5 Ilmuwan Islam Dunia yang Tak Kalah dari Hawking

14 Maret 2018 18:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilmuwan Islam dunia yang tak kalah dari Hawking (Foto: Instagram @prof.dr.azizsancar @inspiringiranians Dok. The Habibie Center)
zoom-in-whitePerbesar
Ilmuwan Islam dunia yang tak kalah dari Hawking (Foto: Instagram @prof.dr.azizsancar @inspiringiranians Dok. The Habibie Center)
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan dunia memiliki peran yang besar bagi kehidupan manusia saat ini. Sejumlah penemuan mereka dapat memudahkan kehidupan kita masa kini.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja Stephen Hawking yang terkenal karena penelitiannya soal lubang hitam serta teori mengenai ruang dan waktu. Dia terkenal sebagai salah satu orang terpintar dunia yang menyibak rahasia semesta.
Ilmuwan asal Inggris ini juga mengaku tak percaya Tuhan. Hawking meninggal dunia hari ini.
Selain Hawking yang ateis, terdapat banyak ilmuwan beragama Islam yang berpengaruh pada dunia dan tak kalah hebatnya dengan Stephen Hawking. Seperti para ilmuwan-ilmuwan besar yang kumparan (kumparan.com) rangkum untuk Anda.
1. Terry Mart
Terry Mart merupakan ilmuwan fisika yang mengajar di Universitas Indonesia. Pria kelahiran Palembang, 3 Maret 1965 ini, mengenyam pendidikan S1 di Universitas Indonesia lulus dengan cumlaude pada 1988 dan mengambil S3 di Universitat Mainz, Jerman dan lulus cum laude pada 1996.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh Terry Mart sebagian besar adalah mengenai elektromagnetik dari keanehan pada nukleon dan inti atom, sifat resonansi nukleon, produksi hypertriton dan hypernuclei, dan sifat dari materi bintang neutron.
Pria berusia 53 tahun ini sudah banyak meraih penghargaan diantaranya Penghargaan Habibie Award (2001), Dosen berprestasi III UI (2004), Leading Scientist dari COMSTECH/Organisasi Konferensi Islam (2008), Ganesa Widya Jasa Adiutama ITB (2009), Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa dari Departemen Pendidikan Nasional (2009), dan Excellent Researcher dari SEA EU NET (2009).
2. Cumrun Vafa
Cumrun Vafa. (Foto: Instagram @inspiringiranians )
zoom-in-whitePerbesar
Cumrun Vafa. (Foto: Instagram @inspiringiranians )
Nama Cumrun Vafa melejit di 2008, setelah ia menerima Dirac Medal, sebuah penghargaan paling bergengsi di kalangan ilmuwan. Pria asal Teheran, Iran ini dianggap memberikan terobosan penting atas studi fisika matematis lewat teori String dan objek astrofisika lubang hitam (Black Hole).
ADVERTISEMENT
Melalui teori String dan Geometri, Vafa mencermati gejala misterius astrofisika Black Hole di alam semesta. Teori Black Hole merupakan buah karya ilmuwan jenius Stephen Hawking.
Pria kelahiran 1960 ini sepanjang karier akademiknya sudah mendapat berbagai macam penghargaan fisika dan matematika.
Ia membagikan ilmunya dengan mengajar di Harvard sebagai profesor besar ilmu sains sejak 2003. Tak hanya itu ia juga aktif sebagai komisaris di Network of Iranians for Knowledge and Innovation (NIKI), organisasi non-pemerintah digagas para akademisi Iran yang tersebar di AS dan Eropa.
3. BJ Habibie
BJ Habibie di kediamannya di Kuningan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
BJ Habibie di kediamannya di Kuningan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Pemilik nama lengkap Bacharuddin Jusuf adalah ilmuwan asal Indonesia. Presiden ke-3 Indonesia itu diakui kehebatannya di dunia penerbangan.
Kejeniusan Habibie mengantarkannya menjadi penemu faktor Habibie yang diakui dunia. Habibie diakui lembaga International diantaranya: Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).
ADVERTISEMENT
Beragam peghargaan sudah diraih oleh pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan ini. Salah satunya pada 2016, Habibie mendapatkan penghargaan Theodore Van Karman Award dan Edward Warner Award.
Pada penghargaan Edward Warner Award, Habibie menjadi orang Asia satu-satunya yang mendapatkan penghargaan tersebut karena kontribusinya pada pembangunan pesawat N-250.
4. Aziz Sancar
Aziz Sancar adalah ilmuwan Turki yang di masa mudanya menjadi pemain sepakbola. Dia menemukan cara memperbaiki DNA. Pada 7 Oktober 2015, Sancar berhasil mendapatkan penghargaan nobel atas karyanya bersama Tomas Lindahl dan Paul L. Modrich yang berkaitan dengan metode pemulihan DNA (DNA repair) secara mekanistik.
Sancar juga membagikan ilmunya kepada generasi muda dengan menjadi Profesor Biokimia dan Biofisika di University of North Carolina School of Medicine dan anggota dari UNC Lineberger Comprehensive Cancer Center.
ADVERTISEMENT
Ia juga merupakan co-founder Aziz & Gwen Sancar Foundation, yang merupakan organisasi non-profit untuk mempromosikan budaya Turki dan untuk mendukung mahasiswa Turki di Amerika Serikat.
5. Maryam Mirzakhani
Maryam Mirzakhani adalah seorang ilmuwan matematika asal Iran. Namanya mulai dikenal dunia internasional setelah memenangkan medali emas di Olimpiade Matematika Internasional 1994.
Maryam saat masih duduk di bangku sekolah, menjadi satu-satunya siswi Iran yang mendapat nilai sempurna di Olimpiade Toronto. Ia juga menjadi wanita pertama yang sekaligus orang Iran pertama yang memenangkan Field Medal.
Wanita kelahiran tahun 1977 ini telah memberikan banyak sumbangan untuk teori ruang moduli permukaan Riemann. Kini ia menjadi seorang dosen matematika di Universitas Stanford.
ADVERTISEMENT