5 Fakta soal Meledaknya Kapal Dishub DKI di Kepulauan Seribu

23 April 2018 6:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penanganan korban kapal meledak di RSUD Koja. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penanganan korban kapal meledak di RSUD Koja. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kapal milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta meledak di perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Minggu (22/4) pagi. Sejatinya, kapal yang memuat 47 penumpang itu, hendak pulang menuju Dermaga Marina, Ancol, usai berkunjung ke Pulau Panggang.
ADVERTISEMENT
Saat masih berlabuh di dermaga, terdapat sembilan penumpang lain yang masih belum berada di kapal. Ketika mereka menaiki anak tangga, ledakan seketika terjadi dan mengakibatkan sembilan penumpang itu mengalami luka di bagian kepala, kaki, hingga luka bakar.
Para korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pramuka. Namun, lantaran alat medis yang tersedia tidak lengkap, lima korban di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara.
Direktur Utama RSUD Koja, dr Theryoto, menyebut, setidaknya kelima korban yang masih dirawat saat ini, mengalami ragam luka dengan keluhan berbeda. Dua di antaranya mengalami luka bakar.
"Ini ada dua dengan luka bakar yang lebih kurang sekitar 20 persen, satu lagi dengan trauma dada, satu trauma kaki, terus satu trauma kepala. Jadi masing-masing itu istilahnya punya masa penyembuhannya yang mungkin dari kondisi trauma kepala tidak terlalu berat mungkin satu, atau dua hari juga sudah bisa pulang," ujar Theryoto di RSUD Koja, Minggu (22/4).
Pasien ledakan kapal sudah diijinkan pulang. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasien ledakan kapal sudah diijinkan pulang. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Berikut kumparan (kumparan.com) lima fakta terkait insiden ini.
ADVERTISEMENT
1. Diduga terjadi dua kali ledakan
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menyebutkan, ledakan terjadi di bagian belakang badan kapal. Salah satu korban, Didi (49), menceritakan detik-detik saat ledakan terjadi.
“Ada ledakan, satu atau dua kali. Saya enggak ingat,” ujar Didi saat bercerita kepada kumparan di RSUD Koja, Minggu.
Saat itu, Didi sedang berjalan menaiki kapal. Dan di saat itu pula, kapal tersebut meledak dan membuatnya terlempar sekitar dua meter.
“Saat itu 'kan kita mau naik kapal. Sempat pingsan. Banyak juga yang pingsan,” tuturnya.
Penanganan korban kapal meledak di RSUD Koja. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penanganan korban kapal meledak di RSUD Koja. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
2. Kapal biasa digunakan untuk mengangkut siswa sekolah
Kapal ini diketahui mengangkut Unit Pengelola (UP) Perparkiran. Menurut Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Victor Siagian, kapal itu biasa digunakan untuk mengangkut siswa sekolah.
ADVERTISEMENT
Sebelum meledak, mesin dihidupkan petugas. Namun, berselang 5-10 detik kemudian, terjadi ledakan dari bagian belakang kapal yang menjadi tempat masuknya penumpang.
Kapal Dishub meledak di Kepulauan Seribu. (Foto: Dok. Damkar Jakarta Utara)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Dishub meledak di Kepulauan Seribu. (Foto: Dok. Damkar Jakarta Utara)
"Sekitar pukul 10.20 WIB, Kapal tersebut hendak kembali ke pulau Pramuka setelah mengantar penumpang ke Pulau Panggang. Tiba-tiba kapal mengalami ledakan di bagian mesin," kata AKBP Victor Siagian kepada kumparan, Minggu.
3. Kapal diproduksi pada 2016
Usia kapal itu diduga masih tergolong muda, yakni diproduksi tahun 2016. Sementara, perawatan kapal juga dilakukan dengan di-docking (perawatan skala besar) setahun sekali. Oleh karena itu, Dishub DKI akan menginvestigasi menyeluruh terkait insiden ledakan ini.
“Investigasi tidak hanya menyangkut kondisi kapal, tapi juga kondisi dermaga saat kapal sandar. Karena jenis kapal ini mesinnya, mesin luar jadi ada listrik statis juga bisa pemicu timbulkan ledakan,” kata Sigit.
Kapal Dishub meledak di Kepulauan Seribu. (Foto: Dok. Damkar Jakarta Utara)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Dishub meledak di Kepulauan Seribu. (Foto: Dok. Damkar Jakarta Utara)
4. Ada bocah berumur enam tahun ikut jadi korban
ADVERTISEMENT
Salah satu korban ledakan kapal itu adalah bocah berusia enam tahun bernama Rafael. Ia merupakan anak dari Anton, anggota Dishub yang menjabat Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Sarana dan Prasarana.
Kehadiran Rafael pun menjadi janggal. Pasalnya, Sigit menuturkan, perjalanan anak buahnya ke Kepulauan Seribu bukan untuk rekreasi, melainkan untuk pembinaan anggota.
Kapal Dishub meledak di Kepulauan Seribu. (Foto: Dok. Damkar Jakarta Utara)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Dishub meledak di Kepulauan Seribu. (Foto: Dok. Damkar Jakarta Utara)
“Bukan. Bukan liburan. Pembinaan, sebagai suatu organisasi besar, kita ada yang namanya pembinaan. Apalagi, petugas lapangan, yang setiap hari ditemui hal-hal yang cukup keras di jalan, maka kita berikan materi, pelatihan dan kemampuan terkait pengaturan lalin (lalu-lintas), pada situasi yang berbeda,” ujar Sigit di RSUD Koja, Jakarta Utara, Minggu.
“Ini lagi kita cek, harusnya sih tidak ada keluarga yang ikut. Ini lagi kita cek,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
5. Pemprov DKI minta angkutan laut Dishub diaudit
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menunggu hasil investigasi penyebab meledaknya kapal itu. Seraya menunggu, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno memerintahkan Dishub DKI untuk mengaudit seluruh angkutan laut yang dimiliki pihaknya.
"Jadi perintah saya, kepada Kadishub, libatkan ahli-ahli, libatkan pihak kredibel, untuk melakukan audit untuk semua kapal dan angkutan infrastruktur yang ada di lingkungan di Dishub. Karena kita juga ingin pastikan kelayakan dan keamanan daripada moda transportasi laut," ujar Sandi usai menjenguk korban kapal di Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara, Minggu.
Kapal Dishub meledak di Kepulauan Seribu. (Foto: Dok. Damkar Jakarta Utara)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Dishub meledak di Kepulauan Seribu. (Foto: Dok. Damkar Jakarta Utara)
Sandi menyebut, tindakan ini dilakukan agar menghindari kejadian serupa. Dia menginginkan seluruh moda transportasi laut laik dan aman digunakan untuk masyarakat.
ADVERTISEMENT
Terlebih, tutur Sandi, saat ini pihaknya sedang menggenjot Kepulauan Seribu untuk menjadi destinasi wisata. Dia menegaskan, sebelum investigasi rampung, ia tak ingin berspekulasi mengenai penyebab terjadinya ledakan tersebut.
"Kita ingin juga, yang nanti dipakai masyarakat rutin untuk memberikan pelayanan transportasi laut, juga dalam keadaan prima, layak dan tidak ada potensi untuk kecelakaan atau musibah lainnya," kata Sandi.