
Percemaran di pulau ini rupanya bukan kali pertama. Sebelumnya, tumpahan minyak juga beberapa kali mencemari Pulau Pari dan sekitar Kepulauan Seribu. Berikut kumparan merangkum 4 kasus pencemaran yang menimpa Pulau Pari.
1. 2015, Tumpahan Minyak dari Kapal Karam
Pada tahun 2015, tumpahan minyak pernah muncul di Pulau Pari yang diduga berasal dari kapal karam. Bahan bakar minyak dari kapal tersebut menjadi sumber pencemaran, sehingga menyebabkan air di lokasi karamnya kapal menjadi tercemar.
Lokasi tercemarnya air akibat tumpahan minyak tersebut di antaranya Pulau Pari, Pulau Bakor, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Lancang.
ADVERTISEMENT
Pihak Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu pun langsung memulihkan kondisi air laut agar kembali jernih dengan cara menggunakan dispersant minyak atau menyiramkan deterjen anti-toksik ke laut yang tercemar.
2. 2008, Tumpahan Minyak Capai 6.000 kg Perhari.
Pada Oktober 2008 sebanyak 6.000 kg minyak setiap harinya harus diangkat dari perairan di Kepulauan Seribu. Dalam sehari sekitar 400 kantong minyak, dengan berat masing-masing 15 kg bisa diangkat oleh warga yang berada di sepanjang Pulau Pari.
Minyak-minyak tersebut menempel pada batu karang dan tumbuhan mangrove. Mulanya minyak tersebut mencemari laut dalam bentuk cairan, namun semakin lama minyak tersebut mengalami perubahan menjadi gumpalan-gumpalan batu hitam yang tenggelam di pesisir pantai.
Tumpahnya minyak itu sendiri diperkirakan datang dari arah Cilacap dan perlahan mengepung keseluruh pulau Pari. Akibat tumpahnya minyak, secara keseluruhan, pulau Pari mengalami kerugian sebesar 1,3 miliar.
ADVERTISEMENT
3. Maret 2018, Tumpahan Minyak Cemari Jembatan Cinta
Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, tercemar tumpahan minyak mentah pada 2 Maret lalu. Hal ini menyebabkan Jembatan Cinta yang berdekatan dengan Ruang Publik Ramah Anak (RPTRA) dan pulau sekitarnya di Pulau Pari, juga turut tercemar.
Tumpahan minyak tersebut diduga dari kapal yang melintas pada malam hari hari. Namun saat melihat pesisir pantai tercemar, Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) langsung turun menangani tumpahan minyak dan sampah di pinggir pantai.
Sebanyak 1,5 meter kubik limbah minyak yang telah bercampur sampah berhasil diangkut petugas dari lokasi Jembatan Cinta, pantai Pulau Tidung, dan sekitarnya.
4. April 2018, Tumpahan Minyak Berwarna Hitam di Bibir Pantai
ADVERTISEMENT
Tumpahan minyak muncul di bibir pantai Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Minggu (8/4) pagi. Hingga saat ini belum diketahui asal minyak berwarna hitam itu. Minyak yang tercemar di pantai dikhawatirkan merusak ekosistem laut di Pulau Pari.
Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Victor Siagian mengaku sudah mengetahui kabar itu dan mengatakan akan membawa sampel tumpahan minyak tersebut untuk diperiksa di Laboratorium Forensik Kepolisian.
"(Kami) membawa tumpahan minyak dan mengamankan satu karung tumpahan minyak di Mako Polsubsektor Pulau Pari untuk segera dilakukan uji labfor," tulis Victor, Minggu (8/4).
Victor menyebutkan tumpahnya minyak terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Dia mengatakan, sejumlah petugas kepolisian hingga PPSU Pulau Pari telah mengambil langkah pembersihan di area tercemar.
Tumpahan Minyak di Pulau Pari (Foto: dok. Edi Mulyono)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpahan Minyak di Pulau Pari (Foto: dok. Edi Mulyono)
ADVERTISEMENT