5 Ibu di Lombok Berjuang Melahirkan di Tenda Pengungsian Gempa

31 Juli 2018 8:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban gempa bumi beristirahat di tenda darurat pengungsi, Desa Sajang, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada skala richter memakan korban 15 orang tewas, 162 orang luka-luka serta ratusan rumah hancur. (Foto: ANTARAFOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Korban gempa bumi beristirahat di tenda darurat pengungsi, Desa Sajang, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada skala richter memakan korban 15 orang tewas, 162 orang luka-luka serta ratusan rumah hancur. (Foto: ANTARAFOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah duka masyarakat Lombok akibat gempa 6,4 magnitudo yang mengguncang dua hari lalu, lima perempuan tengah berjuang melahirkan di tenda posko bencana gempa, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Selasa (31/7).
ADVERTISEMENT
Salah seorang bidan yang turut menangani, Dwi Maida Suparina, menyebut 5 perempuan dengan usia kehamilan 9 bulan itu dibawa ke posko bencana gempa karena ruang Unit Gawat Darurat Puskesmas Sembalun hancur akibat gempa.
"Dari lima orang itu, satu orang sudah melahirkan bayinya dalam keadaan sehat. Empat ibu lainnya masih ada yang bukaan 1, bukaan 2, bukaan 3, dan bukaan 7. Kondisi yang bukaan 2 dan 3 sudah keluar air banyak," kata Dwi seperti dilansir Antara Selasa pagi, (31/7).
Lebih lanjut, Dwi menambahkan ibu-ibu itu dibawa ke posko secara bertahap oleh petugas medis.
"Ada yang dibawa kemarin (Senin), dan ada yang dibawa dini hari tadi," ujar bidan yang biasa bertugas di Puskesmas Sembalun ini.
ADVERTISEMENT
Lima orang ibu yang sudah dan tengah berjuang melahirkan bayinya tersebut juga mendapat pertolongan dari dokter Public Service Center 119 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, yang bertugas di Posko Bencana Gempa Sembalun.
Dokter Anita Rahman mengaku terus melakukan observasi terhadap kondisi empat orang ibu yang segera melahirkan. Ada beberapa yang sudah keluar air banyak sehingga dipertimbangkan untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat.
"Kami tidak berani mengambil tindakan memberi perangsang karena itu harus dilakukan minimal di puskesmas dengan peralatan memadai. Jadi kemungkinan akan dirujuk ke rumah sakit," katanya.
Untuk sementara waktu, puskesmas tidak digunakan merawat warga karena masih sering terjadinya gempa susulan. Tembok puskesmas dikhawatirkan roboh.