5 Pendukung Capres 01 di Bali Jalani Terapi Depresi karena Pilpres

24 April 2019 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter psikater RSUD Wangaya I Gusti Rai Putra Wiraguna di Rumah Berdaya, Jalan Raya Sesetan, Denpasar, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dokter psikater RSUD Wangaya I Gusti Rai Putra Wiraguna di Rumah Berdaya, Jalan Raya Sesetan, Denpasar, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebanyak lima orang pendukung capres 01 Jokowi-Ma'ruf Amin menjalani terapi depresi ringan di rumah sakit dan praktik klinik psikiater di Bali. Para pendukung ini merasa depresi terhadap pemilu dan hasil penghitungan suara sementara.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh dokter psikater di RSUD Wangaya I Gusti Rai Putra Wiraguna di Rumah Berdaya,Jalan Raya Sesetan, Denpasar, Bali, Rabu (24/). Gusti melakukan proses terapi cegah depresi pada lima orang itu.
"Pokoknya korban pemilu deh, kebanyakan pendukung 01, enggak tahu juga mengapa. Saking fanatik terhadap calon, saya tangani di RSUD Wangaya ada 2 orang, di praktik (klinik di rumah) ada 3 orang, " kata dia kepada wartawan.
Para pendukung ini mulai menjalani terapi depresi setelah masa pencoblosan berlangsung. Tanda-tanda depresi sebenarnya sudah muncul sebelum pencoblosan dimulai.
Gusti mengatakan lima orang itu mengaku cemas karena melihat sejumlah pemberitaan mengenai klaim kemenangan paslon 01 dan paslon 02, sejumlah berita hoaks, hingga perang komentar di media sosial.
Ilustrasi depresi. Foto: Pixabay
Di antara para pendukung ini malah sampai ada yang izin cuti dari pekerjaannya. Gusti mengatakan mereka cuti demi bisa melototi televisi atau media sosial. Tujuannya adalah mengikuti perkembangan hasil suara pilpres.
ADVERTISEMENT
Para pendukung ini, kata Gusti, juga keranjingan media sosial. Di media sosial, mereka curhat soal adanya akun provokatif yang selalu membahas soal pilpres.
Gusti mengatakan, saat berkonsultasi, para pendukung ini memang sudah memiliki tanda-tanda depresi. Hal itu dilihat secara fisik pasiennya. Di antaranya, terkena maag, pusing, mulai sensitif dan cepat tersinggung.
Ilustrasi Depresi Foto: Helmi Afandi/kumparan
"Secara umum mulai ada distres, ngopi lebih banyak. Artinya enggak nyaman dengan diri sendiri dan mulai mencari kenyamanan di luar diri. Kedua, mulai terganggu aktivitas harian, perasaan lebih melow daripada sebelumnya, nonton televisi bisa sedih," kata dia.
Gusti memprediksi jumlah orang yang konsultasi depresi akibat pemilu ini bisa saja terus semakin meningkat. Dibandingkan tahun 2014, jumlah pasien konsultasi depresi tahun ini lebih banyak. Tahun 2014, hanya ada dua pendukung yang menjalani terapi depresi.
ADVERTISEMENT
Gusti mengatakan cara menyembuhkan gejala depresi sebenarnya cukup sederhana, yaitu puasa menonton televisi yang berhubungan dengan acara pilpres dan menyetop akses media sosial.
"Saya suruh puasa medsos, yang menang biarlah menang, dan konsumsi obat," kata dia.