5 Alasan Singapura Dipilih sebagai Tempat Pertemuan Trump-Kim

11 Juni 2018 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Singapura (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Singapura (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sekitar sebulan yang lalu, tepatnya pada 10 Mei, Presiden AS Donald Trump, mengumumkan pertemuannya dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un akan dihelat di Singapura. Lantas mengapa pilihannya jatuh pada Negeri Singa tersebut?
ADVERTISEMENT
Negara kecil yang berada di antara Indonesia dan Malaysia itu dikenal akan kebersihannya, tujuan wisatanya yang megah, banyaknya pusat perbelanjaan, hingga aturan aneh seperti dilarang makan permen karet. Tapi bukan itu alasannya.
Berikut lima alasan yang mendasari dipilihnya Singapura sebagai tempat pertemuan Trump dan Kim Jong-un.
1. Tidak asing bagi Kim Jong-un
Singapura terletak di Asia, wilayah yang sama dengan Korea Utara. Menurut pengamat nuklir dan isu proliferasi di Royal United Services Institute Inggris, Tom Plant, hal ini menjadikan Singapura negara yang cocok untuk Pemimpin Korea Utara itu.
"Kim akan berada di wilayah yang tidak asing baginya. Tapi dia tidak akan merasa terlalu familiar," ujar Plant, dikutip dari Associated Press.
ADVERTISEMENT
2. Tidak jauh dari Korea Utara
Berlokasi sekitar 4.800 kilometer dari Pyongyang, Singapura dinilai memiliki jarak yang pas dibandingkan negara-negara di Eropa atau benua lain.
"Singapura tak sejauh Eropa, hal ini memungkinkan pesawat jet Kim untuk menuju ke sana tanpa harus transit," jelas peneliti Nah Liang Tuang dari Institut Ilmu Pertahanan dan Strategi Singapura.
"Selain itu Singapura juga tak sedekat itu agar tidak menimbulkan kesan Trump 'mengalah' karena jaraknya dari AS yang lebih jauh," lanjut dia.
Kim Jong Un dan PM Singapore Lee Hsien Loong. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong Un dan PM Singapore Lee Hsien Loong. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
3. Hubungan baik dengan AS dan Korut
Singapura memiliki hubungan baik dengan AS dan Korut.
Hubungan diplomasi Singapura dengan Korut telah terjalin sejak 1975. Korut juga memiliki Kedutaan Besar di pusat kota Singapura.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengusaha Korea Utara juga telah menjalin hubungan bisnis dengan sejumlah perusahaan di Singapura, walau kerja sama sempat terganggu karena sanksi dan embargo.
"Korut kemungkinan memiliki masalah protokol yang lebih kompleks (dibandingkan AS). Jadi adanya kedubes di tempat pertemuan merupakan suatu syarat (dari Korut)," kata Malcolm Cook dari Institut ISEAS-Yusof di Singapura.
Lee Hsien Loong dan Trump di KTT G20. (Foto: Reuters/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Lee Hsien Loong dan Trump di KTT G20. (Foto: Reuters/Carlos Barria)
Dengan AS, Singapura telah menjalin hubungan sejak 1966. Selain itu, sejumlah perusahaan besar AS seperti Google, Facebook, dan Airbnb, juga membangun kantor pusat di Singapura.
"Singapura telah menjadi teman baik bagi AS, di sisi lain Singapura juga secara hati-hati mencoba jadi teman bagi semuanya. Kini mereka telah meraih kepercayaan dunia," tutur David Adelman, mantan Dubes AS untuk Singapura.
ADVERTISEMENT
4. Sistem keamanan yang baik
Sejak meraih kemerdekaannya pada 1965, Singapura diakui berhasil dalam membangun sistem keamanannya. Dibandingkan negara tetangganya, Malaysia dan Indonesia, angka terorisme dan simpatisan ISIS di Singapura sangat kecil.
LSM Save The Children dalam daftar bertajuk 'End of Childhood 2018' juga menobatkan Singapura sebagai negara paling aman untuk tumbuh kembang anak di dunia.
"Ancaman yang menyerang anak-anak di negara lain, seperti perang, berada di level paling rendah, bahkan tidak ada," kata Direktur Regional Save The Children Asia, Hassan Noor Saadi saat mengomentari Singapura, dilansir Straits Times.
Selain itu, ancaman bentrokan sangat rendah sebab demonstrasi tidak bisa sembarangan dilakukan di Singapura. Aksi atau demo hanya bisa dilakukan di Taman Hong Lim.
Gurkha pengaman Kim Jong-un dan Donald Trump. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Gurkha pengaman Kim Jong-un dan Donald Trump. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
5. Tempat pertemuan bersejarah
ADVERTISEMENT
Trump dan Kim bukanlah tokoh negara pertama yang pernah menghelat pertemuan di Singapura.
Pada 2015, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou bertemu. Ini adalah pertemuan presiden kedua negara untuk pertama kalinya sejak didirikannya Republik Rakyat China pada 1949.
Sejumlah pertemuan regional juga sering digelar di Singapura. Di antaranya pertemuan ASEAN pada 2007 dan 2018, serta konferensi keamanan sejumlah negara seperti AS, China, dan Korsel yang telah diadakan sejak 2002.
Saksikan ulasan lengkap kumparan soal pertemuan Kim dan Trump di topik Kopdar Kim-Trump.