5 Fakta Insiden Bagi Sembako di Monas yang Tewaskan 2 Anak

3 Mei 2018 6:38 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembagian sembako di Monas. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembagian sembako di Monas. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
ADVERTISEMENT
Cerita kelam tercipta di acara bagi sembako di Monas yang dilakukan Forum Untukmu Indonesia (FUI) pada Sabtu (28/4). Dua anak di bawah umur, Mahesa Junaidi dan Adinda Rizki, diduga meninggal dunia saat berdesak-desakan berebut sembako.
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Sandi meminta aparat penegak hukum agar mengusut peristiwa tersebut.
“Untuk itu, kami sekarang sedang berkoordinasi dengan panitia untuk tindak lanjutnya dan bagaimana langkah tanggung jawab dari panitia atas kejadian yang telah terjadi. Sangat kita sayangkan,” ujar Sandi di Balai Kota, Jakarta, Senin, (30/4).
Sementara itu, Ketua panitia FUI David Revano Santosa menjelaskan acara bagi sembako di Monas itu didanai oleh internal FUI. Terkait insiden maut tersebut, Dave --sapaan David-- mengatakan pihaknya akan bertanggungjawab.
"Saya sudah bilang kan kalau saya sudah tanda tangan surat (Pemprov) bahwa saya bertanggung jawab atas apapun juga," terang Dave kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (1/5).
ADVERTISEMENT
Berikut lima fakta yang ada dalam peristiwa tersebut:
1. Polisi menyebut dua korban tewas berada di luar pagar.
Kapolrestro Jakarta Pusat Kombes Pol Roma Hutajulu mengatakan kedua korban tewas ditemukan bukan di lokasi acara. Ia memastikan acara di Monas berjalan dengan lancar.
"Bukan karena sembako. Karena kalau bagi sembako di dalam Monas aman, kondusif dan saya pantau langsung. Kalau yang bersangkutan (tewas) di luar (Monas)," kata Roma saat dikonfirmasi, Selasa (1/5).
Roma juga menuturkan Mahesa meninggal diduga karena sakit. "Sempat ditolong dan dibawa ke RSUD Tarakan sampai akhirnya meninggal," imbuhnya.
2. Korban Mahesa datang tanpa didampingi orang tua.
Suasana pembagian sembako di Monas. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembagian sembako di Monas. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
Salah satu korban, Mahesa, tinggal di RT 004/ RW 11, Pademangan Barat, Jakarta Utara. Ketua RT setempat, Muslimin (74), mengatakan Mahesa pergi ke Monas tanpa pengawasan orang tuanya.
ADVERTISEMENT
“Dia pergi sama rekannya, hari Sabtu pagi jam 9 sama si Akmal (teman mengaji). Naik bus pergi ke Monas, tidak didampingi orang tuanya,” ucap Muslimin di kediamannya, Selasa (1/5).
Sekitar pukul 16.00 WIB, orang tua Mahesa yang khawatir karena anaknya tak kunjung pulang lantas mencari di Monas. Namun mereka mendapat kabar bahwa Mahesa dibawa ke RS Tarakan, Jakarta Pusat.
“Sampai di sana, sekitar pukul 22.00 WIB, mereka menemui putranya sudah dalam keadaan tak bernyawa. Memang banyak korban di sana,” kata Muslimin.
3. Korban Rizki tewas terhimpit.
bu Komariyah dan kuasa hukum di Bareskrim. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
bu Komariyah dan kuasa hukum di Bareskrim. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Berbeda dengan Mahesa, korban Rizki datang bersama ibunya bernama Komariyah yang mendapatkan 3 kupon. Banyaknya massa yang mengantre membuat Komariah dan Rizki yang menderita down syndrom terdorong dari depan dan belakang.
ADVERTISEMENT
Kuasa hukum Komariah, Muhammad Fayyadh, mengatakan hal tersebut menyebabkan Rizki terhimpit. Rizki juga sempat terjatuh dan sempat terinjak massa.
“Ibu Kokom (sapaan Komariah) kemudian menarik ke luar Rizki ke bawah pohon. Rizki saat itu sudah muntah-muntah dan kejang-kejang, Ibu Kokom mencari bantuan ke panitia, namun ia tidak mendapatkanya, lantaran sibuk,” terang Fayyadh.
4. Kapolda Metro Jaya bentuk tim khusus untuk usut kasus tersebut.
Irjen Pol Idham Azis (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Irjen Pol Idham Azis (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
Polda Metro Jaya menyatakan masih menyelidiki kasus tewasnya dua anak tersebut. Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis menuturkan belum bisa memastikan kedua korban tewas akibat acara bagi-bagi sembako atau bukan.
Untuk mengusut kasus tersebut, Idham mengatakan telah membentuk tim khusus.
"Saya sudah bentuk tim untuk menangani kasus itu. Dirkrimum yang lakukan investigasi," kata Idham di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (2/5).
ADVERTISEMENT
5. Ibu korban diberi uang Rp 5 juta agar tak bicara kepada media.
Ibu korban Rizki, Komariah, mendapatkan uang Rp 5 juta dari sejumlah orang yang menamakan diri relawan Merah Putih. Kuasa Hukum Komariah, Muhammad Fayyadh, mengatakan uang tersebut dinamai mereka sebagai uang bela sungkawa.
Namun, di balik itu, relawan meminta agar keluarga Rizki tak bercerita kepada media tentang kronologi tewasnya sang putra.
“Karena sudah banyak media tahu, maka saya sampaikan secara resmi. Memang uang tersebut diberikan oleh relawan Merah Putih, sambil berpesan agar tidak menyampaikan kronologi kejadian kepada wartawan,” terang Fayyadh di Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).