Para Perempuan Belia Palestina yang Tewas di Tangan Israel
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Razan sendiri bukan satu-satunya korban perempuan dari aksi tentara Israel. Sejarah mencatat bahwa peristiwa kematian Razan hanyalah satu dari sekian banyak korban perempuan yang menjadi sasaran tembak Israel.
Berikut kumparan rangkum empat perempuan Palestina yang tewas ditangan Israel:
1.Lubra Hanash
Lubra Hanash (21) tak pernah menyangka bahwa dia akan terbunuh di tangan tentara Israel. Perempuan yang berstatus mahasiswa tersebut ditembaki pada saat dirinya sedang berjalan bersama teman-temannnya ke kampus Al-Aroub, Tepi Barat.
Para saksi yang ada ditempat mengatakan, orang-orang berseragam militer yang tengah mengendarai mobil sipil secara brutal menembaki warga sipil. Peristiwa tersebut terjadi pada 23 Januari 2013.
Dilansir Reuters, juru bicara tentara Israel mengatakan aksi penembakan tentara Israel merupakan bagian dari pertahanan diri. Sebab, kata dia, saat itu orang-orang Palestina tengah melemparkan bom ke arah para tentara.
ADVERTISEMENT
2. Noor Hasan
Noor Hasan (30) merupakan seorang ibu yang tengah hamil lima bulan. Kala itu dia sedang terlelap di kediamannya di Gaza. Hingga kemudian tentara Israel melancarkan serangan udara dan menjatuhkan bom tepat di sekitar rumahya.
Dalam peristiwa yang terjadi pada 11 Oktober 2015 itu, Noor Hasan tewas bersama seorang anaknya yang masih balita, Rahaf Yahya Hasan (3). Pihak Israel sendiri berdalih bahwa serangan tersebut dilancarkan sebagai serangan balasan atas roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza.
3. Ruqayya Abu Eid
Ruqayya Abu Eid hanyalah seorang anak yang masih berusia 13 tahun. Namun kekesalannya terhadap pencapolokan Israel di Tepi Barat mendorong dirinya untuk melakukan perlawanan.
Dengan membawa sebuah pisau, dia membulatkan tekadnya untuk membunuh tentara Israel di dekat pemurkiman Anatot. Atas aksinya itu, Ruqaya langsung dihujani timah panas para tentara Israel. Peristiwa itu sendiri terjadi pada 23 Januari 2016.
ADVERTISEMENT
4. Hadeel al-Hashlamon
Hadeel al-Haslamon (18) merupakan seorang mahasiswi yang ditembak oleh tentara Israel pada 22 September 2017. Kala itu, Hadeel dituduh hendak menusuk aparat Israel di sebuah pos pemeriksaan di Tepi Barat.
Dalam peristiwa itu, Israel langsung menembak Hadeel sebanyak 10 kali. Pihak Israel berdalih bahwa Hadeel menolak untuk menunjukkan isi tasnya. Dia juga dianggap tak bersedia membuka cadar yang menutup wajahnya.
Menurut laporan Middle East Eye , tubuh Hadeel dibiarkan tergeletak begitu saja di jalanan selama 30 menit. Hingga akhirnya tentara Israel membolehkan petugas medis untuk membawanya.