43 Persen Anggota Parlemen Terpilih India Terdakwa Kasus Kriminal

17 Juni 2019 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berbaris menunggu giliran untuk memberikan suara mereka saat pemilihan umum di distrik Alipurduar, India. Foto: REUTERS/Rupak De Chowdhuri
zoom-in-whitePerbesar
Warga berbaris menunggu giliran untuk memberikan suara mereka saat pemilihan umum di distrik Alipurduar, India. Foto: REUTERS/Rupak De Chowdhuri
ADVERTISEMENT
Hampir setengah dari anggota parlemen terpilih India ternyata adalah terdakwa berbagai kasus kriminal. Kejahatan mereka mulai dari ringan hingga berat, bahkan ada yang tersangka kasus terorisme.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Associated Press, Senin (17/6), hal ini terungkap dalam laporan organisasi sipil India, Asosiasi Reformasi Demokrasi. Disebutkan dalam laporan itu, hampir 43 persen dari anggota baru majelis rendah parlemen atau Lok Sabha adalah tersangka kasus kriminal. Lok Sabha terdiri dari 552 kursi.
Lebih dari seperempat dari mereka adalah tersangka kasus perkosaan, pembunuhan, atau percobaan pembunuhan. Mereka ada di koalisi partai berkuasa Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Narenda Modi atau di koalisi oposisi.
Temuan Asosiasi Reformasi Demokrasi menunjukkan, ada 116 dari 303 anggota parlemen dari BJP yang jadi tersangka kriminal. Salah satunya bahkan tersangkut kasus terorisme, yaitu Pragya Singh Thakur.
Kampanye pada pemilu India 2019 Foto: AFP/Sanjay Kanojia
Thakur memenangi kursi di Bhopal. Dia diduga terkait ledakan bom 2008 di Malegaon yang menewaskan tujuh orang.
ADVERTISEMENT
Sementara di kubu oposisi, Partai Kongres, ada 52 anggota parlemen yang tersangkut kasus kriminal berat. Jika ditanya soal kasus-kasus yang menimpa mereka, para politisi ini malah mengatakan bahwa itu fitnah dari rival politik.
Mereka masih bisa maju jadi anggota parlemen karena belum divonis, hanya didakwa, dan hal ini diperbolehkan dalam undang-undang India. Berdasarkan UU India, larangan mencalonkan diri hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah divonis penjara dua tahun atau lebih.
Permasalahannya, vonis di India menurut Asosiasi Reformasi Demokrasi sangat lambat dijatuhkan karena banyaknya kasus yang ditangani. Dalam puluhan tahun terakhir, ada 30 juta kasus yang disidangkan oleh pengadilan India.
Kampanye PM India Narendra Modi pada pemilu India 2019 Foto: AFP/Diptendu Dutta
Jumlah anggota dewan dengan kasus kriminal di India bertambah setiap tahunnya. Pada pemilu 2004, jumlah mereka hanya 24 persen, meningkat jadi 33 persen pada 2009, naik lagi jadi 34 persen pada 2014, dan 43 persen di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Menurut pengamat, hal ini disebabkan oleh naiknya ongkos pemilu di India. Hal ini membuat partai menggaet orang-orang dengan latar belakang kriminal yang punya uang banyak dan kekuasaan.
"Orang-orang kuat berjanji merebut hati rakyat di daerah yang mereka pengaruhi, menggunakan senjata dan uang," kata Lennin Rasghuvanshi, koordinator di lembaga Serikat Rakyat untuk Kebebasan Sipil.